Pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong siswa kelas IV berpikir kritis.

(1)

ABSTRAK

Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. Pengembangan Modul Praktikum IPA sebagai

Suplemen Kurikulum 2013 Mendorong Berpikir Kritis pada Siswa Kelas IV.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru dan siswa akan modul praktikum IPA yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Peneliti membuat kuesioner dan melakukan observasi dan wawancara untuk menganalisis kebutuhan tersebut. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar. Modul praktikum IPA tersebut diuji cobakan secara terbatas sebanyak dua kali di kelas IV, pertama di SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dengan jumlah responden 4 siswa dan di SD Kanisius Ganjuran dengan jumlah responden 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah research dan development (R&D) yang menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall dalam Sanjaya tetapi hanya sampai pada langkah ke 7.

Hasil penelitian berdasarkan validasi produk oleh Guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran, 4 siswa kelas IV SDN 1 Bareng Lor Klaten, 19 siswa kelas IV SD Kanisus Ganjuran dari keseluruhan hasil validasi tsersebut, diperoleh rata-rata skor 3,3 dengan kategori layak. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama uji coba modul praktikum IPA di SDN 1 Bareng Lor Klaten dan SD Kanisius Ganjuran, terlihat bahwa siswa terdorong untuk berpikir kritis saat melakukan kegiatan praktikum. Uji terbatas 5 siswa di SDN 1 Bareng Lor Klaten terdapat 7 indikator yang terlihat dan pada uji coba 19 siswa di SD Kanisius Ganjuran seluruh indikator terlihat pada saat pengujian modul praktikum IPA. Di SD Kanisius Ganjuran terdapat 1 siswa yang bertanya ketika melakukan praktikum dengan menggunakan modul praktikum IPA. Dengan demikian modul praktikum IPA sudah layak digunakan dalam pembelajaraan kelas IV sekolah dasar sebagai suplemen kurikulum 2013.


(2)

ABSTRACT

Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. The Development of Science Experiment Work Module Based on 2013 Curriculum to Encourage the Critical Thinking of the Forth Grade Student of Elementary School. Elementary School Teacher Education Study Program, Faculty of Teaching and Education, Sanata Dharma University.

This study originated from the need of teachers and students for science’s practicum module that refers to the 2013 curriculum for fourth grade elementary school students. Researchers used questionnaires, observations and interviews to analyze those needs. The main objective of this study is to produce a product in a form of science practicum module to be a supplement for the curriculum 2013 to encourage critical thinking of fourth grade students of Elementary School. The science practicum module was tested twice on a limited basis to the fourth grade students, first in SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten with 4 respondents and in SD Kanisius Ganjuran with 19 respondents. This research is a research and development (R & D) that use the development procedure of Borg & Gall in Sanjaya but only up to the 7th step.

The results are based on product validation by teacher of fourth grade students of Kanisius Ganjuran, for fourth grade students of SDN Bareng Lor 1 Klaten, 19 fourth grade students of Kanisus Ganjuran. From the validation, the overall score of 3,3 is obtained as proper category. Accordingly, the product developed can be said to be proper to be used as teaching materials for fourth grade of elementary school students in science.

Based on observations made during the testing of the science experiment module at SDN 1 Bareng Lor Klaten and SD Kanisius Ganjuran, it can be seen that students are encouraged to think critically while doing lab activities. The limited trial on 5 students in SDN 1 Bareng Lor Klaten showed 7 indicators of critical thinking that were seen and in limited trial on 19 students in SD Kanisius Ganjuran all indicators of critical thinking were seen when the science module trial were conducted. Kanisius Ganjuran there is are students who asking question when doing lab activities using the science practical work module. The conclusion of this research is that the science practical work module is suitable to use in 4 grade of elementary school as supplement for 2013 curriculum.


(3)

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG

SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Theresia Dwi Kurniawati 111134061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG

SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Theresia Dwi Kurniawati 111134061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG

SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS Theresia Dwi Kurniawati

NIM: 111134061

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Rohandi Ph.D. 13 Januari 2016

Pembimbing II


(6)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA UNTUK MENDORONG BERPIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS IV SD KANISUS GANJURAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Theresia Dwi Kurniawati

NIM: 111134061

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 27 Januari 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap: Tanda Tangan Ketua : Christiyanti Aprinastuti. S.Si., M.Pd ... Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi,S.S., M.Pd ... Anggota : Rohandi, Ph.D. ... Anggota : Wahyu Wido Sari, S.Si, M.Biotech ... Anggota : Kintan Limiansih S.Pd, M.Pd ...

Yogyakarta, 27 Januari 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan yang selalu memberiku berkat yang berlimpah Almamater Universitas Sanata Dharma

Kedua orang tuaku tercinta, Yohanes Anthoin Taolin dan Christiana Dwi Sri Handayani yang telah memberikan doa, kasih, dukungan dan semangat.

Terima kasih atas semua yang telah diberikan kepadaku.

Kakak ku tersayang Stefanus Kunses Kurniawan Taolin yang stelah memberikan doa, dukungan dan semangat.

Sahabat-sahabat yang selalu memberiku omelan dan semangat (Putri Penata Galak, Cicik Henny, Putri Tyas Brindil, Intan Maya Irung, Mamih Rita Arum Kusuma,


(8)

MOTTO

“ORA ET LABORA” -MOTHER THERESA-

“Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah

kepada-Nya, dan Ia akan bertindak” -Mazmur 37:5-

“Percayalah apa yang kamu perjuangkan saat ini, suatu hari nanti akan kamu petik hasilnya”

-NN-

,


(9)

-PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Januari 2016


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Theresia Dwi Kurniawati

Nomor Mahasiswa : 111134061

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mnegalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 13 Januari 2016

Yang menyatakan


(11)

ABSTRAK

Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. Pengembangan Modul Praktikum IPA sebagai Suplemen Kurikulum 2013 Mendorong Berpikir Kritis pada Siswa Kelas IV. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru dan siswa akan modul praktikum IPA yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Peneliti membuat kuesioner dan melakukan observasi dan wawancara untuk menganalisis kebutuhan tersebut. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar. Modul praktikum IPA tersebut diuji cobakan secara terbatas sebanyak dua kali di kelas IV, pertama di SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dengan jumlah responden 4 siswa dan di SD Kanisius Ganjuran dengan jumlah responden 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah research dan development (R&D) yang menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall dalam Sanjaya tetapi hanya sampai pada langkah ke 7.

Hasil penelitian berdasarkan validasi produk oleh Guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran, 4 siswa kelas IV SDN 1 Bareng Lor Klaten, 19 siswa kelas IV SD Kanisus Ganjuran dari keseluruhan hasil validasi tsersebut, diperoleh rata-rata skor 3,3 dengan kategori layak. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama uji coba modul praktikum IPA di SDN 1 Bareng Lor Klaten dan SD Kanisius Ganjuran, terlihat bahwa siswa terdorong untuk berpikir kritis saat melakukan kegiatan praktikum. Uji terbatas 5 siswa di SDN 1 Bareng Lor Klaten terdapat 7 indikator yang terlihat dan pada uji coba 19 siswa di SD Kanisius Ganjuran seluruh indikator terlihat pada saat pengujian modul praktikum IPA. Di SD Kanisius Ganjuran terdapat 1 siswa yang bertanya ketika melakukan praktikum dengan menggunakan modul praktikum IPA. Dengan demikian modul praktikum IPA sudah layak digunakan dalam pembelajaraan kelas IV sekolah dasar sebagai suplemen kurikulum 2013.


(12)

ABSTRACT

Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. The Development of Science Experiment Work Module Based on 2013 Curriculum to Encourage the Critical Thinking of the Forth Grade Student of Elementary School. Elementary School Teacher Education Study Program, Faculty of Teaching and Education, Sanata Dharma University.

This study originated from the need of teachers and students for science’s practicum module that refers to the 2013 curriculum for fourth grade elementary school students. Researchers used questionnaires, observations and interviews to analyze those needs. The main objective of this study is to produce a product in a form of science practicum module to be a supplement for the curriculum 2013 to encourage critical thinking of fourth grade students of Elementary School. The science practicum module was tested twice on a limited basis to the fourth grade students, first in SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten with 4 respondents and in SD Kanisius Ganjuran with 19 respondents. This research is a research and development (R & D) that use the development procedure of Borg & Gall in Sanjaya but only up to the 7th step.

The results are based on product validation by teacher of fourth grade students of Kanisius Ganjuran, for fourth grade students of SDN Bareng Lor 1 Klaten, 19 fourth grade students of Kanisus Ganjuran. From the validation, the overall score of 3,3 is obtained as proper category. Accordingly, the product developed can be said to be proper to be used as teaching materials for fourth grade of elementary school students in science.

Based on observations made during the testing of the science experiment module at SDN 1 Bareng Lor Klaten and SD Kanisius Ganjuran, it can be seen that students are encouraged to think critically while doing lab activities. The limited trial on 5 students in SDN 1 Bareng Lor Klaten showed 7 indicators of critical thinking that were seen and in limited trial on 19 students in SD Kanisius Ganjuran all indicators of critical thinking were seen when the science module trial were conducted. Kanisius Ganjuran there is are students who asking question when doing lab activities using the science practical work module. The conclusion of this research is that the science practical work module is suitable to use in 4 grade of elementary school as supplement for 2013 curriculum.


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai waktu yang ditentukan. Begitu juga tidak lupa peneliti menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang dengan tulus ikhlas membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A selaku Kaprodi PGSD. 2. Christiyanti Aprinastuti. S.Si., M.Pd selaku wakil Kaprodi PGSD. 3. Rohandi, Ph.D. selaku dekan FKIP dan dosen pembimbing I yang telah

membimbing dan mendorong peneliti dari awal sampai akhir penelitian. 4. Wahyu Wido Sari, M.Biotech. selaku dosen pembimbing II yang telah

membantu membimbing dan mendorong penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. HY. Budi Santoso S.Sos. Selaku Kepala Sekolah Dasar Kanisius Ganjuran, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

6. Angelina Ratih Wulansari, S.Pd selaku guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum. selaku validator instrumen analisis kebutuhan dalam penelitian ini.

8. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. selaku validator instrumen analisis kebutuhan dalam penelitian ini.

9. Dr. Y. Karmin., M.Pd selaku validator modul praktikum IPA dalam penelitian ini.

10. Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku validator modul praktikum IPA dalam penelitian ini.


(14)

11. Siswa kelas IV SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dan siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran tahun pelajaran 2014/2015 yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.

12. Segenap staf dan karyawan PGSD yang telah memberi bantuan dan dukungan.

13.Kedua orang tua, Bapak Yohanes Anthoin Taolin dan Ibu Christiana Dwi Sri Handayani, S.Pd yang selalu mendukungku dalam segala hal, doa, motivasi, semangat, dan perhatian yang sangat besar selama proses penelitian ini.

14.Kakakku Stefanus Kunses Kurniawan Taolin, yang selalu mendukung dan mendoakan.

15.Sahabat-sahabatku (Putri Penata, Rosalia Henny dan Rita Arum) yang selalu mendukung, menyemangatiku, berjuang bersamaku dan mengingatkanku.

16. Teman-teman kelas VII B 2011, teman-teman PGSD angkatan 2011, teman-teman OMK (Steffani Tia Anjar pratiwi, Stefanus Tito,Vicktorinus Raditya, dan mbak alvina) yang selalu mendukung, menyemangati dan berproses bersama.

17. Edwardus Alvianto Sumartadi yang selalu sabar menemani ku, memberi semangat dan mendukung ku.

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 27 Januari 2016


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Spesifikasi Produk ... 6


(16)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) ... 8

2.1.2 Media Pembelajaran ... 10

2.1.3 Modul ... 11

2.1.4 Kurikulum 2013 ... 13

2.1.5 Berpikir Kritis ... 14

2.1.6 IPA ... 15

2.2 Penelitian yang Relevan ... 17

2.2.1 Penelitian yang Berhubungan dengan Modul ... 17

2.2.2 Penelitian yang Berhubungan dengan Berpikir Kritis ... 18

2.3 Desain Diagram ... 21

2.4 Kerangka Berpikir ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Setting Penelitian ... 24

3.2.1 Subjek Penelitian ... 24

3.2.2 Objek Penelitian ... 24

3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Prosedur Pengembangan ... 25

3.4 Uji Coba Produk ... 28

3.5 Instrumen Penelitian ... 29


(17)

3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ... 35

3.7.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kajian Standar Kompetensi dan Materi Pembelajaran ... 39

4.2 Data Analisis Kebutuhan ... 40

4.3 Deskripsi Produk Awal ... 48

4.4 Data Validasi dan Revisi Produk ... 51

4.4.1 Data Validasi Ahli Bahasa Indonesia dan IPA ... 54

4.4.2 Data Validasi oleh Guru Kelas IV ... 61

4.4.3 Data Uji Coba Terbatas dalam Kelompok Kecil ... 63

4.4.4 Data Uji Coba dalam Kelas ... 66

4.5 Pembahasan ... 68

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 76

5.3 Saran ... 76

DAFTAR REFERENSI ... 77


(18)

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan ... 21 Bagan 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan ... 26


(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Analisis Kebutuhan ... 30

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ... 30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas ... 31

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Kelas IV ... 31

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Terhadap Siswa ... 32

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Untuk Guru ... 32

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Ideal (Sukardjo, 2006:5) ... 36

Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Empat ... 38

Tabel 4.1 Kompetensi Inti ... 39

Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 42

Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 43

Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Ideal ... 53

Tabel 4.5 Kriteria Skor Skala Empat ... 54

Tabel 4.6 Hasil Validasi dari Dua Ahli ... 54

Tabel 4.7 Komentar dan Saran dari Ahli Bahasa Indonesia ... 56

Tabel 4.8 Komentar dan Saran dari Ahli IPA ... 59

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kualitas Modul oleh Guru Kelas IV ... 61

Tabel 4.10 Hasil Observasi Berpikir Kritis Siswa dalam Kelompok Kecil .... 64

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Kualitas Modul dalam Kelompok Kecil ... 65

Tabel 4.12 Tabel Komentar dan Saran Siswa Uji Terbatas Kelompok Kecil .. 65

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Kualitas Modul dalam Kelas ... 66

Tabel 4.14 Hasil Observasi Siswa pada Uji Terbatas di Kelas ... 67


(20)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Gambar Sampul Modul Praktikum IPA ... 50 Gambar 4.2 Gambar Isi Modul Praktikum IPA ... 51 Gambar 4.3 Gambar Modul Bagian Tema 1 Sebelum Direvisi

(halaman 5) ... 57 Gambar 4.4 Gambar Modul Bagian Tema 1 Sesudah Direvisi

(halaman 5) ... 57 Gambar 4.5 Gambar Materi Subtema 2 Sebelum Direvisi

(halaman 10) ... 58 Gambar 4.6 Gambar Materi Subtema 2 Sesudah Direvisi

(halaman 10) ... 58 Gambar 4.7 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 3 Subtema 2

Sebelum Direvisi (halaman 15) ... 59 Gambar 4.8 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 3 Subtema 2

Sesudah Direvisi (halaman 15) ... 59 Gambar 4.9 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 4 Subtema 2

Sebelum Direvisi (halaman 18) ... 60 Gambar 4.10 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 4 Subtema 2

Sesudah Direvisi (halaman 18) ... 60 Gambar 4.11 Gambar Saat Uji Terbatas Dalam Kelompok Kecil ... 65 Gambar 4.12 Gambar Saat Uji Terbatas Kelas ... 68


(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 82

Lampiran 2 Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan oleh Dosen 1 ... 83

Lampiran 3 Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan oleh Dosen 2 ... 89

Lampiran 4 Lembar Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ... 95

Lampiran 5 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ... 96

Lampiran 6 Lembar Wawancara Analaisis Kebutuhan Guru ... 97

Lampiran 7 Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 99

Lampiran 8 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 103

Lampiran 9 Validasi Modul oleh Ahli Bahasa Indonesia ... 106

Lampiran 10 Validasi Modul oleh Ahli IPA ... 113

Lampiran 11 Validasi Modul oleh Guru Kelas IV ... 119

Lampiran 12 Persepsi Siswa Terhadap Modul (kelompok 5 siswa) ... 125

Lampiran 13 Persepsi Siswa Terhadap Modul (kelompok 21 siswa) ... 128

Lampiran 14 Penilaian RPP oleh Dosen ... 131

Lampiran 15 Validasi RPP oleh Guru Kelas IV ... 133

Lampiran 16 RPP Uji Coba Terbatas ... 135

Lampiran 17 Curriculum Vitae ... 146 Lampiran 18 Produk Modul Praktikum IPA (Dicetak Terpisah)


(22)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) batasan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) spesifikasi produk yang dikembangkan, serta (7) definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia dan sangat penting untuk dilakukan oleh masyarakat untuk mengimbangi kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini. Manusia akan selalu mengalami proses belajar dan tidak akan pernah berhenti belajar karena manusia dalam hidupnya akan dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan pemecahan dan harus menghadapinya. Salah satunya manusia belajar IPA karena IPA dapat diterapkan dan selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Darmojo dalam Samatowa, 2011:4). Alasan perlunya IPA diajarkan di sekolah salah satunya adalah IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis dan jika IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan (Samatowa, 2011:4).

