2.1.4 Kurikulum 2013
Selama ini pendidikan di Indonesia sudah menggunakan berbagai kurikulum yang sering berganti-ganti setiap beberapa tahun. Saat ini kurikulum yang
digunakan adalah kurikulum 2013. Menurut Dakir 2010:3 kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar
yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran
bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara terminologis istilah kurikulum dalam pendidikan adalah sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik untuk memperoleh ijazah Arifin, 2011:3.
Mulyasa 2014:68 menyatakan bahwa kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan
pada pengembangan kemampuan melakukan kompetensi tugas-tugas dengan standar perfomansi tertentu. Sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,
berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses
pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari Mulyasa, 2014:65.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum
2013 adalah
kurikulum yang
mengarahkan siswa
untuk mengembangkan kemampuan, sikap dan minat untuk melakukan sesuatu selama
kegiatan belajar mengajar. Kurikulum 2013 mengharapkan para guru untuk
menilai siswa dari proses awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran bukan dari hasil akhir.
2.1.5 Berpikir Kritis
Glaser dalam Fisher 2009:3 mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang
berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; pengetahuan tentang metode- metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan semacam suatu keterampilan
untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir rasional dan kritis adaah perwujudan perilaku terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah Syah,
1997:120. Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang
berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan Ennis dalam Fisher, 2009:4. Paul dalam Fisher 2009:4 menyatakan berpikir kritis
adalah metode berpikir – mengenai hal, substansi atau masalah apa saja – di mana
si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-
standar intelektual padanya. Indikator berpikir kritis yang di jelaskan menurut Ennis 1998 dalam
Kuswana 2012:198-199, yaitu: 1. Menjelaskan:
Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan dan kesimpulan
Menganalisis argumen
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan
Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan
2. Menduga
Mengidentifikasi asumsi tak tertulis
Menyimpulkan dan menilai keputusan 3. Membuat pengandaian dan mengintegrasikan kemampuan
Mempertimbangankan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau
keraguan yang mengganggu pemikiran berpikir yang disangka benar. 4. Menggunakan kemampuan berpikir kritis
Dilakukan secara tertib sesuai situasi seperti:
Tindak lanjut langkah-langkah pemecahan masalah
Memantau pemikiran
Menandai pemikiran kritis yang rasional
Peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan dan derajat kehebatan orang
lain Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir
kritis adalah kegiatan yang melatih sikap aktif dan rasa ingin tahu. Maka diusia SD, diharapkan siswa sudah dapat meningkatkan sikap berpikir kritis sehingga
saat dewasa nanti akan terbiasa berpikir terhadap terhadap lingkungan sekitarnya.
2.1.6 IPA