Learning by Doing John Dewey

39 belajar dan mempelajari berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui berbagai aktifitas mengamati, mencari, menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan dan mengemukakan sendiri berbagai hal yang ditemukan pada lingkungannya. Guru sebagai pembimbing dan fasilitator diharapkan dapat dengan mengelola aktivitas peserta didik agar dapat berperan aktif dalam pembelajaran, baik secara individu atau kelompok. Pendidik mengusahakan anak didik untuk mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan fisik dan segala macam gerakan atau aktifitas. Anak diharapkan dapat belajar dengan melakukan sendiri sehingga anak akan aktif belajar, misalnya dalam kegiatan meronce, guru melakukan penjelasan serta contoh setelah itu anak melakukan sendiri sesuai apa yang dicontohkan. Dari kegiatan ini anak dapat menemukan masalah serta cara mengatasinya dan jika anak membutuhkan bantuan guru siap membantu.

2. Experiential Learning David Kolb

Menurut David Kolb Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2010: 164 dalam experiential learning, pengalaman mempunyai peran sentral dalam proses belajar. Belajar sebagai proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman yang secara terus-menerus mengalami perubahan guna meningkatkan keefektifan dari hasil belajar itu sendiri experience. Experiental learning merupakan model pembelajaran yang sangat memperhatikan perbedaan atau keunikan yang dimiliki oleh siswa. Seorang siswa mungkin memiliki 40 pengalaman yang berbeda dengan siswa lain. Masing-masing siswa juga mungkin memiliki gaya belajar yang unik dan berbeda dengan lainnya. Menurut David Kolb Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2010: 166 prosedur pembelajaran experiental learning terdiri dari 4 tahapan, yaitu: a. Tahap pengalaman nyata, pada tahap ini proses belajar dimulai dari pengalaman konkret yang dialami seseorang. b. Tahap observasi refleksi, seseorang akan berusaha memahami apa yang terjadi atau apa yang dialaminya. c. Tahap konseptualisasi, tahap ini menjelaskan bahwa seseorang memahami prinsip-prinsip yang mendasari pengalaman yang dialami serta prakiraan kemungkinan aplikasi atau konteks yang baru. d. Tahap implementasi, tahap ini seseorang menerapkan konsep yang sudah dikuasai. Sementara itu pengalaman menurut Dewey Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 24 adalah istilah yang mengandung makna “aku”, dalam segala situasi yang di dalamnya “aku” mengambil bagian. Oleh karena itu, belajar akan terjadi jika anak terlibat secara aktif dan mengambil bagian dari setiap tahap kegiatan. Misalnya saat anak belajar berhitung, anak tidak secara pasif mendengar penjelasan guru, tetapi secara aktif terlibat dalam kegiatan mengidentifikasi benda-benda tertentu, berpikir mengenai jumlahnya, menghitung jumlah riil benda-benda itu. Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman. Belajar dengan pengalaman experiental learning adalah membuat hubungan ke belakang, yakni apa yang