Pemerintah memberlakukan kurikulum baru untuk memajukan pendidikan di Indonesia yaitu Kurikulum 2013. Menurut Hamalik (2007: 65), kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Dalam Kurikulum 2013 ini tidak secara khusus mengajarkan siswa


(23)

terpisah, melainkan siswa belajar semua mata pelajaran dalam satu tema besar. Dalam satu tema besar akan dibagi menjadi beberapa subtema dan di dalam subtema akan dibagi lagi menjadi beberapa pembelajaran.

Peneliti melakukan observasi di kelas IV SD Kanisius Ganjuran Yogyakarta pada tanggal 14 Oktober 2014, dari hasil observasi tersebut dapat terlihat bahwa SD Kanisius Ganjuran sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran. Guru memberikan materi pelajaran IPA sudah menggunakan media yang berupa bagian-bagian tumbuhan seperti daun, bunga, akar. Guru membuat pembelajaran dalam kelompok-kelompok dan dipresentasikan di depan kelas.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 20 Oktober 2014 mengenai Kurikulum 2013, beliau mengungkapkan bahwa butuh penyesuaian untuk menerapkan dalam pembelajaran karena guru menganggap Kurikulum 2013 ini sebagai sesuatu yang baru. Kepala Sekolah juga merasakan bahwa guru-guru mengalami kesulitan mengenai Kurikulum 2013 yaitu ketika melakukan pembelajaran guru masih kurang menguasai pendekatan saintifik, guru juga masih harus mempersiapkan anak-anak yang belum terbiasa aktif dalam pembelajaran. Beliau juga mengungkapkan bahwa sekolah sangat membutuhkan modul praktikum IPA karena pendekatan saintifik sangat dekat dengan praktikum, sedangkan buku referensi yang digunakan guru-guru hanya terbatas. Kepala sekolah juga mengungkapkan bahwa kriteria modul yang baik adalah modul yang sesuai dengan tema dan keadaan lingkungan yang dapat memfasilitasi siswa, serta tidak membebankan orang tua siswa.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran yang telah menerapkan Kurikulum 2013 pada tanggal 15


(24)

Oktober 2014. Guru kelas IV mengungkapkan bahwa pendekatan dengan saintifik dalam Kurikulum 2013 sangat bagus karena pendekatan ini memancing anak untuk kreatif mengeksplorasi apa yang sudah siswa pelajari. Beliau mengalami kesulitan ketika harus mengkondisikan siswa karena siswa sudah terbiasa belajar dengan mata pelajaran yang dipisah-pisah. Guru melakukan praktikum yang ada di buku siswa saja, oleh karena itu beliau membutuhkan modul praktikum IPA. Modul praktikum IPA tersebut dapat membantu serta mempermudah guru melakukan praktikum. Menurut guru, kriteria modul praktikum IPA yang baik dan menarik untuk siswa adalah dengan memberikan materi yang jelas dan mudah dipahami serta diberi gambar pada setiap langkah kerja

Peneliti juga melakukan wawancara pada hari Jumat dan Selasa, tanggal 17 dan 21 Oktober 2014 di SD Kanisius Ganjuran dengan beberapa siswa terlihat bahwa siswa belum begitu paham pada materi yang diajarkan oleh guru karena keterbatasan sumber belajar. Sumber-sumber yang digunakan guru hanyalah buku siswa, LKS dan buku sains yang dipunyai oleh guru mereka. Siswa-siswa juga menyebutkan bahwa mereka membutuhkan modul praktikum IPA untuk membantu mereka memahami materi yang masih sulit untuk mereka pahami. Salah satu siswa mengatakan bahwa materi IPA yang belum begitu ia kuasai adalah materi mengenai bunyi karena materi yang ada di buku belum lengkap.

Setelah melakukan wawancara, peneliti menyebarkan kuesioner yang diisi oleh siswa kelas IV dan dapat disimpulkan bahwa siswa sangat menyukai belajar IPA dengan melakukan praktikum. Sumber belajar yang digunakan adalah LKS dan buku siswa. Siswa membutuhkan modul untuk membantu mereka memahami


(25)

kuesioner pada guru kelas IV yang dapat disimpulkan bahwa guru kelas IV bersedia menggunakan modul praktikum IPA yang dibuat oleh peneliti untuk memenuhi kebutuhan siswa. Beliau mengatakan bahwa urutan kriteria prioritas untuk membuat modul IPA yang menarik dan berkualitas adalah bentuk modul, ketebalan modul, bahan kertas, warna modul, isi modul, biaya modul, ukuran kertas, keawetan modul. Modul praktikum IPA juga perlu diberi rangkuman materi pembelajaran, langkah langkah praktikum agar lebih memudahkan siswa dalam memahami materi.

Oleh karena itu peneliti akan mencoba melakukan pengembangan modul Praktikum IPA di kelas IV SD Kanisius Ganjuran Yogyakarta. Dengan adanya modul Praktikum IPA ini akan membantu guru melakukan praktikum IPA yang tidak hanya ada di buku siswa yang telah diberikan oleh Dinas. Selain itu, modul Praktikum IPA akan dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan modul praktikum IPA pada materi Tema 1 Indahnya Kebersamaan sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SD Kanisius Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015? 1.2.2 Bagaimana kualitas modul praktikum IPA pada materi Tema 1 Indahnya

Kebersamaan sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SD Kanisius Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?

1.2.3 Bagaimana pengaruh penggunaan modul praktikum IPA pada materi Tema 1 Indahnya Kebersamaan sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SD Kanisius Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?


(26)

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini dilakukan agar penelitian dapat dilakukan secara terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti membatasi hal-hal sebagai berikut:

1.3.1 Materi yang disajikan dalam Modul Praktikum IPA adalah materi pada Tema 1 yaitu Indahnya Kebersamaan.

1.3.2 Sekolah Dasar yang dijadikan subjek peneliti adalah SD Kanisius Ganjuran.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Mengetahui cara mengembangkan modul praktikum IPA materi Tema 1 Indahnya Kebersamaan sebagai suplemen 2013 pada kelas IV SD Kanisius Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

1.4.2 Mengetahui kualitas modul praktikum IPA pada materi bunyi sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SD Kanisius Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

1.4.3 Mengetahui pengaruh penggunaan modul praktikum IPA pada materi bunyi sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SD Kanisius Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi peneliti:

Dengan adanya penelitian ini peneliti memiliki pengalaman dalam membuat modul praktikum IPA.


(27)

1.5.2 Bagi guru:

Dengan adanya modul praktikum IPA dapat membantu guru dalam menyampaikan materi melalui kegiatan praktikum.

1.5.3 Bagi siswa:

Dengan adanya modul praktikum IPA dalam kegiatan pembelajaran siswa akan terbantu dalam memahami materi pelajaran.

1.5.4 Bagi sekolah:

Dengan adanya modul praktikum IPA dapat menambah sumber belajar khususnya dalam pelaksanaan praktikum.

1.6 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini yaitu bahan ajar pada pembelajaran IPA berupa sebuah modul praktikum IPA. Produk yang dikembangkan berupa modul praktikum IPA yang sesuai dengan kurikulum 2013. Modul ini berisikan beberapa praktikum yang berkaitan dengan tema 1 “Indahnya Kebersamaan”. Modul ini berisikan materi, langkah kerja praktikum, alat dan bahan praktikum, dan soal. Modul praktikum IPA ini akan dikembangkan menjadi pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar pada mata pelajaran IPA materi Bunyi kelas IV SD Kanisius Ganjuran tahun ajaran 2014/2015.

