Proses Menyelesaikan Konflik dengan Negosiasi Arbitrase

adat, keluargaperkawinan, konflik interpersonal, penyelesaian konflik manajemen bisnis dan pemerintahan sampai penyelesaian perselisihan hubungan industrial, serta konflik sosial. defenisi resolusi konflik melalui mediasi sebagai proses manajemen konflik di mana pihak-pihak yang terlibat konfllik menyelesaikan konflik mereka melalui negosiasi untuk mencapai kesepakatan bersama. Demikian halnya dengan konflik yang terjadi di Desa Pandumaan dan Desa Sipituhuta sejauh ini memang sudah dijalankan banyak langkah untuk menempuh penyelesaian konflik, namun sampai saat ini belum juga mendapatkan titik terang dalam penyelesaian konflik tersebut hal itu disebabkan karena belum ada kebijakan yang benar-benar pas untuk kedua bela pihak untuk mengakhiri konflik ini.

4.4.4. Proses

Mediasi merupakan suatu proses yang memerlukan upaya dari pihak yang terlibat konflik dan mediator. dari konflik yang berkepanjagan antara masyarakat Desa Pandumaan Dan Desa Sipituhuta dengan PT Toba Pulp Lestari TPL sangat diperlukan peran untuk membantu mediasi resolusi konflik ini, dikatakan sebagai proses karena mediasi juga memerlukan sumber-sumber berupa keinginan pihak yang terlibat konflik untuk menyelesaikan konflik dengan bantuan mediator setelah tidak mampu menyelesaikan senndiri konflik mereka, mediasi juga memerlukan waktu dan pendekatan memberi dan mengambil give and take.

4.4.5. Menyelesaikan Konflik dengan Negosiasi

Masyarakat Desa Pandumaan dan Desa Sipituhuta serta PT Toba Pulp Lestari TPL adalah pihak yang terlibat konflik sosial, inti dari mediasi adalah pihak-pihak yang terlibat konflik saling melakukan pendekatan untuk melakukan Universitas Sumatera Utara negosiasi. Negosiasi adalah hubungan sementara, dimana saling tawar menawar bargaining terjadi secara sukarela. Negosiasi dapat dilakukan secara rahasia, hanya diketahui pihak-pihak yang terlibat konflik atau secara terbuka diketahui oleh masyarakat.

4.4.6. Arbitrase

Salah satu resolusi perselisihan alternatif alternative dispute resoluiton- ADR yang banyak digunakan dalam menyelesaikan konflik, terutama dalam konflik bisnis, adalah arbitrase. konflik bisnis antar pengusaha nasional serta konflik antara pengusaha nasional dan pengusaha luar negeri menggunakan proses resolusi konflik arbitrase karena dianggap lebih cepat dan biayanya lebih murah jika dibandingkan melalui proses pengadilan. disamping itu, masing-masing pihak yang terlibat konflik dapat mengontrol sendiri resolusi konflik yang dihasilkan melalui proses arbitrase. menurut Christopher A.Moore 2003, arbitrase merupakan istilah umum proses penyelesaian konflik sukarela dimana pihak- pihak yang terlibat konflik meminta bantuan pihak ketiga yang imparsial tidak memihak dan netral untuk memuat keputusan mengenai objek konflik. keluaran dari keputusan arbitrase bisa bersifat nasihat dan tidak mengikat atau bisa juga berupa keputusan yang mengikat pihak-pihak yang terlibat konflik. Arbitrase dilakukan oleh satu orang atau suatu panel tim pihak ketiga third party intervention-intervener. Arbiter adalah pihak ketiga diluar pihak-pihak yang teribat konflik dan dalam proses arbitrase. Berikut adalah kontrak arbitrase yang mengandung sejumlah dimensi : 1 Arbiter. Pihak ketiga yang bersifat imparsial dan netral, serta berfungsi membantu pihak-pihak yang terlibat konflik dalam menyelesaikan konflik. Universitas Sumatera Utara Arbiter satu orang atau satu panel, bisa orang bebas atau mempunyai posisi arbiter karena diangkat menurut undang-undang, diangkat oleh asosiasi tertentu atau diangkat oleh pihak-pihak yang melakukan ikatan kontrak bisnis. 2 Hubungan arbiter dengan pihak yang telibat konflik. Para pihak yang terlibat konflik meminta arbiter untuk membantu mereka menyelesaikan konfliknya. permintaan bisa dilakukan sebelum terjadinya konflik, yaitu ketika kontrak bisnis ditandatangani. hal ini bertujuan sebagai persiapan jika kontrak bisnis tersebut menimbulkan konflik di kemudian hari. permintaan proses arbitrase ini dikemukakan oleh kedua bela pihak yang terlibat konflik secara tertulis. 3 Proses arbitrase. Jika terjadi konflik para pihak yang terlibat konflik menemui arbiter. arbiter akan melakukan dengar pendapat dengan mereka. masing- masing pihak sebaliknya mengemukakan posisinya disertai bukti kesaksian dokumen-dokumen yang mendukung, arbiter secara aktif akan menggali informasi dari mereka, membuat peta tentang sebab konflik pemetaan konflik, perkembangan konflik dan posisi masing -masing pihak yang terlibat konflik. kemudian, arbiter mengumpulkan sejumlah alternatif kemungkinan resolusi konflik dan membahasnya dengan pihak-pihak yang terlibat konflik. 4 Keputusan. Dari alternatif-alternatif yang ada, arbiter memilih salah satu alternatif terbaik bagi kedua belah pihak yang terlibat konflik, keputusan yang dibuat arbiter merupakan keputusan yang mengikat binding. keputusan arbitrase didaftarkan di pengadilan. jika salah satu pihak tidak mau melaksanakan keputusan, pengadilan akan melakukan eksekusi sesuai dengan keputusan tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.5. Pihak Yang Terlibat