Bentuk Warna Kurang Mengkilap

3 : Operator kurang berpengalaman Yang selanjutnya penyebab-penyebab tersebut dihitung untuk mengetahui probabilitas pipa bergaris berdasarkan cut set yaitu: P k1 = P 1 = 0,018 P k2 = P 2 = 0,02 P k3 = P 3 = 0,016 P T = P k1 + P k2 + P k3 = 0,018 + 0,02 + 0,016 = 0,054  5,4 Jadi probabilitas terjadinya pipa bergaris setelah dilakukan evaluasi adalah sebesar 0,054 atau 5,4 .

4.2.4. Bentuk Warna Kurang Mengkilap

Analisa pertama yang dilakukan adalah menggambarkan penyebab- penyebab terjadinya warna kurang mengkilap dalam simbol-simbol logika, yaitu: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.4.1 Penentuan Kecacatan

Peristiwa-peristiwa pembentuk terjadinya bentuk warna kurang mengkilap : Gambar 4.25 Diagram Pohon Kesalahan Warna Kurang Mengkilap Keterangan : A : Pengadukan Mixer tidak sempurna. A o : Mesin trouble A 1 : Komposisi bahan baku tidak pas 1 : Listrik mengalami fluktuasi 2 : settingan mesin kurang sesuai 3 : Operator kurang berpengalaman 4 : Pergantian operator 5 : Meningkatnya jumlah produksi Penyebab utama terjadinya warna kurang mengkilap disebabkan oleh pengadukan Mixer tidak sempurna A. Hal ini disebabkan karena mesin trouble A dan komposisi bahan baku tidak pas A 1 . Akar penyebab mesin trouble A A 1 A 1 5 3 Warna Kurang Mengkilap 4 2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. A adalah listrik mengalami fluktuasi 1 dan setting mesin kurang sesuai 2. Sedangkan akar penyebab dari komposisi bahan baku tidak pas A 1 adalah operator kurang berpengalaman 3, pergantian operator 4 dan meningkatnya jumlah produksi 5.

4.2.4.2 Struktur Kecacatan

Bentuk struktur kecacatan dari pohon kesalahan fault tree diagram pada masing-masing jenis cacat yang terjadi dalam proses produksi, dapat digunakan untuk menemukan susunan kesalahan yang paling minimal menyebabkan timbulnya kecacatan dalam proses produksi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda berupa huruf pada setiap gerbang yang ada dalam fault tree diagram untuk kejadian warna kurang mengkilap sebelum melakukan perhitungan probabilitas kejadian kedalam matrik cut set. Hal ini bertujuan agar lebih mudah dalam menganalisa pada matrik cut set. Berikut ini merupakan pembentukan struktur kecacatan dengan menggunakan pohon kesalahan fault tree diagram dan cut set untuk kejadian warna kurang mengkilap. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.26 Struktur Kecacatan Warna Kurang Mengkilap Keterangan : A : Pengadukan Mixer tidak sempurna. A : Mesin trouble A 1 : Komposisi bahan baku kurang pas 1 : Listrik mengalami fluktuasi 2 : Settingan mesin kurang sesuai 3 : Operator kurang berpengalaman 4 : Pergantian operator 5 : Meningkatnya jumlah produksi Simbol-simbol huruf pada masing-masing gerbang akan dijelaskan pada tabel 4.12 berikut ini. b OR a AND d OR c AND A A 1 A 1 5 3 Warna Kurang Mengkilap 4 2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.12 Keterangan Simbol-Simbol Huruf Dalam Struktur Kecacatan Warna Kurang Mengkilap. Simbol Keterangan A Huruf pengganti gerbang AND yang menghubungkan bentuk warna kurang mengkilap. B Huruf pengganti gerbang OR yang menghubungkan kejadian pengadukan Mixer tidak sempurna dengan penyebabnya. C Huruf pengganti gerbang AND yang menghubungkan kejadian mesin trouble dengan penyebabnya. D Huruf pengganti gerbang OR yang menghubungkan kejadian komposisi bahan baku kurang pas dengan penyebabnya. Setelah gerbang dalam fault tree diagram diberi tanda dengan menggunakan huruf a, b, c, dan d maka huruf tersebut dimasukkan ke dalam matrik cut set sesuai dengan prosedur cut set method yang sudah ditetapkan, dengan ketentuan: 1. Gerbang OR : Pemetaan dalam matrik berarah vertikal dan menggambarkan kejadian yang terjadi secara tidak serempak. 1. Gerbang AND : Pemetaan dalam matrik berarah horizontal dan menggambarkan kejadian yang terjadi secara bersama-sama. Sehingga bentuk matrik cut set dari fault tree diagram untuk kejadian bentuk kejadian warna kurang mengkilap adalah sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.27 Matrik Cut Set Dan Minimal Cut Set Warna Kurang Mengkilap Dari gambar 4.27 dapat diketahui bahwa kejadian warna kurang mengkilap diturunkan break down melalui gerbang AND yang disimbolkan dengan huruf a menjadi kejadian penyebab kecacatan yaitu pengadukan pada mesin mixer yang tidak sempurna b, kejadian ini dikarenakan mesin trouble A dan komposisi bahan baku kurang pas A 1 digambarkan dengan gerbang OR, sehingga dalam matrik cut set digambarkan secara vertikal karena kedua penyebab terjadi tidak secara bersamaan melainkan salah satu penyebab terjadi terlebih dahulu. Mesin trouble A dikarenakan listrik mengalami fluktuasi 1 dan setting mesin kurang sesuai 2 digambarkan dengan gerbang AND, sehingga dalam matrik cut set digambarkan secara horisontal karena terjadi satu penyebab. Sedangkan pada penyebab kecacatan pada kejadian komposisi bahan baku kurang pas A 1 digambarkan dengan gerbang OR sehingga dalam matrik cut set digambarkan secara vertikal karena ketiga penyebab yaitu operator kurang berpengalaman 3, pergantian operator 4 dan meningkatnya jumlah produksi 5 terjadi tidak secara bersamaan. b a c d 1 d 1 2 3 4 5 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hasil minimal cut set digambarkan kembali dalam fault tree diagram yang telah disederhanakan yang disebut dengan equivalent fault tree, yang dapat dilihat pada gambar 4.28, agar dapat diketahui secara jelas hasil evaluasi dari fault tree diagram sebelumnya. Dalam equivalent fault tree, akar penyebab 1 dan 2 membentuk gerbang AND sedangkan akar penyebab 3, 4 dan 5 membentuk gerbang OR. Gambar 4.28 Equivalent Fault Tree Warna Kurang Mengkilap Setelah melakukan evaluasi terhadap hasil minimal cut set maka dapat dianalisa bahwa pembentuk terjadinya warna kurang mengkilap adalah terdiri dari 1 satu penyebab primer dan 5 lima penyebab dasar akar penyebab. Dimana akar penyebab 1 dan 2 membentuk terjadinya warna kurang mengkilap, sedangkan akar penyebab 3, 4 dan 5 dimana ketiganya membentuk kejadian secara bersamaan.

