Cara-Cara Mempelajari Budaya Organisasi

kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati dan didokumentasikan. Di tingkat berikutnya wujud budaya organisasi berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud ini biasanya disebut sebagai wujud gagasan. Di tingkatan yang paling dalam, budaya organisasi berwujud asumsi-asumsi dasar anggota organisasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan dalam organisasi. Lewis yang dikutip oleh Octa Melia Jalal dalam Ardana, 2008:172 mengelompokkan budaya organisasi ini menjadi empat: 1. Simbol-simbol terdiri dari logo, slogan, upacara-upacara, cerita-cerita yang sering disampaikan orang dalam organisasi tersebut. 2. Proses, merupakan metode organisasi untuk melaksanakan tugasnya, seperti jalur pertanggungjawaban, desain pekerjaan, strategi manajemen dalam mengambil keputusan, jalur komunikasi resmi, dan peraturan-peraturan tentang pertemuan. 3. Format, merupakan benda-benda yang bisa langsung observasi, seperti desain bangunan, tata letak ruang, furniture, dokumen-dokumen resmi, pidato-pidato. 4. Perilaku, merupakan manifestasi simbol-simbol, proses dan format yang ada di organisasi.

II.1.2.5 Cara-Cara Mempelajari Budaya Organisasi

Budaya organisasi tidak muncul dan dipahami begitu saja oleh setiap anggota organisasi. Budaya organisasi dapat diketahui oleh para anggota organisasi dengan berbagai macam cara, seperti yang diuraikan Robbins dan Coulter di bawah ini: 1. Cerita. Pendongeng organisasi dalam hal ini kalangan eksekutif senior menjelaskan warisan perusahaan dan menampilkan cerita sebagai wujud penghargaan terhadap orang yang telah melakukan sesuatu 2. Ritual, setiap organisasi biasanya memiliki corak ritual sendiri-sendiri dan terkadang sudah mengakar serta menjadi bagian hidup suatu organisasi. Deretan kegiatan yang berulang yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi. 3. SimbolLambang materi, seperti pakaian seragam, tata letak kantor, tipe mobil yang diberikan, dan atribut fisik lain yang dapat diamati merupakan unsur penting budaya organisasi. 4. Bahasa. Banyak organisasi dan unit di dalam organisasi memakai bahasa sebagai cara untuk mengidentifikasi budaya Ardana dkk, 2008:177. Cara lain yang dapat dilakukan untuk mempelajari budaya organisasi ialah sosialisasi budaya organisasi. Melalui sosialisasi budaya organisasi strategi dalam Universitas Sumatera Utara pelaksanaan budaya yang homogen di organisasi dapat dilakukan dengan baik. Hal- hal yang dianggap memberi pengaruh buruk pada karyawan akan diarahkan agar memberikan pengaruh baik, sehingga hasil dari tindakan ini akan memberikan kondisi yang paling ideal yang harus dilakukan oleh seluruh anggota organisasi Sutrisno, 2010:29. Sosialisasi mencakup suatu kegiatan dimana anggota organisasi mempelajari seluk-beluk organisasi dan bagaimana mereka harus berinteraksi dan berkomunikasi diantara anggota organisasi untuk menjalankan semua aktivitas organisasi. Oleh karena itu, organisasi harus mampu mengajak karyawan terutama karyawan baru untuk melakukan penyesuaian terhadap budaya organisasi yang menjadi pedoman dalam pencapaian kinerja yang tinggi. Tujuan dilaksanakannya sosialisasi terhadap anggota organisasi adalah: 1. Membentuk suatu sikap dasar, kebiasaan dan nilai-nilai yang dapat memupuk kerja sama, integritas dan komunikasi dalam organisasi. 2. Memperkenalkan budaya organisasi dengan anggota organisasi. 3. Meningkatkan komitmen dan daya inovasi karyawan terhadap organisasi Sutrisno, 2010:31. II.1.2.6 Pembentukan Budaya Organisasi Meskipun pembentukan budaya organisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun secara umum melibatkan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Seorang pendiri mempunyai ide untuk mendirikan organisasi baru. 2. Pendiri menerima orang-orang kunci dan menciptakan kelompok inti yang memiliki kesamaan visi. 3. Kelompok inti bergerak merealisasikan ide dan melengkapi segala sesuatu sehingga organisasi bisa berjalan dengan baik, dengan mencari dana, memperoleh hak paten, badan hukum, menentukan tempat usaha, dan sebagainya. 4. Pendiri dan kelompok inti secara bersama membangun kebiasaan yang bertujuan untuk membangun dan membesarkan organisasi dengan kebiasan positif dan produktif. 5. Pembiasaan positif berjalan terus sehingga menjadi sesuatu yang inheren dengan gerak dan tingkah laku seluruh organisasi sehingga tanpa disadari kebiasaan- kebiasaan itu telah melembaga menjadi budaya organisasi Wahjono, 2010: 36-37. Hal yang tak kalah penting dalam mempertahankan budaya organisasi dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Seleksi karyawan baru, dengan upaya yang cermat maka dapat diharapkan organisasi bisa mendapatkan sumber daya yang cocok dengan visi pendiri atau yang mempunyai potensi pengembangan diri yang besar. Universitas Sumatera Utara 2. Tindakan manajemen puncak mempunyai dampak yang besar pada budaya organisasi. Lewat apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka berperilaku akan menegakkan norma-norma yang mengalir ke bawah sepanjang organisasi. 