Masyarakat dengan PT TPL dan Aparat

Sumatera Utara akan kehilangan produk unggulan yang biasanya digunakan untuk bahan upacara adat dan agama.

4.3. Konflik Sosial Yang Berkepanjangan

Kondisi politik yang bergulir didaerah Humbang Hasundutan yang terjadi selama beberapa dekade juga mempengaruhi kondisi konflik yang terjadi di daerah ini. Puncak dari segala konflik berlangsung pada tahun 2009. Masyarakat di dua Desa ini sebelumnya melakukan aktvitas masyarakat sehari-harinya dengan baik yaitu mengelolah tombak haminjon kemenyan akan tetapi setelah PT Toba Pulp Lestari TPL menunjuk daerah Kecamatan Pollung menjadi RKT rencana kerja tahunan semuanya berubah, dan tepatnya di Desa Pandumaan dan Desa si PituHuta yang paling banyak mengelolah tombak haminjon terganggu akibat aktivitas PT Toba Pulp Lestari TPL di daerah itu, dan bahkan merusak pohon kemenyan masyarakat dua desa ini yang mengakibatkan kemarahan masyarakat sehingga sempat masyarakat menahan pekerja TPL dan menyita alat pekerja untuk beroperasi seperti cainsaw, dengan tindakan amarah masyarakat konflik ini semakin memanas dan PT Toba Pulp Lestari TPL juga tidak tinggal diam sehingga menyebabkan konflik ini tak berujung.

4.3.1. Masyarakat dengan PT TPL dan Aparat

Konflik antara masyarakat adat Desa Pandumaan dan Sipituhuta, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan dengan PT Toba Pulp Lestari TPL, yang terjadi sejak juni 2009 yang lalu, hingga kini belum menemukan kebijakan untuk penyelesaian konflik tersebut. Berbagai upaya telah Universitas Sumatera Utara dilakukan masyarakat, mengadukan atau menyampaikan persoalan ini di tingkat daerah maupun pusat. Atas pengaduan masyarakat, Komnas HAM sudah dua kali melakukan pemantauan kelapangan dan menemukan fakta-fakta: bahwa masyarakat menolak aktivitas TPL meskipun menggunakan izin HPHHTI dari Menteri Kehutanan; bahwa pihak masyarakat menggantungkan hidupnya dari hasil kemenyan; bahwa telah muncul gejolak dan potensi terjadinya konflik horizontal dan vertical terkait masalah ini. Berdasarkan fakta-fakta lapangan ini, Komnas HAM mengeluarkan rekomendasi dan mendesak pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan Bupati agar segera menerbitkan keputusan yang menyatakan bahwa penebangan kayu apapun di lokasi tersebut dihentikan sampai ada penyelesaian menyeluruh terhadap persoalan ini. Demikian halnya dengan Tim dari Dewan Kehutanan Nasional DKN, sudah 2 kali melakukan investigasi ke lapangan. Dari hasil investigasi lapangan, Tim DKN ini juga sudah memberi rekomendasi ke Kementerian Kehutanan agar areal milik dua desa ini dikeluarkan dari konsesi TPL maupun dari kawasan hutan Negara. Namun hingga sekarang belum ada tindak lanjut dari rekomendasi ini. Yang terakhir, bersama Pansus DPRD Kabupaten Humbang Hasundutan sudah melakukan pemetaan untuk menentukan tapal batas. Hasil dari pemetaan ini pun sudah disampaikan ke Kementerian Kehutanan melalui Bupati Humbang Hasundutan dengan surat Nomor 522083DKLH2012 tertanggal 25 Juni 2012, agar tanahwilayah adat ini dikeluarkan dari konsesi TPL dan kawasan hutan Negara, sesuai dengan Keputusan DPRD Kabupaten Humbang Hasundutan Nomor 14 Tahun 2012 tentang Rekomendasi Panitia Khusus SK 44Menhut- Universitas Sumatera Utara II2005 dan Eksistensi PT Toba Pulp Lestari di Kabupaten Humbang Hasundutan. Namun hingga sekarang, belum ada kejelasan dari pemerintah khususnya Kementerian Kehutanan tentang hal ini. Sementara itu, di lapangan di Tombak Haminjonhutan kemenyan pihak TPL tetap melakukan aktifitas penebangan, dan mulai melakukan pembukaan jalan di Tombak, agar dapat dengan mudah dilalui alat-alat berat dan mengangkut kayu tebangan dari areal ini. Melihat tindakan pihak TPL tersebut: agar tidak melakukan penebangan dan membuka jalan, karena sampai sekarang belum ada penyelesaian atas kasus ini dan posisinya masih stanvast. Hal ini sesuai dengan surat DPRD 2009 dan kesepakatan ketika Komnas HAM datang ke Desa Pandumaan pada 2010 yang lalu. Namun teguran dan larangan warga ini tidak diindahkan pihak TPL yang selalu dikawal aparat Brimob dengan senjata laras panjang.

4.3.2. Wujud Konflik Lahan