Pengujian Asumsi Klasik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

79 sesuai dengan kriteria bahwa sebaran data disebut berdistribusi normal apabila memiliki taraf signifikan 0,05 Sumarsono, 2002:40, oleh karena itu dapat diputuskan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.

4.3.2. Pengujian Asumsi Klasik

4.3.2.1.Multikolinieritas Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent dapat menggunakan uji multikolinieritas, karena dalam model regresi linier yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Identifikasi cara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung VIF Varians Inflation Factor. Rumus VIF = VIF menyatakan tingkat pembengkakan varians. Apabila varians 10 , hal ini berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier. Ghozali, 2001 : 57. Tabel 16. Hasil uji Multikolinieritas Variabel bebas Tolerance VIF Pemahaman Wajib Pajak atas PBB X 1 0,966 1,035 Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak X 2 0,947 1,056 Kepatuhan Wajib Pajak X 3 0,967 1,035 Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10, artinya 80 seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinier Ghozali, 2001:57. 4.3.2.2.Uji Autokorelasi Tujuan pengujian ini adalah menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi pada sebagaian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan, tahunan, dan seterusnya Santoso, 2000 : 216, dalam pengujian ini, uji autokorelasi tidak dilakukan karena data yang digunakan bukan data time series 4.3.2.3.Uji Heteroskedastisitas Tujuan pengujian ini adalah menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residul satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas, jika variance berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Santoso, 2000 : 208. Menurut Santoso 2000 : 210, untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah : 81  Nilai probabilitas 0,05 berarti bebas dari heterokedastisitas.  Nilai probabilitas 0,05 berarti terkena heterokedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 17. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas No Variabel Nilai mutlak dari residual Taraf Signifikansi 1. Pemahaman Wajib Pajak atas PBB X 1 -0,056 0,582 2 Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak X 2 -0,013 0,901 3 Kepatuhan Wajib Pajak X 3 -0,016 0,876 Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, tingkat signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model analisis regresi linier berganda tersebut telah bebas dari penyimpangan-penyimpangan asumsi klasik, yaitu bebas dari penyimpangan heteroskedastisitas, multikolinieritas sehingga layak untuk dilakukan pengujian regresi linier berganda.

4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri).

0 0 107

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus Di Wilayah Kelurahan Krembung Kecamatan Krembung Sidoarjo).

0 6 115

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Krembung Kelurahan Krembung Sidoarjo).

0 0 115

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Mojokerto).

0 1 109

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

2 14 111

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo)

0 0 25

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi kasus di Desa Sedengan Mijen Kecamatan Krian Sidoarjo)

0 0 20

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Mojokerto)

0 0 22

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Krembung Kelurahan Krembung Sidoarjo)

0 0 27