Deskripsi Lokasi Penelitian Karakteristik Demografi Kepala Ruangan di Rumah Sakit.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan sebuah rumah sakit pemerintah yang dikelola pemerintah pusat dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara, berada di Jl. Bunga Lau No. 17 Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Visi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan adalah Menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan pendidikan dan penelitian yang mandiri dan unggul di Sumatera tahun 2015, dengan misi 1 Melaksanakan Pelayanan Kesehatan yang Paripurna, Bermutu dan Terjangkau, 2 Melaksanakan Pendidikan, Pelatihan serta Penelitian Kesehatan yang Profesional, 3 Melaksanakan Kegiatan Pelayanan dengan Prinsip Efektif, Efisien, Akuntabel dan Mandiri. Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Medan, beralamat di Jl. Prof. H. M. Yamin, SH No. 17 Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Visi Rumah Sakit ini adalah menjadi rumah sakit pusat rujukan dan unggulan di sumatera bagian utara tahun 2015, dengan misi 1 memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, 2 meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran serta tenaga kesehatan lain, 3 Mengembangkan manajemen Rumah Sakit yang profesional. Universitas Sumatera Utara

4.2. Karakteristik Demografi Kepala Ruangan di Rumah Sakit.

Pengumpulan data telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan. Pada tabel di bawah ini ditampilkan distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi kepala ruangan di Rumah Sakit Medan. Tabel 2. Karakteristik demografi kepala ruangan di Rumah Sakit N=54 No. Karakteristik Demografi N 1. Umur ≤ 40 tahun 41 - 50 tahun 50 tahun 6 35 13 11,1 64,8 24,1

2. Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan 3 51 5,6 94,4

3. Tingkat Pendidikan

Diploma III Sarjana Magister 17 37 31,5 68,5 0,0

4. Masa Kerja

≤ 5 tahun 6 - 10 tahun 11 - 15 tahun ≥ 16 tahun 2 10 42 0,0 3,7 18,5 77,8 Hasil penelitian pada tabel 2. menunjukkan bahwa mayoritas kepala ruangan berumur 41-50 sebanyak 64,8, jenis kelamin perempuan sebanyak 94,4, memiliki tingkat pendidikan sarjana 68,5 dan masa kerja ≥ 16 tahun sebanyak 77,8. Universitas Sumatera Utara

4.3. Gaya manajemen konflik kepala ruangan di Rumah Sakit.

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan statistik deskriptif pada gaya manajemen konflik pada kepala ruangan Rumah Sakit di Medan, maka pada skema di bawah ini dapat dilihat rerata skor tertinggi sampai skor terendah. Gaya manajemen konflik Skema 4. Nilai rerata gaya manajemen konflik pada kepala ruangan Rumah Sakit di Medan N=54. Hasil penelitian pada skema 4. memperlihatkan bahwa gaya manajemen konflik yang sering digunakan oleh kepala ruangan adalah integrating mean 4,42; SD 0,44, kemudian diikuti oleh compromising mean 4,37; SD 0,55, obliging mean 3,36; SD 0,53, avoiding mean 2,78; SD 0,60, dan dominating mean 2,44; SD 0,54. N ila i re rat a ga ya m ana jem en konf li k Universitas Sumatera Utara

4.4. Perbedaan gaya manajemen konflik berdasarkan umur kepala ruangan di Rumah Sakit

. Pada tabel 3. ditampilkan rerata skor dan nilai p perbedaan gaya manajemen konflik berdasarkan umur kepala ruangan Rumah Sakit di Medan. Dari analisis statistik menggunakan uji one way ANOVA pada obliging, dominating dan avoiding serta Kruskal-Wallis pada integrating dan compromising ditemukan bahwa gaya manajemen konflik tidak berbeda berdasarkan umur kepala ruangan. Tabel 3. Rerata skor gaya manajemen konflik berdasarkan umur kepala ruangan di Rumah Sakit N=54 Karakteristik Demografi Gaya Manajemen Konflik Rerata Standar Deviasi Integrating Obliging Dominating Avoiding Compromising Umur ≤ 40 tahun 4,520,48 3,440,46 2,200,55 2,780,42 4,500,52 41 - 50 tahun 4,390,48 3,280,54 2,450,56 2,730,64 4,340,63 50 tahun 4,470,34 3,550,52 2,510,51 2,910,57 4,370,33 p value 0,807 0,274 0,449 0,655 0,734 Berdasarkan hasil uji statistik di atas dapat disimpulkan bahwa Hipotesis alternatif Ha 1 penelitian ini ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan gaya manajemen konflik berdasarkan umur kepala ruangan, yang ditunjukkan oleh nilai p 0,05 pada semua gaya manajemen konflik.

