Pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong siswa kelas IV berpikir kritis.
ABSTRAK
Penata, Maria Putri. (2015). Pengembangan Modul Praktikum IPA Sebagai Suplemen Kurikulum 2013 Mendorong Siswa Kelas IV Berpikir Kritis. Skripsi S-1. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Latar belakang penelitian ini berdasarkan dari hasil observasi, wawancara, dan kuesioner sebagai analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti, menunjukkan adanya kebutuhan guru dan siswa pada modul yang mendukung kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 mendorong berpikir kritis pada siswa kelas IV sekolah dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and Development). Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini milik Borg and Gall, sampai pada tahap ke tujuh yaitu revisi produk setelah uji terbatas. Modul praktikum IPA tersebut diujicobakan secara terbatas sebanyak dua kali di kelas IV, pertama pada 5 siswa di SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dan yang kedua pada 30 siswa di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
Berdasarkan validasi dari guru kelas IV A SD Kanisisus Sengkan, 5 siswa kelas IV SD Negeri 1 Bareng Lor, 30 siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan, modul praktikum tersebut memperoleh skor rata-rata 3,40 termasuk dalam kategori “
layak” untuk digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat mengujicobakan modul praktikum IPA tersebut, peneliti melihat adanya sikap berpikir kritis pada siswa. Uji coba terbatas 5 siswa terdapat 7 indikator yang terlihat, dan pada uji coba 30 siswa seluruh indikator terlihat pada saat pengujian modul praktikum IPA. Dengan demikian modul praktikum IPA sudah layak digunakan dalam pembelajaran kelas IV sekolah dasar sebagai suplemen kurikulum 2013.
(2)
ABSTRACT
Penata, Maria Putri. (2015). The Development of Module Practical Work of Science Based on The 2013 Curriculum For The Fourt Grade of Elementary School to Encourage The Critical Thinking. Thesis. Elementary Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.
This research began from the result of observation, interview and questionnaire to analyze teacher and students need, that analyze show the teacher and students need module which based on 2013 curriculum. The aim of the research was to produce module practical work of science based on 2013 curriculum to push the critical thinking students of 4th grade of elementary school. The method that used of this research is Research and Development (R&D). The development of procedure from Brog and Gall just until step-7 that was revision of product after doing the limited trial design. The module had limited trial design in two times for students of 4th grade of elementary school, first was small trial with 5 students in Bareng Lor Klaten elementary school, and then second trial with 30 students in Kanisisus Sengkan elementary school.
The result of validation from teacher of 4th grade in Kanisius Sengkan elementary school, 5 students of 4th grade in Bareng lor Klaten elementary school and 30 students of 4th grade in Kanisius Sengkan elementary school, that module receive score of average was 3.40 means “very suitable” to use in class. The result of observation that researcher did when the practical module of science used, the researcher seen the students showed the critical thinking. The limited trial design of 5 students there is 7 indicator critical thinking that showed, and then in limited trial design of 30 students all of indicator critical thinking showed when the trial design of module. The conclution of this reasearch was the practical module of science was suitable to use in class of 4th grade of elementary school based on 2013 curriculum.
(3)
SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG
SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Maria Putri Penata Pratiwi NIM: 111134107
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(4)
i
SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG
SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Maria Putri Penata Pratiwi NIM: 111134107
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(5)
(6)
(7)
iv
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan yang selalu memberikan kasih dan berkat yang melimpah Almamater Universitas Sanata Dharma
Kedua orang tuaku tercinta, Drs. Sunarto dan Theresia Dwi Astuti Mardi Wahyuni yang sudah memberikan doa, kasih, dukungan dan semangat, dan
terimakasih atas segala sesuatu yang telah diberikan kepadaku. Kakakku Tersayang Sbastianus Prasetya Aditama Nagara yang telah
memberikan doa dan dukungan.
Agung Tri Prabowo yang selalu membuatku tersenyum, sabar menemaniku, mendukungku, mendoakanku, menyemangatiku, menyayangiku, dan terimakasih
atas segala sesuatunya.