1.7 Definisi Operasional

1.7.1 Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada semua orang selama masa hidupnya.

1.7.2 IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam termasuk makhluk hidup.


(28)

1.7.3 Modul adalah sumber belajar tambahan yang digunakan oleh guru.

1.7.4 Modul praktikum IPA adalah panduan yang digunakan guru dan siswa untuk melakukan praktikum.


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas mengenai kajian pustaka yaitu (1) kajian teori yang akan menjelaskan mengenai metode penelitian dan pengembangan (R&D), media pembelajaran, modul, kurikulum 2013, berpikir kritis, IPA, (2) penelitian yang relevan, (3) desain diagram dan (4) kerangka berpikir

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D)

Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam metode penelitian pendidikan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan penelitian. Salah satu metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan. Sukmadinata (2008:164) menyatakan metode penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Sugiyono (2010:407), metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan (R&D) adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan (Sanjaya 2013: 129).


(30)

Borg & Gall dalam Sanjaya (2013:133-134) memerinci langkah-langkah penelitian dan pengembangan seperti:

1. Riset dan pengumpulan informasi termasuk studi literatur dan observasi kelas.

2. Perencanaan yang meliputi merumuskan tujuan, menetapkan sekuen pelajaran serta pengujian dalam skala terbatas.

3. Pengembangan produk awal (preliminary form of product) termasuk mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat penilaian.

4. Uji lapangan produk awal yang melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan angket dan hasilnya dianalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahannya. Pada tahap uji lapangan menekankan pada proses disamping hasil belajar.

5. Berdasarkan hasil analisis, produk awal tersebut direvisi sehingga menjadi produk yang lebih baik.

6. Uji lapangan terhadap produk yang diperbaiki dalam skala yang lebih luas. Pada tahap ini selain data kualitatif untuk menilai proses, juga dikumpulkan data kuantitatif hasil pre dan postes.


(31)

8. Uji lapangan skala yang lebih luas lagi dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket, selanjutnya data tersebut dianalisis.

9. Revisi akhir produk berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan terakhir.

10. Desiminasi dan melaporkan produk akhir hasil penelitian dan pengembangan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian untuk menghasilkan produk. Penelitian dan pengembangan dilakukan dengan melakukan tahap perencanaan, pengumpulan informasi, membuat produk, memvalidasi produk, memperbaiki produk, mengujikan produk dengan uji terbatas, merevisi produk agar lebih baik, mengujikan kembali dengan uji yang lebih luas, merevisi akhir produk, lalu melaporkan produk akhir pengembangan.

2.1.2 Media Pembelajaran

Munadi (2010:7-8) menyatakan media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Media adalah sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Arsyad, 2007:5).

Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media adalah berbagai jenis komponen dalam


(32)

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Gagne:1970 dalam Sadiman, dkk, 2009:6). Gagne dan Brigs dalam Arsyad (2007:4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sumber belajar yang dapat membantu siswa dan guru dalam memahami materi. Untuk mendukung proses pembelajaran, guru membutuhkan media belajar yang dapat digunakan sebagai sumber belajar pelengkap untuk menunjang pembelajaran.

2.1.3 Modul

Modul adalah sebuah bingkisan bahan pelajaran tertulis yang dapat dipelajari oleh anak dengan auto aktivitasnya, dimana layanan dan bimbingan guru/pamong diatur sedikit mungkin (Soemirat, 1980:3). Modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik (Prastowo, 2013:106). Menurut Nasution (1984:206-208) modul adalah media pembelajaran yang di dalamnya terdiri dari kegiatan belajar yang dibuat untuk membantu siswa mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.


(33)

kemudian difahami, dimengerti dan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang ada, dengan sedikit mungkin layanan dan bimbingan dari guru. Tujuan penyusunan atau pembuatan modul menurut Prastowo (2013:108-109), antara lain:

a. Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik (yang minimal).

b. Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran.

c. Melatih kejujuran peserta didik.

d. Mengkamodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik. Bagi peserta didik yang kecepatan belajarnya tinggi, maka mereka dapat belajar lebih cepat serta menyelesaikan modul dengan lebih cepat pula. Dan, sebaliknya bagi yang lambat, maka mereka dipersilahkan untuk mengulanginya kembali.

e. Agar peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang telah dipelajari.

Jadi dapat disimpulkan bahwa modul adalah sumber belajar tambahan yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Fungsi modul bagi siswa untuk melatih siswa menjadi pribadi yang mandiri dalam melakukan kegiatan pembelajaran, tidak selalu mengikuti apa yang dikatakan guru dan siswa menjadi mengerti sejauh mana dirinya sudah memahami materi yang sedang dipelajari. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang menjadi pendamping siswa dan bukan menjadi sumber satu-satunya ketika pembelajaran berlangsung.


(34)

2.1.4 Kurikulum 2013

Selama ini pendidikan di Indonesia sudah menggunakan berbagai kurikulum yang sering berganti-ganti setiap beberapa tahun. Saat ini kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013. Menurut Dakir (2010:3) kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik untuk memperoleh ijazah (Arifin, 2011:3).

Mulyasa (2014:68) menyatakan bahwa kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar perfomansi tertentu. Sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari (Mulyasa, 2014:65).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan, sikap dan minat untuk melakukan sesuatu selama kegiatan belajar mengajar. Kurikulum 2013 mengharapkan para guru untuk


(35)

menilai siswa dari proses awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran bukan dari hasil akhir.

2.1.5 Berpikir Kritis

Glaser dalam Fisher (2009:3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir rasional dan kritis adaah perwujudan perilaku terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah (Syah, 1997:120).

Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan (Ennis dalam Fisher, 2009:4). Paul dalam Fisher (2009:4) menyatakan berpikir kritis adalah metode berpikir – mengenai hal, substansi atau masalah apa saja – di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya.

Indikator berpikir kritis yang di jelaskan menurut Ennis (1998) dalam Kuswana (2012:198-199), yaitu:

1. Menjelaskan:

Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan dan kesimpulan Menganalisis argumen


(36)

Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan 2. Menduga

Mengidentifikasi asumsi tak tertulis Menyimpulkan dan menilai keputusan

3. Membuat pengandaian dan mengintegrasikan kemampuan

Mempertimbangankan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar). 4. Menggunakan kemampuan berpikir kritis

Dilakukan secara tertib sesuai situasi seperti:

 Tindak lanjut langkah-langkah pemecahan masalah  Memantau pemikiran

 Menandai pemikiran kritis yang rasional

Peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan dan derajat kehebatan orang lain

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah kegiatan yang melatih sikap aktif dan rasa ingin tahu. Maka diusia SD, diharapkan siswa sudah dapat meningkatkan sikap berpikir kritis sehingga saat dewasa nanti akan terbiasa berpikir terhadap terhadap lingkungan sekitarnya.

2.1.6 IPA

Samatowa (2011:3) menyatakan bahwa sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah. Wonorahardjo (2010:12) menyatakan sains atau ilmu pengetahuan alam adalah sekumpulan pengetahauan


(37)

mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Ilmu merupakan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman yang masuk melalui panca indera, melalui mata, telinga, hidung, dan kulit dimana pengalaman itu dapat tersampaikan dengan melalui media-media yang ada (Hamalik, 2007:13). Sedangkan menurut Trianto (2013:136-137) IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dsb.

Ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu, yaitu:

a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap;

b. Menanamkan sikap hidup ilmiah;

c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan;

d. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya;

e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan masalah. (Laksmi (1986) dalam Trianto, 2013:142).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetian IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala alam termasuk makhluk hidup. IPA melatih untuk


(38)

2.2 Penelitian yang Relevan

2.2.1 Penelitian yang Berhubungan dengan Modul

Elisabeth Dwi Astuti (2014) meneliti tentang “Pengembangan modul bimbingan belajar Matematika berbasis kecerdasan kinestetik badani pada siswa berprestasi rendah”. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar Matematika berbasis kecerdasan kinestetik dan untuk mengetahui produk modul bimbingan belajar dapat meningkatkan prestasi rendah siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Kanisius Gayam I, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa modul bimbingan belajar yang dikembangkan kualitasnya sudah baik dan layak digunakan serta dapat meningkatkan prestasi belajar.

Christina Risma Marthawati (2014) meneliti tentang “Pengembangan modul pembelajaran tematik berbasis Multiple Intelligence”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui langkah pengembangan prototipe modul pembelajaran tematik dan mengetahui kelayakan pengembangan prototipe modul pembelajaran tematik. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan prototipe modul pembelajaran tematik berbasis Multiple Intelligence menggunakan langkah sebagai berikut (1) Potensi dan masalah diperoleh karena terbatasnya fasilitas pembelajaran yang disebabkan oleh pergantian kurikulum (2) Pengumpulan informasi dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke delapan sekolah dan menganalisis hasil kuesioner tersebut (3) Desain produk dalam tahap ini dilakukan dengan analisis kurikulum 2013,


(39)

yang dikembangkan, mendesain gambar (4) Validasi dilakukan oleh tiga ahli, ahli modul pembelajaran, ahli tematik dan ahli bahasa (5) Revisi desain dilakukan sesuai kritis dan saran yang diberikan oleh validator setelah modul validasi; sedangkan kualitas prototipe modul pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis Multiple Intelligence adalah sangat baik.

Huda Restu Pramuditha (2014) meneliti tentang “Pengembangan modul bimbingan belajar Matematika berbasis kecerdasan naturalis pada siswa berprestasi rendah”. Penelitian ini dilakukan di kelas III A SDN Percobaan 3 Pakem. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar dan untuk mengetahui produk modul bimbingan belajar dapat meningkatkan prestasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan modul bimbingan belajar matematika berbasis kecerdasan naturalis dikembangkan dengan kualitas yang baik dan layak digunakan dalam pembelajaran tematik kelas III serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan penelitian di atas dapat dilihat bahwa pengembangan modul yang dilakukan untuk tematik dan mata pelajaran Matematika sedangkan pengembangan modul praktikum IPA belum dikembangkan. Maka dari itu, peneliti ingin mengembangkan modul praktikum IPA di kelas IV SD Kanisius Ganjuran khususnya materi mengenai bunyi.

2.2.2 Penelitian yang Berhubungan dengan Berpikir Kritis

Maria Puji Rahayu (2011) meneliti tentang “Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori afektif umum pada mata pelajaran IPA”. Penelitian dilakukan di kelas V SDK Ganjuran, Yogyakarta.


(40)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis pada kategori afektif umum. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa serta berpengaruh positif dan signifikan kemampuan berpikir kritis pada kategori afektif umum.

Lisa Dwi Aryani (2011) meneliti tentang “Pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA”. Penelitian dilakukan di kelas V SDK Wirobrajan, Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap prestasi belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif.

Maria Putri Penata P (2015) meneliti tentang “Pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir kritis”. Penelitian dilakukan di kelas IV SD Kanisius Sengkan, Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan Modul Praktikum IPA pada materi Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup pada kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 dapat digunakan untuk mendorong berpikir kritis pada siswa.


(41)

Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa metode inkuiri dan modul praktikum IPA dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Namun peneliti berharap kemampuan berpikir kritis meningkat tidak hanya dengan menggunakan metode inkuiri dan modul praktikum IPA pada tema 3. Maka, peneliti ingin meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan modul praktikum IPA pada tema 1 di kelas IV SD Kanisius Ganjuran.


(42)

2.3 Desain Diagram

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan Modul

Elisabeth Dwi Astuti (2014) Hasilnya modul bimbingan belajar yang dikembangkan kualitasnya sudah baik dan layak digunakan

Maria Puji Rahayu (2011) Hasilnya metode inkuiri pada mata pelajaran IPAberpengaruh positif dan signifikan kemampuan berpikir kritis pada kategori afektif umum

Berpikir Kritis

Chritiana Risma Mathawati (2014) Hasilnya kualitas prototipe modul pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis Multiple Intelligence adalah sangat baik.

Huda Restu Pramuditha (2014) Hasilnya kualitas modul bimbingan belajar matematika berbasis

kecerdasan naturalis adalah baik dan layak digunakan dalam pembelajaran tematik kelas III

Lisa Dwi Aryani (2011)

Hasilnya penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif.

Maria Putri Penata P (2015) Hasilnya modul praktikum IPA tema 3 sebagai suplemen kurikulum 2013 dapat digunakan untuk mendorong berpikir kritis pada siswa.

Menghasilkan produk berupa modul Mengetahui dan meningkatkan berpikir kritis

Judul Penelitian:

Pengembangan Modul Praktikum IPA Sebagai Suplemen Kurikulum 2013 untuk Mendorong Berpikir Kritis Kelas IV SD Kanisius Ganjuran


(43)

2.4 Kerangka Berpikir

IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam namun tidak hanya yang berkaitan dengan alam saja. IPA juga mempelajari tentang apa yang sering ditemui di lingkungan sekitar, yang hampir setiap hari dialami oleh manusia. Bunyi merupakan salah satu materi yang sering sekali dialami dalam kehidupan sehari-hari. Namun manusia tidak menyadari bahwa bunyi yang dapat terdengar dapat diciptakan sendiri oleh manusia, tidak hanya dari alam atau pun hewan. Padahal dengan benda-benda yang ada di sekitar lingkungan dapat membantu untuk menciptakan sebuah bunyi yang sangat sederhana dan sangat penting untuk diketahui oleh siswa.

Dalam kegiatan belajar mengajar guru perlu mengembangkan media pembelajaran, salah satu contohnya adalah modul. Modul yang dikembangkan dapat menjadi pelengkap sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru. Modul yang dikembangkan berisi praktikum-praktikum yang dapat dilakukan oleh siswa dan bahan yang digunakan sangat mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Selain itu, modul juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa maka penulis mengembangkan modul praktikum mengenai bunyi yang diterapkan di SD Kanisius Ganjuran Yogyakarta. Dengan menggunakan modul praktikum tersebut diharapkan dapat meningkatkan sikap berpikir kritis pada siswa.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) prosedur pengembangan, (4) uji coba produk, (5) instrumen penelitian, (6) teknik pengumpulan data, (7) teknik analisis.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian R&D (Research and Development) atau penelitian dan pengembangan. Sugiyono (2010:407) mengatakan metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini mengembangkan media pembelajaran berupa modul praktikum IPA kelas IV SD Kanisius Ganjuran. Modul tersebut diharapkan dapat membantu siswa memahami materi yang dipelajari dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Langkah pengembangan menurut Borg dan Gall dalam Sanjaya (2013:133-134), yaitu: (1) pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji produk awal, (5), revisi produk, (6) uji lapangan, (7) revisi produk uji lapangan, (8) uji lapangan skala luas, (9) revisi akhir uji lapangan luas, (10) laporan produk akhir. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan sampai langkah ketujuh.


(45)

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran yang berjumlah 21 siswa.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan modul praktikum IPA pada materi Tema 1 Indahnya Kebersamaan. Kompetensi inti yang digunakan adalah KI 3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah dan tempat bermain. KI 4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi dasar yang digunakan adalah 3.5 Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indera pendengar.

3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Kanisius Ganjuran yang beralamat di Dusun Jogodayon, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 5 bulan, dimulai pada bulan Juli 2014 sampai Desember 2014.


(46)

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan penelitian ini mengarah pada produk berupa modul praktikum IPA. Ada sepuluh langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall dalam Sanjaya (2013:133-134) yaitu: (1) pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji produk awal, (5), revisi produk, (6) uji lapangan, (7) revisi produk uji lapangan, (8) uji lapangan skala luas, (9) revisi akhir uji lapangan luas, (10) laporan produk akhir. Peneliti memodifikasi langkah penelitian dan pengembangan hanya sampai pada langkah ke 7. Berikut adalah penjabaran dari ketujuh langkah secara lengkap pada bagan 3.1 :


(47)

Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4 Langkah 5

Langkah 7 Langkah 6

L Potensi dan masalah

Analisis kebutuhan Validasi Observasi

Wawancara Kuesioner

Pengumpulan data Hasil observasi Hasil wawancara Hasil kuesioner

Desain produk

sumber-sumber

bealajar kompetensi Inti kompetensi dasar indikator

materi Kegiatan praktikum

Memvalidasikan produk pada ahli

Merevisi produk Produksi modul

Uji coba produk terbatas (kelompok kecil dan kelas)

Merevisi produk


(48)

Langkah pertama adalah potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan guru dan siswa dengan melakukan observasi di kelas IV pada pembelajaran IPA. Setelah melakukan observasi, peneliti melakukan wawancara dengan siswa, guru dan kepala sekolah SD Kanisius Ganjuran. Langkah kedua adalah peneliti melakukan pengumpulan data dengan menyebar angket analisis kebutuhan pada guru dan siswa serta melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas IV dan siswa kelas IV. Selanjutnya pada langkah ketiga peneliti membuat desain produk dengan menganalisis sumber-sumber belajar menetapkan KI, KD, indikator, materi, mengembangkan prosedur pengukuran sikap berpikir kritis. Peneliti mengembangkan produk berupa modul praktikum dengan materi mengenai bunyi kelas IV. Langkah ini dimulai dengan menyusun konsep, menyusun praktikum-praktikum yang akan dilakukan siswa selanjutnya pembuatan modul. Modul yang akan dibuat berisi:

a. Pendahuluan

Pendahuluan berisikan tentang kompetensi inti, tema, subtema, kompetensi dasar dan indikator.

b. Isi

Bagian isi berisikan lamgkah-langkah praktikum berdasarkan materi yang telah dipilih.

c. Penutup

Bagian penutup berisikan soal pembahasan dan pertanyaan yang mengajak siswa untuk berpikir kritis pada setiap akhir praktikum.


(49)

Langkah keempat adalah produk diuji oleh pakar. Produk hasil pengembangan diuji cobakan oleh:

a. Pakar Bahasa Indonesia, yaitu orang yang ahli dalam Bahasa Indonesia sehingga peneliti mengetahui kesalahan dalam penggunaan bahasa pada modul dan mengetahui kelayakan produk yang sedang dikembangkan.

b. Pakar IPA, yaitu orang yang ahli dalam IPA sehingga peneliti mengetahui praktikum-praktikum yang sudah dikembangkan sesuai dengan materi yang dipilih dan mengetahui kelayakan produk yang sedang dikembangkan.

Langkah kelima adalah menganalisis dan merevisi produk berdasarkan komentar dan saran validator. Pada langkah keenam adalah uji lapangan. Produk yang telah direvisi diuji cobakan pada kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa SDN 1 Bareng Lor Klaten. Setelah itu, dilakukan uji kelas di SD Kanisius Ganjuran Yogyakarta kelas IV yang berjumlah 21 siswa. Pada langkah ketujuh peneliti melakukan revisi terakhir berdasarkan hasil analisis validasi lapangan. Hasil revisi terakhir akan menjadi salah satu sumber belajar yaitu modul praktikum IPA yang layak digunakan untuk pembelajaran IPA kelas IV.

3.4 Uji Coba Produk

Uji produk modul praktikum IPA dilakukan untuk memperoleh penilaian terhadap kelayakan produk yang telah dikembangkan peneliti. Data yang diperoleh dari uji coba produk digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan modul. Uji produk kepada para pakar bertujuan untuk memperoleh masukan, kritikan dan penilaian terhadap kelayakan produk yang


(50)

Bareng Lor. Sedangkan uji lapangan dilakukan kepada 19 siswa dari 21 siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran. Uji lapangan ini bertujuan untuk meningkatkan sikap berpikir kritis pada siswa.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam waktu penelitian dengan menggunakan suatu metode (Arikunto, 2002:126). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil instrumen pengumpulan data berupa daftar pertanyaan kuesioner, wawancara, observasi. Daftar pertanyaan kuesioner diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui analisis kebutuhan. Lembar kuesioner berisi pertanyaan terhadap indikator terhadap produk Modul Praktikum IPA yang dibuat peneliti. Daftar pertanyaan wawancara diberikan kepada siswa, guru, dan kepala sekolah ketika melakukan wawancara untuk mengetahui analisis kebutuhan. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran IPA berlangsung untuk analisis kebutuhan. Nilai akhir kuesioner dari pakar/ahli, guru kelas IV, dan siswa digunakan sebagai bahan masukan dalam pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013. Kisi-kisi analisis kebutuhan dapat dilihat dihalaman selanjutnya dalam tabel 3.1, tabel 3.2, tabel 3.3, tabel 3.4, tabel 3.5 dan tabel 3.6.


(51)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi

No.

Item Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati

1,2 Ketersediaan modul praktikum IPA untuk mengajar.

Adanya modul praktikum IPA yang digunakan guru ketika mengajar. 3 Partisipasi siswa dalam praktikum IPA. Siswa mengikuti setiap proses

kegiatan belajar seperti melakukan tahap-tahap praktikum, mengerjakan soal, bertanya dan mau menjawab pertanyaan dari guru.

4,5 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA.

Siswa mengalami kesulitan mengikuti praktikum IPA di kelas.

Siswa mengalami kesulitan memahami materi praktikum IPA yang diberikan guru.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan

1 Informasi yang berkaitan dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013

1,2 2 Adanya kegiatan praktikum dalam

pelaksanaan kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA

3

3 Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013

4,5,6 4 Ketersediaan sumber belajar yang

digunakan di sekolah antara lain:

a. Modul praktikum IPA kelas IV yang sudah ada di sekolah

b. Pengadaan modul praktikum IPA di sekolah

7,8

5 Ketersediaan anggaran sekolah untuk pengadaan modul praktikum dan kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA.

9

6 Penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran

10 7 Pendapat Bapak/Ibu kepala sekolah

mengenai modul praktikum IPA yang baik dan menarik.

11

8 Pendapatan rata-rata orang tua siswa dan kemampuan siswa untuk membeli modul.


(52)

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan

1 Informasi yang berkaitan dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013

1,2 2 Kesulitan yang dialami guru dengan

adanya kurikulum 2013

3,4 3 Persiapan guru mengajar berdasarkan

kurikulum 2013

5 4 Adanya kegiatan praktikum dalam

pelaksanaan kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA

6

5 Ketersediaan sumber belajar yang digunakan di sekolah antara lain:

a. Modul praktikum IPA kelas IV yang sudah ada di sekolah.

b. Pengadaan modul praktikum IPA di sekolah.

7

6 Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA

8 7 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi

kesulitan dalam menyampaikan materi.

9 8 Pendapat bapak/ibu guru dalam

penggunaan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013.

10,11

9 Pendapat Bapak/Ibu guru mengenai modul praktikum IPA yang baik dan menarik.

12

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Kelas IV

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan

1. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas.

1 2. Penggunaan modul praktikum IPA dalam

pembelajaran di kelas.

2 3. Pemahaman siswa terhadap materi IPA yang

diajarkan

3 4. Penggunaan sumber belajar 4 5. Penggunaan modul praktikum 5,6 6. Pendapat siswa tentang modul yang menarik 7 7. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam

pembelajaran IPA


(53)

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan terhadap Siswa

No. Indikator No. Item

1. Adanya penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran IPA di kelas.

1 2 Pendapat siswa tentang cara belajar 2 4 Keaktifan siswa saat pembelajaran di kelas 3 5 Penggunaan sumber belajar 4,5 6 Kesulitan yang dialami siswa dalam belajar

IPA

6,7 7 Pendapat siswa tentang modul yang baik dan

menarik

8,9

Tabel 3.6 Kisi- kisi kuesioner Analisis kebutuhan untuk guru

No. Indikator No. Item

1. Penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran.

1,2,3,10 2 Kriteria modul praktikum IPA 4,5,9 3 Isi modul praktikum IPA 6,7 4 Kegiatan praktikum IPA 8

Data penilaian validasi instrumen analisis kebutuhan yang diperoleh dari dua validator:

Penilaian validasi instrumen observasi:

Dosen 1 :

Total skor keseluruhan : 14

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

=

28


(54)

Dosen 2 :

Total skor keseluruhan : 12

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

=

24

Penilaian validasi instrumen wawancara:

Dosen 1 :

Total skor keseluruhan : 14

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

=

28

Dosen 2 :

Total skor keseluruhan : 12

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

=

24


(55)

Penilaian validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan:

Dosen 1 :

Total skor keseluruhan : 14

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

=

28

Dosen 2 :

Total skor keseluruhan : 13

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

=

32,5

Berdasarkan hasil penilaian dari dosen 1 diperoleh hasil validasi instrumen observasi dengan skor 28, kuesioner dengan skor 28 dan wawancara dengan skor 28 maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun masih perlu diperbaiki. Sedangkan hasil penilaian dari dosen 2 diperoleh hasil validasi instrumen observasi dengan skor 24, kuesioner dengan skor 26, dan wawancara dengan skor 24 maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan


(56)

instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki. Setelah itu peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh dosen.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti meliputi:

a. Observasi

Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaraan IPA di kelas. Pengumpulan data yang dilakukan sebagai analisis kebutuhan.

b. Penyebaran kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner untuk analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru kelas IV dan siswa kelas IV. Kuesioner analisis kebutuhan dibuat untuk mengetahui informasi mengenai kebutuhan siswa dan guru di kelas.

c. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa sebelum melakukan uji coba. Pengumpulan data yang dilakukan sebagai analisis kebutuhan sekolah, guru dan siswa.

