Hasil Skala Kematangan Karir

96

d. Hasil Skala Kematangan Karir

Pengukuran siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 24 April 2015. Hasil Post-test I disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 9. Tabel Persentase Kategori Kematangan Karir Post-Test I No Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase 1 Sangat Rendah skor ≤ 94 - - 2 Rendah 94 skor ≤ 121 - - 3 Sedang 121 skor ≤ 148 13 57 4 Tinggi 148 skor ≤ 175 6 26 5 Sangat Tinggi 175 skor 4 17 Tabel tersebut menunjukkan dari 23 siswa terdapat 13 57 siswa memiliki kriteria kematangan karir sedang, 6 26 siswa memiliki kriteria kematangan karir tinggi, dan 4 17 siswa memiliki kematangan karir sangat tinggi. Dari hasil post-test menunjukkan adanya perubahan pada kematangan karir yang diperlihatkan oleh para siswa pada sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Skala pre-test yang disebarkan menunjukkan hanya ada 4 siswa yang memiliki kematangan karir sangat tinggi, 4 siswa memiliki kematangan karir tinggi, 1 siswa yang memiliki kematangan karir sedang, sedangkan sisanya yaitu 14 siswa masih memiliki kematangan karir yang rendah. 97 Dari hasil pre-test tersebut peneliti melaksanakan siklus satu yang terdiri dari empat kali pertemuan. Penggunaan career portfolio yang menjadi pendekatan peneliti untuk meningkatkan kematangan karir mereka mulai menunjukkan perubahan meskipun belum sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Dalam indikator keberhasilan yang yang diinginkan, peneliti mentargetkan persentase keberhasilan minimal adalah 75 atau masuk dalam kategori baik. Meskipun belum mencapai persentase keberhasilan namun terjadi peningkatan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 10 berikut. Tabel 10. Peningkatan Hasil Skala Kematangan Karir Pra Tindakan dan Siklus I No Nama Pra Tindakan Siklus I Skor Persentase Kategori Skor Persentase Kategori 1 AW 169 78,2 Tinggi 172 79,6 Tinggi 2 ASW 107 49,5 Rendah 132 61,1 Sedang 3 ATF 107 49,5 Rendah 148 68,5 Sedang 4 AS 158 73,1 Tinggi 162 75,0 Tinggi 5 AN 107 49,5 Rendah 138 63,9 Sedang 6 AHS 134 62,0 Sedang 150 69,4 Tinggi 7 ABW 105 48,6 Rendah 125 57,4 Sedang 8 DA 107 49,5 Rendah 132 61,1 Sedang 9 DP 180 83,3 Sangat Tinggi 182 84,3 Sangat Tinggi 10 DL 202 93,5 Sangat Tinggi 203 94,0 Sangat Tinggi 11 DA 102 47,2 Rendah 145 67,1 Sedang 12 EP 104 48,1 Rendah 146 67,6 Sedang 13 FNH 101 46,8 Rendah 141 65,3 Sedang 14 IT 105 48,6 Rendah 146 67,6 Sedang 15 IR 106 49,1 Rendah 150 69,4 Tinggi 16 IS 106 49,1 Rendah 143 66,2 Sedang 98 17 IKM 167 77,3 Tinggi 171 79,2 Tinggi 18 JS 101 46,8 Rendah 137 63,4 Sedang 19 KLR 175 81,0 Sangat Tinggi 181 83,8 Sangat Tinggi 20 MN 178 82,4 Sangat Tinggi 186 86,1 Sangat Tinggi 21 NDM 106 49,1 Rendah 147 68,1 Sedang 22 RAR 102 47 Rendah 141 65,3 Sedang 23 SY 150 69,4 Tinggi 160 74,1 Tinggi 129,5 60,0 153,8 71,2 Dari tabel diatas dapat dketahui bahwa terdapat peningkatan skor sebesar 24,3 poin atau 11,2. Skor rata-rata pre-test menunjukkan hasil 129,5 atau dalam persentase 60, sedangkan skor post-test I menunjukkan hasil 153,8 atau dalam persentase 71,2. Pada pre-test yang dilakukan oleh peneliti hasil persentase yang dicapai yaitu 60 berdasarkan rata-rata hasil skor siswa kelas X MIA 1 yang menjadi subjek. Pada siklus yang pertama dapat dilihat pada tabel...terjadi peningkatan yang cukup baik meskipun belum mencapai target peneliti. Dari hasil siklus pertama dapat dilihat tidak ada siswa yang memiliki kematangan karir rendah, 4 siswa memiliki kematangan karir yang sangat tinggi, 6 siswa memiliki kematangan karir yang tinggi, sedangkan sisanya sejumlah 13 siswa memiliki kematangan karir yang sedang. Dari hasil siklus pertama dapat dilihat nilai persentase meningkat menjadi 71,2. Perbandingan skor kematangan karir dari pre-test dan post-test I akan lebih jelas dengan mencermati diagram berikut. 99 Gambar 2. Diagram Perbandingan Skor Pre-test dan Skor Post-test I Diagram diatas menunjukkan bahwa dari hasil pre-test terdapat 14 siswa yang memiliki kriteria rendah, 1 siswa kriteria sedang, 4 siswa kriteria tinggi dan 4 siswa kriteria sangat tinggi. Sedangkan hasil post-test siklus pertama menunjukkan perubahan yang cukup signifikan. Terdapat 13 siswa yang memiliki kriteria sedang, 6 siswa kriteria tinggi, 4 siswa kriteria sangat tinggi dan tidak ada siswa yang memiliki kriteria rendah. Dari hasil skala tersebut peneliti melanjutkan ke siklus kedua karena hasil yang didapat belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan oleh peneliti.

e. Refleksi dan Evaluasi Siklus I

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KEMANDIRIAN DENGGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA N 1 S

0 7 25

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY KARIR DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KARANGANYAR KAB.DEMAK

21 65 155

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR PADA PESERTA DIDIK SMA MELALUI PELATIHAN “REACH YOUR DREAMS” Peningkatan Kematangan Karir Pada Peserta Didik Sma Melalui Pelatihan "Reach Your Dreams" Dan Konseling Karir.

0 1 39

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR PADA PESERTA DIDIK SMA MELALUI PELATIHAN Peningkatan Kematangan Karir Pada Peserta Didik Sma Melalui Pelatihan "Reach Your Dreams" Dan Konseling Karir.

0 5 23

Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Apresiasi Sastra dengan Menggunakan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015.

0 0 17

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI TEKNIK GAMES PADA SISWA KELAS XII TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK 1 PUNDONG, BANTUL.

0 1 189

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MELALUI METODE PROJECT-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS X IPA 6 SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA.

0 1 175

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MELALUI METODE GYROSCOPE PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 CAWAS.

1 11 154

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) PADA SISWA KELAS X.2 SMA N 1 TALAMAU

0 0 12

BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir - Hubungan antara Kemandirian dengan Kematangan Karir Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri I Lubuk Pakam

0 1 16