4.5. Perbedaan gaya manajemen konflik berdasarkan jenis kelamin kepala ruangan di Rumah Sakit.

Pada tabel 4. ditampilkan rerata skor dan nilai p perbedaan gaya manajemen konflik berdasarkan jenis kelamin kepala ruangan Rumah Sakit di Medan. Dari analisis statistik menggunakan uji t tidak berpasangan pada obliging, Universitas Sumatera Utara dominating dan avoiding serta Mann-Whithey pada integrating dan compromising ditemukan bahwa gaya manajemen konflik berbeda secara signifikan berdasarkan jenis kelamin kepala ruangan. Tabel 4. Rerata skor gaya manajemen konflik berdasarkan jenis kelamin kepala ruangan di Rumah Sakit N=54 Karakteristik Demografi Gaya Manajemen Konflik Rerata Standar Deviasi Integrating Obliging Dominating Avoiding Compromising Jenis Kelamin Laki-laki 4,00 1,13 2,56 0,51 2,93 0,90 3,22 1,17 4,00 1,32 Perempuan 4,45 0,38 3,41 0,49 2,41 0,51 2,75 0,56 4,39 0,50 p value 0,689 0,005 0,271 0,190 0,985 Penelitian ini menemukan bahwa dari kelima gaya manajemen konflik, obliging berbeda secara signifikan berdasarkan jenis kelamin kepala ruangan, yang ditunjukkan oleh nilai p=0,005. Rerata skor obliging pada laki-laki adalah 2,56 sedangkan pada perempuan 3,41. Sehingga Ha 2 penelitian ini diterima, ada perbedaan yang signifikan gaya manajemen konflik obliging berdasarkan jenis kelamin kepala ruangan.

4.6. Perbedaan gaya manajemen konflik berdasarkan masa kerja kepala

ruangan di Rumah Sakit. Pada tabel 5. ditampilkan rerata skor dan nilai p perbedaan gaya manajemen konflik berdasarkan masa kerja kepala ruangan Rumah Sakit di Medan. Dari analisis statistik menggunakan uji one way ANOVA pada obliging, dominating dan avoiding serta Kruskal-Wallis pada integrating dan compromising Universitas Sumatera Utara ditemukan bahwa gaya manajemen konflik tidak berbeda berdasarkan masa kerja kepala ruangan. Tabel 5. Rerata skor gaya manajemen konflik berdasarkan masa kerja kepala ruangan di Rumah Sakit N=54 Karakteristik Demografi Gaya Manajemen Konflik Rerata Standar Deviasi Integrating Obliging Dominating Avoiding Compromising Masa Kerja ≤ 5 tahun - - - - - 6 - 10 tahun 4,21 0,10 3,00 0,47 2,50 0,99 2,33 0,47 4,25 0,71 11 - 15 tahun 4,31 0,45 3,08 0,49 2,26 0,49 2,73 0,48 4,18 0,81 ≥ 16 tahun 4,46 0,45 3,45 0,52 2,48 0,54 2,81 0,63 4,42 0,48 p value 0,449 0,088 0,525 0,539 0,652 Hasil penelitian ini menemukan bahwa Ha 3 penelitian ini ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan gaya manajemen konflik berdasarkan masa kerja kepala ruangan, yang ditunjukkan oleh nilai p 0,05 pada semua gaya manajemen konflik.

4.7. Perbedaan gaya manajemen konflik berdasarkan tingkat pendidikan

kepala ruangan di Rumah Sakit . Pada tabel di bawah ini ditampilkan rerata skor dan nilai p perbedaan gaya manajemen konflik berdasarkan tingkat pendidikan kepala ruangan Rumah Sakit di Medan. Dari analisis statistik menggunakan uji one way ANOVA pada obliging, dominating dan avoiding serta Kruskal-Wallis pada integrating dan compromising ditemukan bahwa gaya manajemen konflik tidak berbeda berdasarkan tingkat pendidikan kepala ruangan. Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Rerata skor gaya manajemen konflik berdasarkan tingkat pendidikan kepala ruangan di Rumah Sakit Karakteristik Demografi Gaya Manajemen Konflik Rerata Standar Deviasi Integrating Obliging Dominating Avoiding Compromising Tingkat Pendidikan Diploma III 4,390,38 3,300,63 2,440,50 2,670,50 4,210,63 Sarjana 4,440,47 3,390,48 2,440,57 2,830,64 4,440,51 Magister - - - - - p value 0,560 0,580 0,930 0,357 0,125 Dari data pada tabel di atas ditemukan bahwa Ha 4 penelitian ini ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan gaya manajemen konflik berdasarkan tingkat pendidikan kepala ruangan, yang ditunjukkan oleh nilai p 0,05 pada semua gaya manajemen konflik. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN