19
menyadari bahwa penderitaan adalah akibat dari adanya kejahatan ataupun dosa si penderita. Namun, yang menjadi persoalannya adalah mengapa masih ada orang
yang menderita bukan karena dosanya? Robini, 1998: 38. Beranjak dari pertanyaan itu, maka menjadi penting bagi kita untuk
membahas Kitab Ayub. Perlu diketahui bahwa Kitab Ayub merupakan hasil dari refleksi mengenai problem penderitaan, terutama penderitaan orang saleh yang
takut akan Allah. Dalam pembahasan kita ini, kita akan menemukan komprehensif kitab tersebut, perihal pengalaman penderitaan orang benar yang hendak kita bahas
dalam terang iman Kristiani. Robini, 1998: 19. Pada abad ke-6 sebelum masehi, pada zaman Nabi Yehezkiel Ayub dikenal
sebagai tokoh yang amat saleh dan juga baik, dapat dilihat dalam Yeh 14 : 14,20 selain Nuh dan Daniel. Pada abad ke-5 dan ke-4 sebelum Masehi seorang penyair
anonim yang berbakat dan juga memiliki kemampuan intelektual yang sangat baik, mencoba mengkritisi pandangan para ahli dan guru kebijaksanaan mengenai
hubungan mutlak antara perbuatan manusia dan nasibnya Weiden, 1995: 104- 105.
Mempelajari Kitab Ayub sama halnya dengan menyingkap pengalaman manusia, terutama dalam peristiwa penderitaan. Sepertinya si pengarang Kitab
Ayub ingin mencari jawaban atas penderitaan Ayub. Oleh sebab itu, tema penderitaan Ayub merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia.
2. Pengarang Kitab Ayub
Heavenor menuliskan bahwa pengarang Kitab Ayub belum diketahui 1999: 67. Tampaknya pernyataan ini menjadi permulaan yang membuat kita pesimis
untuk mengetahui identitas lengkap pengarang kitab tersebut. Namun kita harus
20
mengakui bahwa si pengarang adalah orang beriman yang mungkin memiliki pengalaman yang sama dengan Ayub tokoh dalam tulisannya.
Kushner menuliskan bahwa pengaramg kitab Ayub adalah seorang pria yang hidup sekitar tahun 600-400 SM dan tidak ada satu tulisan sejarahpun yang
mengetahui nama pria tersebut. Sejak saat itu, pria tanpa kejelasan nama atau identitas jelas ini telah menyuguhkan karya yang luar biasa bagi kehidupan umat
manusia Kushner, 1987 : 45. Banyak ahli melihat bahwa pengarang Kitab Ayub bukanlah orang Yahudi.
Hal ini dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang berperan dalam keseluruhan kisah. Seluruh kisah dan tokoh-tokoh dalam cerita tidak terikat pada suatu budaya
Yahudi semata-mata. Para ahli mengambil kesimpulan bahwa kitab ini bukan ditulis seorang Yahudi. Meskipun pernyataan di atas dapat diterima bahwa kitab
tersebut banyak terdapat unsur non-Yahudi, namun kitab ini telah diterima secara umum ditulis oleh orang Yahudi dalam bahasa Ibrani Robini, 1998: 28.
Pengarang kitab Ayub hanya kita kenal melalui karya unggul yang dihasilkannya. Ia pasti seorang Israel yang sering merenungkan tulisan para nabi
dan ajaran para bijaksana. Mungkin sekali ia bertempat tinggal di Palestina. Tetapi dia pasti membuat perjalanan-perjalanan atau malahan tinggal di luar negeri,
khususnya di negeri Mesir. Kita hanya dapat menerka-nerka di zaman mana pengarang hidup. Bagian-bagian prosa sangat serupa dengan ceritera-ceritera
mengenai para bapa bangsa. Kesamaan itu menyebabkan orang di zaman dahulu yakin, bahwa kitab Ayub sama seperti kitab Kejadian ditulis oleh Musa. Tetapi
dugaan itu paling-paling berlaku untuk rangka kitab Ayub saja. Kitab Ayub pasti dikarang sesudah zaman nabi Yeremia dan Yehezkiel. Sebab di dalamnya terdapat