4.2.4.3 Perhitungan Probabilitas Kecacatan

Perhitungan probabilitas dilakukan 2 kali untuk mengetahui perhitungan sebelum evaluasi dan perhitungan sesudah evaluasi pada jenis kecacatan warna kurang mengkilap. A 1 5 3 Warna Kurang Mengkilap 4 2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.4.3.1 Perhitungan Sebelum Dilakukan Evaluasi

Perhitungan probabilitas kecacatan ini dilakukan berdasarkan fault tree diagram pada saat sebelum dilakukan evaluasi dengan cut set. Sehingga perhitungannya dimulai dari bawah yaitu probabilitas dari akar-akar peyebab terjadinya suatu kejadian. Menghitung probabilitas kejadian warna kurang mengkilap dimulai dari akar penyebab yang paling bawah kemudian ke atas. Gambar 4.29 Probabilitas Warna Kurang Mengkilap Diketahui : P 1 = 0,016 P 2 = 0,018 P 3 = 0,016 P 4 = 0,018 P 5 = 0,019 0,016 0,085 0,053 0,034 A A 1 Ao 1 5 2 3 Warna Kurang Mengkilap 4 0,016 0,018 0,018 0,019 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. P Ao = P 1 + P 2 = 0,016 + 0,018 = 0,034 P A1 = P 3 + P 4 + P 5 = 0,016 + 0,018 + 0,019 = 0,053 P A = P A0 + P A1 - P A0 x P A1 = 0,034 + 0,053 – 0,034 x 0,053 = 0,087 – 0,001802 = 0,085 P T = P A = 0,085  8,5 Dari perhitungan diatas didapatkan probabilitas kejadian warna kurang mengkilap sebesar 0,085 atau 8,5

4.2.4.3.2 Perhitungan Setelah Dilakukan Evaluasi

Dari hasil evaluasi melalui kecacatan yang terbentuk didapatkan bentuk matrik penyebab dasar terjadinya bentuk warna kurang mengkilap seperti pada gambar 4.30: Gambar 4.30 Cut Set Warna Kurang Mengkilap 1 2 3 4 5 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.30 menerangkan penyebab-penyebab dari bentuk warna kurang mengkilap, antara lain: 1 : Listrik mengalami fluktuasi 2 : Settingan mesin kurang sesuai 3 : Operator kurang berpengalaman 4 : Pergantian operator 5 : Meningkatnya jumlah produksi Yang selanjutnya penyebab-penyebab tersebut dihitung untuk mengetahui probabilitas warna kurang mengkilap berdasarkan cut set, yaitu: P K1 = P 1 = 0,016 P K2 = P 2 = 0,018 P K3 = P 3 = 0,016 P K4 = P 4 = 0,018 P K5 = P 5 = 0,019 P T = P K1 + P K2 + P K3 + P K4 + P K5 = 0,016 + 0,018 + 0,016 + 0,018 + 0,019 = 0,087  8,7 Jadi probabilitas terjadinya warna kurang mengkilap setelah dilakukan evaluasi adalah sebesar 0,087 atau 8,7 .

4.3 Analisa Hasil