3.7 Teknik Analisis

3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif


(57)

video rekaman saat penelitian. Data kualitatif berupa komentar dan saran dari para ahli yaitu pakar Bahasa Indonesia dan pakar IPA sebagai masukan untuk perbaikan modul praktikum IPA. Pakar Bahasa Indonesia memberikan kritik dan saran pada pengejaan, penulisan, dan gaya bahasa yang digunakan dalam modul praktikum. Pakar IPA memberikan kritik dan saran pada praktikum yang digunakan dalam modul praktikum.

3.7.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh akan dianalisis menggunakan kriteria penilaian ideal menurut Sukardjo (2006:53). Skala yang peneliti gunakan memiliki empat pilihan. Skor tertinggi tiap butir adalah 4 dan yang terendah adalah 1. Empat pilihan tersebut untuk memperjelas pendapat responden mengenai kelayakan modul praktikum IPA. 4 pilihan tersebut mencakup angka 4 untuk sangat layak, angka 3 untuk layak, angka 2 untuk cukup layak dan angka 1 untuk kurang layak. Hasil pengukuran berupa skor angka. Menafsirkan hasil pengukuran juga disebut dengan penilaian dan untuk menafsirkan hasil pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan tergantung pada jumlah butir yang digunakan. Dalam penelitian menggunakan empat kriteria yang sama dalam kriteria penilaian menurut Sukardjo (2006:53). Berikut adalah tabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Ideal (Sukardjo, 2006:53)

No. Interval Skor Kategori 1 X > Xi + 1,80 Sbi Sangat layak 2 Xi + 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi Layak


(58)

3 Xi –0,60 Sbi < X ≤ Xi + 0,60 Sbi Cukup layak 4 Xi – 1,80 Sbi < X ≤ Xi – 0,60 Sbi Kurang layak

Keterangan:

X = skor akhir rata-rata

Xi = rerata ideal (dapat dicari dengan rumus

Xi = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

Sbi = (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)

Berdasarkan rumus konversi pada tabel 3.7, maka perlu dilakukan perhitungan data-data kuantitatif untuk memperoleh data kualitatif. Adapun penentuan rumus kuantitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi dibawah ini.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 4

Skor minimal ideal : 1

Xi =

x (4 + 1) = 2,5

Sbi = (4 - 1) = 0,5 Ditanyakan:


(59)

Kategori Sangat Layak = X > Xi + 1,80 Sbi

= X > 2,5 + (1,80 × 0,5) = X > 3,4

Kategori Layak = Xi + 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi = 2,5 + (0,60 × 0,5) < X ≤ 3,4 = 2,8 < X ≤ 3,4

Kategori Cukup Layak = Xi –0,60 Sbi < X ≤ Xi + 0,60 Sbi

= 2,5 – (0,60 × 0,5) < X ≤ 2,5 + (0,60 × 0,5) = 2,5 – 0,3 < X ≤ 2,5 + 0,3

= 2,2 < X ≤ 2,8

Kategori Kurang Layak = Xi – 1,80 Sbi < X ≤ Xi – 0,60 Sbi

= 2,5 – (1,80 × 0,5) < X ≤ 2,5 – (0,60 × 0,05) = 2,5 –0,9 < X ≤ 2,5 – 0,3

= 1,6 < X ≤ 2,2

Berdasarkan perhitungan skor yang telah dilakukan oleh peneliti, maka didapatlah rentang kriteria skor skala empat untuk menilai kualitas kelayakan modul praktikum IPA yang telah dibuat. Berikut tabel kriteria skor skala empat.

Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Empat

Interval Kategori

X > 3,4 Sangat layak 2,8 < X ≤ 3,4 Layak

2,2 < X ≤ 2,8 Cukup Layak 1,6 < X ≤ 2,2 Kurang Layak


(60)

Tabel 3.8 digunakan sebagai acuan untuk melihat kategori penilaian yang didapatkan oleh validasi pakar, guru kelas dan siswa terhadap modul praktikum IPA yang telah dibuat oleh peneliti.


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan (1) kajian standar kompetensi dan materi pembelajaran, (2) data analisis kebutuhan, (3) deskripsi produk awal, (4) data validasi dan revisi produk, dan (5) pembahasan.

4.1 Kajian Standar Kompetensi dan Materi Pembelajaran

Pada penelitian ini menggunakan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang terdapat pada buku guru. Kompetensi inti yang tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Kompetensi Inti

No Kompetensi Inti

1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.

3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah dan tempat bermain.

4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi inti yang digunakan peneliti di dalam modul praktikum IPA adalah kompetensi 3 memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah dan tempat bermain. Kompetensi 4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya


(62)

yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi dasar yang digunakan dalam pembuatan modul praktikum IPA adalah 3.5 memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indera pendengar.

4.2 Data Analisis Kebutuhan

Penelitian pengembangan ini dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan yang digunakan oleh peneliti adalah observasi pembelajaran IPA di kelas, kuesioner analisis kebutuhan pada siswa dan guru kelas serta wawancara dengan siswa, guru dan kepala sekolah SD Kanisius Ganjuran.

Peneliti melakukan observasi di kelas IV pada tanggal 14 Oktober 2014. Observasi yang dilakukan pada jam 11.45 saat pembelajaran tematik khususnya IPA. Hasil dari observasi adalah siswa bersama dengan guru kelas akan melakukan pengamatan terhadap tumbuh-tumbuhan. Sebelum melakukan pengamatan, guru meminta setiap siswa untuk mengeluarkan daun, bunga dan akar yang telah dibawa dari rumah. Guru membagi siswa dalam tiga kelompok besar. Siswa dan guru bersama-sama melakukan pengamatan, siswa melakukan pengamatan dan guru memberikan penjelasan. Lalu siswa diberi tugas yang harus dikerjakan secara individu yang ada pada buku siswa halaman 16. Saat siswa melakukan pengamatan, sebagian besar siswa yang melakukannya dengan sungguh-sungguh dan antusias namun ada beberapa siswa yang hanya bermain-main. Setelah selesai melakukan pengamatan, guru membagi siswa dalam


(63)

bunga dan kelompok daun. Lalu, siswa melakukan diskusi dan saling bertukar informasi dengan apa yang sudah mereka dapat dari kelompok sebelumnya.

Selama siswa melakukan pengamatan, 2 orang siswa bertanya pada guru mengenai akar yang mereka bawa dari rumah dan 3 orang siswa yang bertanya pada guru mengenai daun. Saat melakukan pengamatan, ada 1 orang siswa yang ijin pergi ke kamar mandi. Selain itu, ada 1 siswa yang hanya diam saja dan memperhatikan temannya dan 5 siswa mengobrol. Setelah selesai melakukan pengamatan, guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok yang terdiri dari 3 orang siswa yang berasal dari kelompok daun, bunga dan akar. Lalu di dalam kelompok siswa melakukan diskusi mengenai apa yang telah mereka dapatkan dari kelompok sebelumnya. Guru meminta perwakilan dari 3 kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil pengamatan yang sudah mereka dapatkan. Selama kegiatan pengamatan di kelas berlangsung, hanya ada 5 orang siswa bertanya mengenai bahan pengamatan yang mereka bawa. Sumber yang dipakai guru dan siswa hanya buku dari pemerintah yaitu buku siswa dan buku guru.

Setelah itu peneliti menyebarkan kuesioner pada siswa dan guru kelas IV. Kuesioner disebarkan untuk menganalisis kebutuhan siswa dan guru dan disebarkan pada siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran yang berjumlah 21 siswa, sedangkan yang hadir berjumlah 20 siswa. Hasil dari kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.2.


