40 Dari  gambar  tersebut  dapat  diuraikan  bahwa  tindakan  penelitian  kelas
untuk  meningkatkan  kemampuan  berbahasa  Jawa,  dimulai  dari  perencanaan, pelaksanaan,  pengamatan  dan  dilanjutkan  dengan  refleksi.  Apabila  pada  akhir
refleksi masih dirasa belum maksimal hasilnya, maka guru harus melakukan revisi perencanaan pada tindakan untuk  siklus  selanjutnya.  Adapun proses  pelaksanaan
penelitian  tindakan  kelas  model  Kemmis  dan  Mc  Taggart  Kashiani  Kasbolah, 1998: 71-75 adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan  tindakan  sangat  penting  disusun  perencanaan  persiapan pembelajaran yang matang, sehingga tindakan yang dilakukan akan menghasilkan
peningkatan  sesuai  yang  diharapkan.  Pelaksanaan  perencanaan  ini  meliputi kegiatan pengamatan atau observasi baik itu berupa pengamatan sarana prasarana
yang  mendukung,  kemudian  pengamatan  terhadap  anak  selama  proses  kegiatan pembelajaran  yang  dilakukan.  Hasil  pengamatan  ini  digunakan  untuk  menyusun
perencanaan  yang  dilakukan  peneliti  dengan  bekerjasama  dengan  guru. Koordinasi dengan guru untuk menentukan tema dan sub tema pembelajaran yang
akan dilakukan. Tema yang disepakati adalah “Diri Sendiri” dengan sub tema aku dan  keluargaku.  Setelah  menentukan  tema  dan  sub  tema  dilanjutkan  dengan
memilih Tingkat Pencapaian Perkembangan TPP dan indikator yang sesuai yang selanjutnya  dituangkan  dalam  RKH.  Selesai  menuangkan  RKH  peneliti
menyiapkan  instrumen  pengamatan  berupa  hasil  bercerita  anak  dengan  bahasa Jawa  menggunakan  media  wayang  kartun.  Hal  ini  digunakan  untuk  menentukan
keberhasilan  minat  berbahasa  Jawa  anak.  Kegiatan  selanjutnya  adalah  menata
41 lingkungan  belajar  anak.  Penataan  lingkungan  belajar  anak  dimaksudkan  agar
memudahkan  anak  untuk  bercerita  menggunakan  media  wayang  kartun.  Oleh karena itu peneliti menyiapkan karpet, wayang kartun, kursi, dan meja.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan  perencanaan  pembelajaran  yang  telah  dibuat  dilaksanakan dengan  sebaik-baiknya  dan  bersifat  fleksibel,  tetapi  tidak  menutup  kemungkinan
adanya  masukan-masukan  yang  diberikan  oleh  guru  kelas  sebagai  kolaborator karena  ikut  terlibat  dalam  mengamati  anak  dalam  proses  pembelajaran.  Peneliti
terlibat  langsung  dalam  kegiatan  selama  proses  pembelajaran  berlangsung. Pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Pada siklus I, guru mengajak anak untuk melihat wayang yang akan  digunakan  untuk  bercerita.  Setelah  itu  guru  menempatkan  diri  duduk  di
depan  anak-anak  dengan  membawa  media  wayang  kartun,  kemudian  anak-anak duduk di karpet menghadap ke arah guru dan mendengarkan cerita yang berjudul
“Aku  lan  keluargaku”.  Apersepsi  ini  dilakukan  dengan  bercerita  menggunakan bahasa  Jawa  yang  bertujuan  untuk  melihat  seberapa  besar  minat  anak  terhadap
bahasa  Jawa.  Setelah  selesai  melakukan  apersepsi,  guru  menjelaskan  kegiatan main yang akan dilakukan pada hari tersebut dilanjutkan anak berkegiatan main di
beberapa  area.  Guru  juga  memberikan  beberapa  pertanyaan  pada  anak  untuk mengetahui seberapa besar minat anak terhadap bahasa Jawa. Pelaksanaan siklus I
ini  dilakukan  selama  dua  pertemuan,  dikarenakan  minat  berbahasa  Jawa  anak masih  sangat  rendah  pada  pertemuan  pertama,  sehingga  perlu  dilakukan
pertemuan kedua.