Cuhubut-cuhubutku “Tonjo Gondhil” (Theresia Dwi Kompleks, Cicik Henny, Putri Tyas Brindil, Anisya Singo, Intan Maya Nose, Bernadetta Jembar)
(8)
v
“Hal yang paling penting bukanlah hasil akhir,
melainkan proses yang telah dilewati” -Wahyu Wido Sari-
“Tak ada yang perlu ditakutkan, jika itu memang hasil dari kerja keras kita sendiri”
-Agung Tri Prabowo-
“Lakukan bagianmu semampu yang kamu bisa, selanjutnya biarkan Tuhan melakukan bagian yang tak kamu bisa”
-NN-
“Waktu adalah hal yang paling berharga, Bersyukurlah dan berikan yang terbaik.
Karena waktu tak bisa kembali.
(9)
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Februari 2015
(10)
vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Putri Penata Pratiwi Nomor Mahasiswa : 111134107
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 23 Januari 2015
Yang menyatakan
(11)
viii
Penata, Maria Putri. (2015). Pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen Kurikulum 2013 mendorong berpikir kritis pada siswa kelas IV. Skripsi S-1. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Latar belakang penelitian ini berdasarkan dari hasil observasi, wawancara, dan kuesioner sebagai analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti, menunjukkan adanya kebutuhan guru dan siswa pada modul yang mendukung kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 mendorong berpikir kritis pada siswa kelas IV sekolah dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and Development). Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini milik Borg and Gall, sampai pada tahap ke tujuh yaitu revisi produk setelah uji terbatas. Modul praktikum IPA tersebut diujicobakan secara terbatas sebanyak dua kali di kelas IV, pertama pada 5 siswa di SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dan yang kedua pada 30 siswa di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
Berdasarkan validasi dari guru kelas IV A SD Kanisisus Sengkan, 5 siswa kelas IV SD Negeri 1 Bareng Lor, 30 siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan, modul praktikum tersebut memperoleh skor rata-rata 3,40 termasuk dalam kategori “
layak” untuk digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan observasi yang
dilakukan pada saat mengujicobakan modul praktikum IPA tersebut, peneliti melihat adanya sikap berpikir kritis pada siswa. Uji coba terbatas 5 siswa terdapat 7 indikator yang terlihat, dan pada uji coba 30 siswa seluruh indikator terlihat pada saat pengujian modul praktikum IPA. Dengan demikian modul praktikum IPA sudah layak digunakan dalam pembelajaran kelas IV sekolah dasar sebagai suplemen kurikulum 2013.
(12)
ix
Penata, Maria Putri. (2015). The Development of Science Practical Work Module Based on 2013 Curriculum to Encourage the Critical Thinking of the Forth Grade Student of Elementary School. Thesis. Elementary Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.
This research began from the result of observation, interview and questionnaire to analyze teacher and students need, it showed that the teacher and students need module which was based on 2013 curriculum. The aim of the research was to produce science practical work module based on 2013 curriculum to train the critical thinking of 4th grade students in elementary school. The method that used of this research was Research and Development (R&D). The procedure of development from Brog and Gall were done until the 7th that was revision of product after doing the limited trial design. The module had limited trial design in two times for the 4th grade students of elementary school, first trial was a small trial with 5 students in Bareng Lor Klaten Elementary School, and then second trial was with 30 students in Kanisisus Sengkan Elementary School.
Based on the validation from 4th grade teacher in Kanisius Sengkan Elementary School, 5 students of 4th grade in Bareng lor Klaten elementary school and 30 students of 4th grade in Kanisius Sengkan elementary school, that module received score of average was 3.40 which meant “very suitable” to use in class. Based on the observation done in trialling the science practical work module, the researcher observed the students showed the critical thinking. The limited trial design of 5 students showed 7 indicators of critical thinking that were, and then in limited trial design of 30 students all indicators of critical thinking showed when the trial design of module. The conclusion of this reasearch was the science practical work module was suitable to use in 4th grade of elementary school based on 2013 curriculum.
