Landasan Teoretik Peningkatan Hasil Belajar IPS

22 mempengaruhi konsentrasi berfikir, kemauan dan perasaan. 3 Lingkungan yang tenang : lingkungan yang tenang dapat digambarkan dengan keadaan tidak ribut, serasi, jauh dari keramaian dan gangguan lalu lintas, serta gangguan-gangguan yang lainnya. 4 Tempat belajar yang menyenangkan : yaitu tempat yang memiliki cukup udara, cukup matahari, cukup penerangan, dan lain sebagainya. 5 Bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam pembelajaran cukup tersedia: dengan bahan dan alat yang cukup maka pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, dan sebaliknya jika mengalami kekurangan bahan dan alat maka akan menghambat proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat dikatakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah sebagai berikut. 1 Faktor Internal meliputi: a faktor jasmani b faktor rohani c faktor psikologi 2 Faktor Eksternal meliputi: a faktor lingkungan rumah b faktor lingkungan masyarakat c faktor lingkungan sekolah

4. Landasan Teoretik Peningkatan Hasil Belajar IPS

Menurut Ahmad Susanto 2014: 1 belajar merupakan suatu proses perubahan dalam membentuk dan mengarahkan kepribadian manusia. Bentuk nyata yang dapat dilihat dan dirasakan dari kegiatan belajar adalah hasil 23 belajar. Hasil belajar mempunyai peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapi tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tercapainya tujuan pembelajaran IPS dapat dilihat dari hasil belajar IPS siswa. Namun pada kenyataannya, masih terdapat kelemahan dan kekurangan dalam pembelajaran IPS, seperti terbatasnya aktivitas belajar peserta didik dan sangat dominannya peran guru dalam pembelajaran Ahmad Susanto, 2014: 3. Hal tersebut mengakibatkan lemahnya proses dan pengalaman belajar, dan berakibat pada rendahnya hasil belajar. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dalam pembelajaran IPS. Hakikat belajar menurut teori Kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal. Menurut Heri Rahyubi 2012: 154 – 155 Teori Kognitivisme mengutamakan aspek berpikir dan proses mental yang berkaitan dengannya, misalnya ingatan. Teori Kognitivisme memandang aktivitas belajar bukanlah sekedar persoalan stimulus dan respon yang bersifat mekanistik, tapi lebih dari itu. Aktivitas belajar dan pembelajaran juga melibatkan aktivitas mental yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar sangat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa Ahmad Susanto, 2014: 20. Adapun kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip- prinsip sebagai berkut. 24 a. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu. b. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda konkret. c. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan siswa, maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. d. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si belajar. e. Pengalaman dan retensi akan meningka jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. f. Belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghafal. Agar bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukan hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa. g. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal, dan sebagainya Budiningsih dalam Ahmad Susanto, 2014: 21. Menurut Stahl dalam Ahmad Susanto, 2014: 37 ada beberapa prinsip yang harus dipedomani dalam pembelajaran IPS sehingga pembelajaran IPS memberikan hasil yang maksimal, yaitu sebagai berikut. a. Pembelajaran IPS yang baik adalah pembelajaran yang bermakna meaningful learning. b. Pembelajaran IPS yang baik adalah pembelajaran yang terintegrasi integrative. c. Pembelajaran IPS yang baik adalah pembelajaran yang berbasis nilai value-based. d. Pembelajaran IPS yang baik adalah pembelajaran yang menantang 25 challenging. e. Pembelajaran IPS yang baik adalah pembelajaran yang aktif active. Pembelajaran IPS hendaknya berpedoman pada kelima prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, sehingga tujuan program pembelajaran akan berjalan dan memperoleh hasil belajar yang maksimal. Menurut Ahmad Susanto 2014: 6, guru dituntut untuk mampu memotivasi peserta didik agar aktif, kreatif, dan sistematis terhadap berbagai permasalahan yang ada, mampu memberikan solusi pemecahan berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang dimilikinya, misalnya guru dapat menerapkan berbagai metode atau pendekatan pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan teori belajar kognitif, dimana melibatkan aktivitas mental siswa. Metode pembelajaran yang diterapkan diharapkan akan memberikan kebebasan dan keterlibaan siswa secara aktif sehingga belajar akan lebih bermakna bagi siswa. Penerapan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan memotivasi siswa, sehingga siswa akan aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang tidak terbatas dalam pembelajaran IPS akan mempengaruhi kuatnya proses dan pengalaman siswa dalam pembelajaran IPS, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan pembelajaran. Pembelajaran yang bermakna akan memperoleh posisi yang baik dalam ingatan siswa, sehingga akan meningkatnya hasil belajar IPS siswa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa dapat dilakukan dengan penerapan metode 26 pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran akan memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS, sehingga menyebabkan siswa aktif, kreatif, dan memberikan kesan yang bermakna bagi siswa.

C. Karakteristik Anak Sekolah Dasar SD