Fungsi Perkembangan Motorik Halus

22 b. Keterampilan bantu diri self-help Keterampilan motorik anak dapat mencapai kemandirian untuk melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan makan, berpakaian, merawat diri, dan mandi. Kondisi ini akan dapat menunjang perkembangan self confidence rasa percaya diri. c. Keterampilan sekolah. Keterampilan motorik anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah school adjustment, pada usia pra sekolah taman kanak- kanak atau usia kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menggambar, melukis, membuat keramik, dan persiapan menulis. Hal tersebut membuat anak dapat mengikuti semua kegiatan yang ada disekolah. d. Keterampilan bantu sosial sosial help. Anak harus menjadi anggota yang kooperatif untuk mendapatkan penerimaan kelompok tersebut diperlukan seperti untuk membantu pekerjaan rumah dan mengerjakan pekerjaan sekolah. Hal tersebut menjadikan anak dapat sebagai anggota kelompok sosial yang diterima di dalam keluarga, sekolah, dan tetangga. Sedangkan menurut Yudha M. Saputra dan Rudyanto 2005: 116 fungsi pengembangan motorik halus adalah: 1 Sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan, 2 Sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerakan mata, 3 Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi. 23 Sumantri 2005: 9 juga menyatakan bahwa fungsi mengembangkan keterampilan motorik halus yaitu sebagai berikut: a Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan. b Mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata. c Mampu mengendalikan emosi. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi motorik halus sangat berkaitan dengan berbagai aspek perkembangan anak misalnya: kognitif, bahasa serta sosial. Adapun fungsi motorik halus ada berbagai macam misalnya mampu mengendalikan emosi, mampu mengkoordinasikan kecepatan mata dengan tangan, dan mampu memfungsikan otot-otot kecil sehingga melalui kegiatan meronce dapat melatih koordinasi tangan dengan mata.

5. Prinsip-Prinsip Pengembangan Keterampilan Motorik Halus

Sumantri 2005: 147 mengemukakan bahwa ada berbagai macam prinsip pengembangan keterampilan motorik halus. Prinsip-prinsip pengembangan tersebut sangat mempengaruhi perkembangan anak terlebih pada perkembangan motorik halusnya. Pendekatan pengembangan motorik halus anak usia TK hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Berorientasi pada kebutuhan anak. Kegiatan pengembangan AUD harus senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah masa yang sedang membutuhkan stimulasi secara tepat untuk mencapai optimalisasi seluruh aspek pengembangan baik fisik maupun psikis. Oleh karena itu, ragam jenis kegiatan pembelajaran hendaknya 24 dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak karena masing-masing anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. b. Belajar sambil bermain. Upaya stimulasi yang diberikan pendidik terhadap anak usia dini 4-6 tahun hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan. Menggunakan pendekatan bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya sehingga diharapkan kegiatan yang lebih bermakna. Oleh karena, anak dapat menyerap pembelajaran yang ada disekelilingnya dengan rasa aman dan nyaman. c. Kreatif dan inovatif. Aktivitas kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidikan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Dalam hal ini pendidik memberikan sarana dan prasarana yang mendukung dalam perkembangan anak. d. Lingkungan kondusif. Lingkungan harus diciptakan sedemikian menarik, sehingga anak akan betah. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang harus senantiasa disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain dan tidak menghalangi interaksi dengan pendidik atau dengan temannya.