(13)
x
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan penyertaanNya yang begitu berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai waktu yang ditentukan. Begitu juga tidak lupa peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihakl-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:
1. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S.,BST.,M.A. selaku Kaprodi PGSD. 2. Rohandi, Ph.D. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan
mendorong peneliti dari awal sampai akhir penelitian.
3. Wahyu Wido Sari, M.Biotech.selaku dosen pembiimbing II yang telah membantu membimbing dan mendorong penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. M. Sri Martini selaku Kepala Sekolah Dasar Kanisius Sengkan, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
5. Kiki Ulandari Agustina Fasak S.Pd selaku guru kelas IV A SD Kanisius Sengkan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dari tahap awal sampai tahap akhir.
6. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum. selaku validator instrumen analisis kebutuhan dalam penelitian ini.
7. Laurensia Aptik Ivanjeli, S.Psi., M.A. selaku validator instrumen analisis kebutuhan dalam penelitian ini.
8. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku validator modul praktikum IPA dalam penelitian ini.
9. Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku validator modul praktikum IPA dalam penelitian ini.
10.Siswa kelas IV SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dan siswa kelas IV A SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2014/2015 yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.
11.Segenap staf dan karyawan PGSD yang telah memberi bantuan dan dukungan
(14)
xi
Wahyuni M.Pd yang selalu mendukungku dalam segala hal, doa, motivasi, semangat, dan perhatian yang sangat besar selama proses penelitian ini. 13.Kakakku Sbastianus Prasetya Aditama Nagara, yang selalu mendukung
dan mendoakan.
14.Agung Tri Prabowo yang selalu membuat aku tersenyum, sabar menemaniku, mendukungku, menyemangatiku dalam proses penelitian ini. 15.Sahabat-sahabat “Tonjo Gondhil ” (Theresia Dwi, Rosalia Henny, Putri Tyas, Intan Maya, Anisya SM, Bernadetha Lilik) yang selalu mendukung, menyemangiku, berjuang bersamaku, dan mengingatkanku.
16.Teman-teman kelas VII B 2011, teman-teman PGSD angkatan 2011, Kamisan Klinik Kopi, Keluarga Asrama Syantikara, yang selalu mendukung, menyemangati dan berproses bersama.
17.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 23 Januari 2015 Peneliti
(15)
xii
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR BAGAN ... xv
DAFTAR TABEL ...xvi
DAFTAR GAMBAR ...xvii
DAFTARLAMPIRAN………..xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Batasan Masalah ... 7
1.4 Tujuan Penelitian ... 7
1.5 Manfaat Penelitian ... 8
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 9
1.7 Definisi Operasional ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 11
2.1.1 Research and Development (RnD) ... 11
2.1.2 Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar ... 14
2.1.3 Berpikir Kritis ... 16
(16)
xiii
2.1.6 Media Pembelajaran ... 23
2.1.7 Modul Pembelajaran ... 24
2.2 Penelitian yang Relevan ... 26
2.3 Desain Diagram Penelitian... 30
2.4 Kerangka Berpikir ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33
3.2 Setting Penelitian ... 34
3.2.1 Subjek Penelitian ... 34
3.2.2 Objek Penelitian ... 34
3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
3.3 Prosedur Pengembangan ... 35
3.4 Waktu Penelitian ... 40
3.5 Uji Coba Produk ... 40
3.5.1 Desain Uji Coba ... 40
3.5.2 Subjek Uji Coba ... 41
3.6 Instrumen Penelitian ... 41
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.8 Teknik Menganalisis Data ... 45
3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ... 45
3.7.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Kajian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Materi Pembelajaran ... 50
4.2Data Analisis Kebutuhan ... 52