(64)

Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

No Pertanyaan Jumlah

Responden

1.

Apakah gurumu pernah menggunakan modul praktikum dalam pembelajaran IPA sebagai sumber belajar kurikulum 2013? Tidak Pernah. Pernah. 9 11 2.

Bagaimana cara belajar IPA yang kamu suka? Belajar IPA dengan melakukan praktikum. Belajar IPA tidak dengan melakukan praktikum.

20

3.

Apakah kamu terlibat aktif ketika praktikum IPA di kelas? Sangat aktif.

Aktif.

9 11

4.

Apa saja sumber belajar yang kamu gunakan untuk membantu memahami materi pembelajaran IPA? Buku paket.

LKS.

8 12

5.

Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada disekitarmu untuk melaksanakan praktikum IPA sebagai pendukung kurikulum 2013 (tematik)?

Pernah. Tidak pernah.

20

6.

Apakah kamu mengalami kesulitan ketika melakukan praktikum IPA tanpa menggunakan modul praktikum? Sangat sering

Sering. 7

Jarang. 12

Tidak pernah. 1

7. Apakah kamu membutuhkan modul praktikum untuk mempermudah melakukan praktikum IPA di kelas?

Sangat butuh. 5

Butuh. 15

Tidak butuh.

8.

Bagaimana pendapatmu tentang modul yang menarik untuk dipelajari?

Terdapat banyak gambar. 13

Warnanya cerah. 7

9. Apakah kamu menyukai modul IPA yang mempunyai banyak gambar dibandingkan banyak tulisan?

Sangat suka. 12

Suka. 6

Kurang suka. 2


(1)

melakuk an praktiku m.

dari 3 pertanya an selama melakuk an praktiku m secara mandiri

maksima l 3 pertanya an selama melakuk an praktiku m dengan sedikit pertanya an dari guru pertanya an selama melakuk an praktiku m secara mandiri. kan pertanya an selama melakuk an praktiku m secara mandiri.

4 Memberi kan jawaban atas pertanya an yang diberika n. Siswa dapat menjawa b pertanya an dengan percaya diri tanpa bantuan dari guru. Siswa dapat menjawa b pertanya an dengan sedikit bantuan dari guru. Siswa dapat menjawa b pertanya an dengan bantuan guru. Siswa tidak dapat menjawa b pertanya an dengan percaya diri.

5 Menyim pulkan hasil dari praktiku m. Siswa dapat menyimp ulkan hasil dari pratikum tanpa bantuan dari guru. Siswa dapat menyimp ulkan hasil dari pratikum dengan sedikit bantuan dari guru. Siswa dapat menyimp ulkan hasil dari pratikum dengan bantuan dari guru. Siswa tidak dapat menyimp ulkan hasil dari pratikum .

6 Aktif, tidak pasif, selalu bertanya Siswa mampu bersikap aktif, selalu Siswa mampu bersikap aktif, selalu Siswa mampu bersikap aktif, selalu Siswa tidak mampu bersikap aktif,


(2)

. bertanya terhadap hal yang tidak dimenger ti saat praktiku m tanpa pertanya an pengarah an dari guru.

bertanya terhadap hal yang tidak dimenger ti saat praktiku m dengan sedikit pertanya an pengarah an dari guru.

bertanya terhadap hal yang tidak dimenger ti saat praktiku m dengan pertanya an pengarah an dari guru.

selalu bertanya terhadap hal yang tidak dimenger ti saat praktiku m.

7 Mengan alisis dan mampu mengko munikasi kan argumen Siswa mampu mengana lisis dan memberi kan pendapat terhadap praktiku m yang dilakuka n secara mandiri tanpa bantuan guru. Siswa mampu mengana lisis dan memberi kan pendapat terhadap praktiku m yang dilakuka n dengan sedikit bantuan guru. Siswa mampu mengana lisis dan memberi kan pendapat terhadap praktiku m yang dilakuka n dengan bantuan guru. Siswa tidak mampu mengana lisis dan memberi kan pendapat terhadap praktiku m yang dilakuka n secara mandiri.

8 Tidak egois, terbuka terhadap ide dan hal-hal baru, serta memiliki keingina Siswa mampu bersikap terbuka dalam menyam paikan ide dan hal-hal baru Siswa mampu bersikap terbuka dalam menyam paikan ide dan hal-hal baru Siswa mampu bersikap terbuka dalam menyam paikan ide dan hal-hal baru Siswa tidak mampu bersikap terbuka dalam menyam paikan ide dan hal-hal


(3)

saling adu argumen .

i praktiku m sumber bunyi serta memiliki keingina n untuk saling adu argumen dengan siswa lainnya tanpa bantuan dari guru.

i praktiku m sumber bunyi serta memiliki keingina n untuk saling adu argumen dengan siswa lainnya dengan sedikit bantuan dari guru.

i praktiku m sumber bunyi serta memiliki keingina n untuk saling adu argumen dengan siswa lainnya dengan bantuan dari guru.

mengena i

praktiku m sumber bunyi serta tidak memiliki keingina n untuk saling adu argumen dengan siswa lainnya.

Rumus perhitungan sebagai berikut: Jumlah skor yang diperoleh siswa x 100 Skor ideal

Keterangan:

 Jumlah skor yang diperoleh siswa adalah jumlah skor yang diperoleh siswa dari

kriteria 1 sampai kriteria 8.

 Skor ideal adalah perkalian dari banyaknya kriteria dengan skor tertinggi. Pada contoh ini, skor ideal = 8 X 4 = 32


(4)

Penilaian Sikap

No Sikap Belum Terlihat

Mulai Terlihat

Mulai

Berkembang Membudaya Ket 1. Teliti

2. Bertanggung jawab 3. Percaya diri

Materi Ajar

IPA

Energi Bunyi

Bunyi adalah getaran suara yang ditimbulkan oleh benda bergetar. Pada dasarnya semua bunyi dihasilkan oleh benda bergetar. Benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi.

Syarat bunyi bisa di dengar: 1. Ada sumber bunyi

2. Ada perantara/medium 3. Ada pendengar

Benda dapat merambat kemana-mana melalui benda perantara atau medium. Mediumnya dapat berupa benda padat, cair dan gas.

Sifat-sifat energi bunyi:

a. Benda merambat melalui benda gas

Jika tidak ada udara, kamu tidak bisa mendengar bunyi gitar atau guntur. Getaran bunyi itu mendorong molekul-molekul udara di sekitarnya. Molekul-molekul udara ini kemudian menabrak Molekul-molekul-Molekul-molekul udara yang lain sehingga mampu berpindah tempat dan merambat

b. Benda merambat melalui benda cair

Bunyi di dalam air dapat didengar karena gelombang bunyi dapat merambat melalui media air.


(5)

c. Benda merambat melalui benda padat

Bunyi yang merambat melalui benda padat lebih cepat terdengar daripada melalui benda cair atau benda gas. Kecepatan perambatan bunyi disebut juga cepat rambat bunyi.

Pemantulan Bunyi: 1. Gema

Gema adalah bunyi pantul yang terdengar jelas setelah bunyi asli berhenti. 2. Gaung atau kerdam

Gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang terdengar sebagian bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli menjadi terdengar tidak jelas.

3. Penyerapan bunyi

Bunyi juga dapat diserap. Benda-benda yang dapat menyerap bunyi adalah benda-benda yang permukaannya lunak. Benda yang dapat menyerap bunyi disebut peredam suara. Misalnya karet, busa, karpet, kertas, kain, spon, dan wol.


(6)

CURRICULUM VITAE

Theresia Dwi Kurniawati lahir di Jakarta, pada tanggal 29 Juni 1993. Pendidikan dasar diawali pada tahun 1999 di SD Harapan Bunda Jakarta Timur dan lulus pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan studi tingkat menengah pertama di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dan lulus pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dan lulus tahun 2011.

Pada tahun 2011, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di bangku kuliah, peneliti mengikuti kegiatan yang diselenggarakan pihak kampus untuk melatih soft skills dan hard skills. Beberapa kegiatan yang diikuti seperti; kursus pembina pramuka tingkat dasar (KMD), ICEE dan tes TKBI. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul

“Pengembangan Modul Praktikum IPA sebagai Suplemen Kurikulum 2013 untuk