Pengertian Profesi Guru Persepsi terhadap Profesi Guru

a. Ahli dalam bidangnya Yaitu ahli dalam bidang pengetahuan dan ahli dalam mendidik. Seorang guru tidak hanya menguasai bahan apa yang akan disajikan, guru juga diharapkan dapat menanamkan konsep pengetahuan. Guru yang ahli memiliki pengetahuan tentang cara mengajar teaching is a knowledge, keterampilan mengajar teaching is a skill dan mengerti bahwa mengajar merupakan sebuah seni teaching is a art b. Rasa tanggung jawab Guru yang profesional mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum mengajar. Ia menguasai apa yang akan ia ajarkan dan bertanggungjawab atas apa yang disajikan serta bertanggung jawab atas semua tingkah lakunya. c. Rasa Kesejawatan Salah satu tugas organisasi profesi misalnya PGRI adalah memberikan rasa aman, rasa kesejawatan dan perlindungan jabatan. Semangat korps dikembangkan agar harkat dan martabat guru dijunjung baik oleh korps guru itu sendiri maupun oleh masyarakat pada umumnya. Tugas dan tanggung jawab seorang guru sangatlah kompleks maka dalam profesi ini memerlukan persyaratan khusus. Moh. Ali mengemukakan bahwa persyaratan profesi Usman 1996:15 adalah sebagai berikut : a. menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu yang mendalam; b. menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya; c. menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan tertentu; d. adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya; e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan kehidupan. Selain itu Usman 1996:15 menyebutkan masih ada tiga syarat yang harus dimiliki oleh pekerjaan yang tergolong ke dalam profesi yaitu : a. memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan profesinya; b. memiliki klienobyek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya; c. diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya dimasyarakat. Menurut Usman 1996:9 peranan guru yang paling dominan dalam kegiatan belajar mengajar a. Guru sebagai demonstrator Sebagai demonstrator guru hendaknya guru menguasai materi yang akan disampaikan serta mengembangkannya. Mengembangkan materi berarti guru harus belajar terus menerus agar dapat mengembangkan materi. b. Guru sebagai pengelola kelas Sebagai pengelola kelas guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang bersifat merangsang dan menantang siswa untuk belajar, memberi rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. c. Guru sebagai mediator dan fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media merupakan alat untuk mengefektifkan pembelajaran. Guru sebagai fasilitator hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar. d. Guru sebagai evaluator Sebagai guru harus mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Artinya pada waktu tertentu pada periode pendidikan, selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai.

B. Jenis Kelamin Siswa

Jenis kelamin yang dimaksud adalah laki- laki dan perempuan. Kartono 1977:317 menyebutkan bahwa manusia diciptakan menjadi dua jenis yaitu laki- laki dan perempuan. Secara psikologis laki- laki dan perempuan mengalami pekembangan yang berbeda. Seorang laki- laki memiliki sifat yang maskulin, kasar keras dan perkasa, sedangkan perempuan memiliki sifat yang feminim, lembut dan keibuan. Akan tetapi hal itu tidak berlaku secara mutlak karena sekarang ini banyak laki- laki atau prempuan memiliki sifat lawan jenisnya

C. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak- anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan Purwanto, 1997:11. Pendidikan mempengaruhi cara pandang seseorang dalam menilai sesuatu hal. Tingkat pendidikan orang tua akan mempengaruhi anak-anaknya dalam membentuh persepsi terhadap sesuatu. Philip H Coombs Muri, 1982:61 mengkelompokkan pendidikan menjadi tiga golongan : 1. Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah proses yang sesungguhnya terjadi seumur hidup. Setiap individu memperoleh sikap, nilai, keterampilan dari pengalaman sehari hari dan pengaruh lingkungan. 2. Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan yang berstruktur, mempunyai jenjang dalam periode dan waktu tertentu berlangsung dari yang paling dasar sampai yang paling tinggi. Tingkatan pendidikan yang ada yaitu SD, SMP, SMASMK dan Perguruan Tinggi. 3. Pendidikan Non formal Pendidikan non formal yaitu bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja dan sistematis dengan menyesuaikan waktu, materi, proses dan fasilitas yang digunakan serta pengajar sesuai dengan kebutuhan.

D. Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh balas jasa biasanya berupa uang. Pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pekerjaan yang ditekuni oleh orang tua setiap hari. Pekerjaan dalam penelitian ini dikhususkan pada pekerjaan orang tua sebagai guru dan bukan guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orang tua : studi kasus siswa SMA Pangudi Luhur Jl. P. Senopati no. 18 Yogyakarta.

0 0 123

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, tingkat pendidikan orangtua, dan pekerjaan orang tua : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI di SMK YPKK 1 Sleman.

0 0 150

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua: studi kasus siswa SMA N Megang Sakti.

0 0 164

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta.

0 0 152

Hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 2, Yogyakarta.

1 2 131

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan, status kepegawaian, dan lama menjalani profesi guru : studi kasus pada guru-guru SD, SMP, dan SMA di Yayasan BOPKRI Yogyakarta.

5 25 210

PERSEPSI SISWA MENGENAI PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA, TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PEKERJAAN ORANG TUA Studi Kasus : SMA BOPKRI 1, SMA BOPKRI 2, DAN SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

0 0 92

Hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 2, Yogyakarta - USD Repository

0 0 129

PERSEPSI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA, SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA, DAN SMA BOPKRI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA TERHADAP LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SELAMA TAHUN AJARAN 20092010

0 0 125

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua: studi kasus siswa SMA N Megang Sakti - USD Repository

0 0 162