Penelitian yang Relevan KAJIAN TEORI

45 Penelitian yang kedua berjudul “Penerapan Metode pemberian Tugas Melalui Kegiatan Meronce untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus Anak Kelompok B”. Penelitian ini dilakukan oleh Ni KD Surya Wartini, I Ketut Ardana dan M. G. Rini Kristiantari. Penelitian ini dilakukan di TK Tirta Kumara Payangan pada tahun ajaran 20132014. Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam dua siklus, subjek penelitian ini 20 anak. Hasil penelitian Siklus I sebesar 53,95 yang berada pada kriteria sangat rendah. Sementara itu pada Siklus II menjadi 80,7 yang berada pada kategori tinggi. Pada siklus I ke Siklus II terjadi peningkatan sebesar 26,75.

F. Kerangka Pikir

Penelitian ini didasarkan pada rendahnya kemampuan motorik halus anak TK B di Taman Kanak-Kanak Yayasan Masyithoh Beran, Bugel, Kulon Progo. Dari hasil observasi diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak belum terasah secara maksimal karena saat kegiatan pembelajaran guru hanya menggunakan Lembar Kerja Anak dan aktivitas motorik halus kurang bervariasi. Motorik halus perlu dikembangkan karena melalui keterampilan motorik halus anak dapat menghibur dirinya, memperoleh perasaan senang, dan dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah selain itu motorik halus juga dapat melatih koordinasi kecepatan tangan dengan gerakan mata, keterampilan gerak kedua tangan dan melatih konsentrasi dan melatih penguasaan emosi. Mengingat keterampilan motorik halus sangatlah penting, maka perlu adanya kegiatan yang mengasah keterampilan anak. Ada banyak kegiatan yang mengasah keterampilan anak, salah satunya melalui kegiatan meronce. Meronce 46 adalah memasukkan tali kedalam lubang roncean yang membutuhkan kecermatan serta ketepatan. Kecermatan terlihat saat anak mengkoordinasi mata dan tangan membutuhkan keterampilan gerak otot-otot jari dalam memasukkan tali ke dalam lubang roncean yang dapat meningkatkan motorik halus. Sedangkan kecepatan terlihat saat anak menyelesaikan kegiatan meronce dalam waktu yang singkat. Sehingga dengan meronce keterampilan motorik halus anak dapat meningkat. Meronce dapat menggunakan berbagai bahan misalnya kertas, sedotan, dan daun. Bahan daun dan kertas tidak dipilih karena media ini mudah robek sedangkan jika menggunakan sedotan anak sudah bosan dan anak kurang meningkatkan motorik halus anak karena lubang sedotan terlalu lebar atau mudah untuk anak di TK B. Bahan lain yang dapat digunakan dalam kegiatan meronce adalah tanah liat. Tanah liat dipilih karena saat kering tidak berubah bentuk atau kaku. Tanah liat yang kaku membuat anak tidak cepat bosan karena anak menyukai bahan yang kuat. Tanah liat dapat dibentuk dengan menyesuaikan tema, selain itu setelah anak selesai meronce dapat diwarnai serta didaur ulang dengan menggunakan air. Tanah liat aman bagi anak karena tidak mengandung zat kimia beracun. Oleh karena itu meronce dengan menggunakan bahan tanah liat dapat meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak. Adapun skema kerangka berpikir yang dapat peneliti gambarkan dari penelitian ini adalah: Gambar 1. Skema kerangka berpikir Kemampuan motorik halus kelompok B TK Masyithoh belum optimal Meronce dengan bahan tanah liat Kemampuan motorik halus anak akan meningkat