3. Penempatan kerja, yang didahului dengan pelatihan mendalam maka diharapkan sumber daya manusia yang baru masuk mempunyai sikap disiplin yang tinggi. 4. Penguasaan kerja, akan didapatkan setelah memasuki masa kerja yang cukup dan pada saat itu diharapkan kebiasaan positif telah berubah dan bertransformasi melalui internalisasi sehingga membentuk budaya individual yang sesuai dengan budaya organisasi Wahjono, 2010:37-38. II.1.3 Penelitian Terdahulu Mengenai Budaya Organisasi 1. Judul: Budaya organisasi berdasarkan teori hofstede studi pada rumah sakit Banyumanik Semarang, disusun oleh Ivo Maharnika Program Studi Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk memotret budaya yang terjadi dalam Rumah Sakit Banyumanik RSB dilihat dari dimensi-dimensi teori Hofstede yang kemudian mengulas kesesuaian antara budaya yang dilakukan oleh karyawan dengan pengharapan manajemen. Tujuan bermuara pada saran-saran praktis yang ditujukan bagi manajemen untuk pengembangan RSB berdasarakan kesenjangan budaya yang ada. Penelitian ini melihat dimensi-dimensi yang akan dipaparkan oleh Hofstede. Dimensi pertama ialah tentang bagaimana kebiasaan karyawan dalam penyelesaian pekerjaan, apakah berorientasi result hasil atau process proses?. Kedua, tentang bagaimana manajemen melihat karyawannya, apakah berorientasi dalam konteks job pekerjaan semata atau sebagai employee karyawan seutuhnya. Ketiga mengenai pengikatan diri karyawan terhadap perusahaan, apakah mengarah pada system parochial atau profesionali?. Keempat, tentang pola komunikasi orang-orang RSB, apakah tergolong terbuka atau tertutup?. Kelima, adalah sistem penegakan aturan dalam RSB, apakah loose system sistemnya longgar atau tight ketat?. Dimensi terakhir mengenai pendekatan marketing, apakah polanya mengarah pada tipe pragmatif atau normativ?. 2. Judul: Pengaruh budaya organisasi dan insentif terhadap kinerja staf rekam medik rumah sakit umum pusat H. Adam Malik Medan tahun 2008, disusun oleh Juneta Zebua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara, tahun 2009. Universitas Sumatera Utara Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial budaya organisasi dan insentif terhadap kinerja staf di unit rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan teori budaya organisasi dan pembentukan budaya organisasi oleh Robbins, nilai-nilai dalam budaya organisasi, dan budaya kuat, lemah dan budaya adaptif. Budaya organisasi yang secara operasional dalam penelitian ini ialah prinsip-prinsip yang diyakini baik dan benar untuk mencapai tujuan, yang dipedomi secara bersama oleh seluruh individu pada rumah sakit dalam melaksanakan kegiatan bekerja. Indikator dalam budaya organisasi yang dipakai ialah proaktif, unggul, kerjasama tim, inovasi dan tanggung jawab. Hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menemukan bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan parsial budaya organisasi dan insentif terhadap kinerja staf rekam medik di RSUP H. Adam Malik Medan, demikian halnya dengan secara simultan, juga ditemukan pengaruh signifikan budaya organisasi dan insentif terhadap kinerja staf rekam medik di RSUP H. Adam Malik Medan. 3. Judul: Peran budaya organisasi studi ekplorasi pada PT. Simoplas Simongan Plastic Factory Semarang disusun oleh Onedy Ariwibowo, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran budaya organisasi yang ada didalam suatu organisasi, serta menemukan solusi pemecahan permasalahan organisasi. Penelitian ini menggunakan teori budaya organisasi Wirawan dengan variabel dalam penelitian ini ialah kepemimpinan, norma dan praktek, cerita dan tokoh, tradisi dan ritual, symbol atau lambang organisasi. Penelitian terhadap peran budaya organisasi dimulai dari mengidentifikasi persepsi karyawan mengenai budaya organisasi, kemudian mengidentifikasi peran budaya organisasi, serta mengidentifikasi nilai-nilai budaya organisasi. Penelitian ini melihat peran budaya organisasi sebagai identitas organisasi, alat menyatukan organisasi, reduksi konflik, komitmen anggota organisasi, reduksi ketidakpastian, sebagai alat menciptakan konsistensi, sebagai motivasi, kinerja organisasi, keselamatan kerja, dan berperan sebagai keunggulan kompetitif. Budaya organisasi pada mulanya akan dipengaruhi oleh budaya sekitar dari para anggota organisasi dan pada akhirnya budaya organisasi menunjukan kepribadian dari organisasi. Universitas Sumatera Utara Dari ketiga contoh penelitian serta berbagai teori budaya organisasi yang peneliti paparkan seperti diatas, peneliti melihat tidak adanya penelitian budaya organisasi berdasarkan perspektif ilmu komunikasi. Maka dari hal ini, peneliti ingin meneliti budaya organisasi menurut perspektif ilmu komunikasi dengan menggunakan teori budaya organisasi berdasarkan penelitian Clifford Geertz, Michael Pacanowsky dan Nick O’Donnell-Trujillo.

