33
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 523KMK.041998 tentang
penentuan klasifikasi dan besarnya Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan.
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1006KMK.041985 tentang
Tata Cara Penagihan PBB dan Penunjukkan Pejabat yang Berwenang Mengeluarkan Surat Paksa.
2.3.4. Pajak Bumi dan Bangunan
2.3.4.1.Tarif Pajak BAB IV
Pasal 5 : Undang-undang Perpajakan, 2005 : 257 Tarif Pajak yang dikenakan atas Objek Pajak adalah sebesar 0,5
lima per sepuluh persen.
2.3.4.2.Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak BAB V
Pasal 6 :Undang-undang Perpajakan, 2005 : 257 1.
Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak. 2.
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk
daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya.
3. Dasar perhitungan pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak yang ditetapkan
serendah-rendahnya 20 dua puluh persen dan setinggi-tingginya 100 seratus persen dari Nilai Jual Objek Pajak.
34
4. Besarnya persentase Nilai Jual Kena Pajak sebagaimana dimaksud
dalam ayat 3 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional
Pasal 7 Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan
tariff pajak dengan Nilai Jual Kena Pajak.
2.3.4.3.Tahun Pajak, Saat, dan Tempat yang Menentukan Pajak Terhutang BAB VI
Pasal 8 : Undang-undang Perpajakan, 2005 : 259 1.
Tahun pajak adalah jangka waktu 1 satu tahun takwin. Jangka waktu satu tahun takwin adalah dari 1 Januari sampai 31 Desember.
2. Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan
objek pajak pada tanggal 1 Januari. 3.
Tempat pajak yang terutang : a.
Untuk daerah Jakarta, di Wilayah Daerah Khusus IbuKota Jakarta. b.
Untuk daerah lainnya, di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II atau Kotamadya Daerah Tingkat II.
2.3.5. Pemahaman akan Undang-Undang Perpajakan
Pemahaman WP terhadap Undang-Undang dan peraturan perpajakan PBB berfungsi penting, karena ini merupakan elemen kognitif
dari sikap Wajib Pajak terhdapa Undang-Undang dan peraturan perpajakan PBB, dan sikap Wajib Pajak mempengaruhi perilaku perpajakan, dan
35
akhirnya perilaku perpajakan mempengaruhi keberhasilan perpajakan.Suhardito, Sudibyo, 1999 : 5.
Perlawanan terhadap Pajak adalah hambatan-hambatan yang ada atau terjadi dalam upaya pemungutan Pajak. Hambatan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi : Suandy, 2005 : 16-17 a.
Perlawanan Pasif Perlawanan secara pasif ini berkaitan erat dengan keadaan social
ekonomi masyarakat di Negara yang bersangkutan. b.
Perlawanan Aktif Perlawanan pajak secara aktif ini merupakan serangkaian usaha yang
dilakukan oleh Wajib Pajak untuk tidak membayar pajak atau mengurangi jumlah pajak yang seharusnya di bayar.
Perlawanan secara aktif dapat di bagi menjadi : a.
Penghindaran Pajak tax avoidance Merupakan usaha pengurangan secara legal yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan ketentuan-ketentuan dibidang perpajakan secara optimal. b.
Penggelapan Pajak tax evasion Merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan melanggar
peraturan perpajakan seperti memberikan data-data palsu atau menyembunyikan data.
Upaya masyarakat untuk menghindarkan pajak merupakan suatu hal yang alami mengingat pajak merupakan suatu pungutan paksaan dan
sesuatu yang dipaksakan akan menimbulkan reaksi negative yang dapat
36
berupa perlawanan terhadap pembayaran pajak. Perlawanan pajak akan sangat merugikan bagi Negara oleh karena itu dalam rangka untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali kondisi yang membuat masyarakat sebagaian Wajib Pajak sadar, mau dan mampu
membayar Pajak.
2.3.6. Kesadaran Wajib Pajak Membayar Pajak