99
Gambar 2. Diagram Perbandingan Skor Pre-test dan Skor Post-test I
Diagram diatas menunjukkan bahwa dari hasil pre-test terdapat 14 siswa yang memiliki kriteria rendah, 1 siswa kriteria sedang, 4
siswa kriteria tinggi dan 4 siswa kriteria sangat tinggi. Sedangkan hasil post-test siklus pertama menunjukkan perubahan yang cukup
signifikan. Terdapat 13 siswa yang memiliki kriteria sedang, 6 siswa kriteria tinggi, 4 siswa kriteria sangat tinggi dan tidak ada
siswa yang memiliki kriteria rendah. Dari hasil skala tersebut peneliti melanjutkan ke siklus kedua
karena hasil yang didapat belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan oleh peneliti.
e. Refleksi dan Evaluasi Siklus I
Refleksi dilaksanakan melalui diskusi antara peneliti dan guru pembimbing. Secara keseluruhan kegiatan pada siklus 1 sudah
berjalan lancar dan siswa dapat mengerjakan lembar kegiatan
14 1
4 4
129,5
13 6
4 153,8
Sangat Rendah
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi
Rata-rata
Perbandingan Hasil Pre-test dan
Post-test Siklus I
Pre-test Post-test I
100
career portfolio dengan baik meskipun terdapat beberapa siswa yang tidak serius dalam mengerjakan. Hal ini dikarenakan siswa
merasa kelelahan karena sebelumnya telah menjalani kegiatan belajar mengajar dari pagi hingga siang. Sehingga saat siswa
melaksanakan career portfolio, mereka cenderung tidak serius, dan kebanyakan yaitu siswa laki-laki.
Hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus 1 yaitu beberapa siswa tidak serius dalam mengisi lembar kegiatan career portfolio,
hal ini terlihat dari hasil career portfolio mereka yang kurang baik. Hal tersebut dikarenakan siswa telah merasa kelelahan setelah
selesai dari pelajaran, dan mereka merasa lelah dengan empat sesi ditiap unit career portfolio ini yang menurut mereka cukup banyak.
Terlihat dari pernyataan mereka saat sesi ketiga selesai dan akan masuk ke sesi yang keempat, pada saat itu beberapa siswa terlihat
mengeluh. Hambatan selanjutnya yaitu situasi kelas yang kadang menjadi tidak kondusif dikarenakan siswa yang saling bertanya
kepada temannya dan berbicara sendiri dengan temannya. Selain itu dalam proses metode career portfolio
tidak terdapat diskusi sehingga tidak terjadi proses belajar dalam pelaksanaan career
portfolio. Pada siklus II guru pembimbing akan membantu siswa dengan
sungguh-sungguh saat pelaksanaan career portfolio. Selain itu pada siklus II, siswa akan mengerjakan career portfolio secara
101
berkelompok meskipun dalam pengisian lembar kegiatan career portfolio mereka tetap mengerjakan sendiri. Namun siswa diberi
kesempatan untuk
berkelompok dan
berdiskusi dengan
kelompoknya untuk mengisi lembar kegiatan career portfolio. Hal ini dilakukan agar saat siswa merasa kebingungan dan kesulitan,
siswa dapat berdiskusi dengan teman kelompoknya dan akan menciptakan proses belajar dalam pelaksanaan proses career
portfolio. Selain itu diharapkan dapat mengurangi situasi kelas yang gaduh saat pelaksanaan career portfolio.
Pada siklus I siswa melalui 4 sesi ditiap unit career portfolio namun pada siklus II ini siswa hanya akan melalui 3 sesi.
Dikarenakan pada 4 sesi dianggap terlalu membuat siswa kelelahan sehingga berakibat siswa menjadi tidak serius dan malas dalam
mengisi lembar kegiatan. Kegiatan pada siklus II akan dilakukan empat kali tindakan
dalam empat kali pertemuan.
3. Siklus II a. Perencanaan Siklus II