II.1.3 Teori Budaya Organisasi Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo

Dokumen yang terkait

Budaya Organisasi Yang Diterapkan Oleh PT. Pupuk Iskandar Muda Kantor Pemasaran Wilayah Sumatera Utara

21 464 61

Penerapan Simbol Budaya Organisasi Dan Efektivitas Organisasi (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Penerapan Simbol Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Organisasi Pers Mahasiswa Suara USU)

1 86 135

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Kantor Wilayah Sumatera Utara Medan

11 141 108

Pengaruh Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Medan

4 80 119

Pengaruh Budaya Kerja dan Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian Operasi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Belawan, Sumatera Utara

3 72 119

Simbol dalam Budaya Jawa

0 0 6

Aneka Simbol dalam Budaya Jawa

0 0 11

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori - Pemahaman Karyawan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Organisasi (Studi Deskriptif Tentang Pemahaman Karyawan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Organisasi di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara).

0 2 24

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - Pemahaman Karyawan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Organisasi (Studi Deskriptif Tentang Pemahaman Karyawan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Organisasi di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara).

0 0 6

SIMBOL-SIMBOL KOMUNIKASI PENGAMEN JALANAN (Studi Deskriptif Simbol-Simbol Komunikasi Verbal-Nonverbal Oleh Pengamen Jalanan Kota Cilegon) - FISIP Untirta Repository

0 1 167