dikembangkan melalui belajar untuk memecahkan masalah-masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, dan yang telah berjalan cukup baik untuk
dipandang saja dan oleh karena itu, diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memandang, berpikir, dan merasa dalam
kaitannya dengan masalah-masalah tersebut Sutrisno, 2010:9-10.
II.1.2.3 Fungsi Budaya Organisasi
Fungsi dari budaya organisasi diperlukan dalam suatu organisasi sebagai kontrol atas perilaku para karyawan yang dapat mempersatukan seluruh anggota
karyawan dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Dari sisi fungsi, budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi yaitu pertama sebagai suatu peran
pembeda antar organisasi lain, kedua membawa suatu rasa identitas bagi anggota- anggota organisasi, ketiga mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada
sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan individual, keempat untuk meningkatkan kemantapan sistem sosial Sutrisno, 2010:10-11.
Robbins mengatakan bahwa fungsi budaya organisasi adalah sebagai berikut: 1. Berperan sebagai tapal batas, yang secara jelas membedakan suatu organisasi
dengan organisasi lain. 2. Sebagai identitas bagi anggota
3. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas 4. Memantapkan sistem sosial yang membantu mempersatukan organisasi.
5. Sebagai pemandu dalam membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Ardana dkk, 2008:174. Robert Kreitner dan Angelo Kinicki 2005: 83-86 mengatakan empat fungsi
budaya organisasi seperti berikut: 1. Memberikan identitas organisasi kepada karyawan
2. Memudahkan komitmen kolektif 3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial
4. Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaannya.
II.1.2.4 Wujud Budaya Organisasi
Bagi sebagian peneliti, budaya organisasi dapat dianalisis dalam berbagai wujud atau tingkatan levels. Pada tingkatan teratas, budaya organisasi akan
berwujud sebagai fenomena yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan ketika seseorang berinteraksi dalam suatu organisasi. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya berdasarkan tata
Universitas Sumatera Utara
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Di tingkat berikutnya wujud budaya organisasi berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak,
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud ini biasanya disebut sebagai wujud gagasan. Di tingkatan yang paling dalam, budaya organisasi berwujud asumsi-asumsi dasar
anggota organisasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan dalam organisasi.
Lewis yang dikutip oleh Octa Melia Jalal dalam Ardana, 2008:172 mengelompokkan budaya organisasi ini menjadi empat:
1. Simbol-simbol terdiri dari logo, slogan, upacara-upacara, cerita-cerita yang
sering disampaikan orang dalam organisasi tersebut. 2.
Proses, merupakan metode organisasi untuk melaksanakan tugasnya, seperti jalur pertanggungjawaban, desain pekerjaan, strategi manajemen dalam
mengambil keputusan, jalur komunikasi resmi, dan peraturan-peraturan tentang pertemuan.
3. Format, merupakan benda-benda yang bisa langsung observasi, seperti desain
bangunan, tata letak ruang, furniture, dokumen-dokumen resmi, pidato-pidato. 4.
Perilaku, merupakan manifestasi simbol-simbol, proses dan format yang ada di organisasi.
II.1.2.5 Cara-Cara Mempelajari Budaya Organisasi