4.2.1 Observasi ... 52
4.2.2 Wawancara ... 55
4.2.3 Kuesioner ... 62
4.3Deskripsi Produk Awal ... 65
4.4Data Ujicoba dan Revisi Produk ... 69
4.4.1 Data Validasi Pakar Bahasa serta Pakar IPA dan Revisi Produk ... 69
(17)
xiv
4.4.3.1Data Ujicoba Terbatas 5 Siswa ... 75
4.4.3.2Data Ujicoba Terbatas 30 Siswa ... 81
4.5Pembahasan ... 94
BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 102
5.2Keterbatasan Penelitian ... 103
5.3Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
(18)
xv
Halaman Bagan 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan ...30 Bagan 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan Modul Praktikum IPA ...36
(19)
xvi
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Analisis Kebutuhan ...42
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ...42
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas ...43
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Kelas IV ...43
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Terhadap Siswa ...44
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Untuk Guru ...44
Tabel 3.7 Skor Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan oleh Ahli ...44
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Ideal (Sokardjo,2006:53) ...47
Tabel 3.9 Kriteria Skor Skala Empat ...49
Tabel 4.1 Kompetensi Inti ...51
Tabel 4.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ...64
Tabel 4.3 Komentar dan Saran Ahli Bahasa dan Revisi ...70
Tabel 4.4 Hasil Validasi Modul Ahli Bahasa dan ahli IPA ...72
Tabel 4.5 Hasil Validasi Modul Praktikum oleh Guru Kelas IV ...74
Tabel 4.6 Hasil Observasi Berpikir Kritis Siswa Uji Coba Terbatas 5 Siswa ....77
Tabel 4.7 Skor Uji Coba Terbatas 5 Siswa ...79
Tabel 4.8 Kategori Skor Uji Coba Terbatas 5 Siswa ...79
Tabel 4.9 Saran dan Komentar Siswa ...80
Tabel 4.10 Hasil Observasi Siswa Pada Ujicoba Terbatas 30 Siswa ...89
Tabel 4.11 Skor Ujicoba Terbatas 30 Siswa ...91
Tabel 4.12 Kategori Skor Uji Coba 30 Siswa ...70
Tabel 4.13 Saran dan Komentar Siswa ...71
(20)
xvii
Halaman Gambar 4.1 Sampul Modul Praktikum IPA ... 67 Gambar 4.2 Ujicoba Terbatas 5 Siswa ... 76 Gambar 4.5 Ujicoba Terbatas Kelas ... 87
(21)
xviii
Halaman
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 110
Lampiran 2 Penilaian Validasi Analisis Kebutuhan Oleh Dosen1 ... 111
Lampiran 3 Penilaian Validasi Analisis Kebutuhan Oleh Dosen2 ... 117
Lampiran 4 Lembar Pertanyaan Wawancara Siswa... 123
Lampiran 5 Lembar Pertanyaan Wawancara Kepala Sekolah ... 124
Lampiran 6 Lembar Pertanyaan Wawancara Guru ... 125
Lampiran 7 Lembar Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 126
Lampiran 8 Lembar Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 130
Lampiran 9 Lembar Validasi Modul Oleh Pakar Bahasa ... 132
Lampiran 10 Lembar Validasi Modul Oleh Pakar IPA ... 140
Lampiran 11 Lembar Validasi Modul Oleh Guru Kelas IV ... 146
Lampiran 12 Lembar Persepsi Siswa Terhadap Modul (kel. 5 siswa) ... 152
Lampiran 13 Lembar Persepsi Siswa Terhadap Modul (kel. 30 siswa) ... 155
Lampiran 14 Lembar Penilaian RPP Oleh Dosen ... 158
Lampiran 15 Lembar Penilaian RPP Oleh Guru Kelas IV ... 160
Lampiran 16 Lembar RPP Uji Coba Terbatas ... 162
Lampiran 17 Curriculum Vitae ... 169 Lampiran 18 Produk Modul Praktikum IPA (Dicetak Terpisah)
(22)
1 BAB I
PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini berisi (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3)Batasan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) spesifikasi produk yang dikembangkan, dan (7) definisi operasional.
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan, setiap orang berhak mendapatkan pendidikan untuk selalu berkembang dan pendidikan tidak ada habisnya. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Kegiatan belajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan peserta didik. Dalam hal ini diperlukan adanya pendidik yang profesional terutama guru di sekolah-sekolah dasar dan menengah dan dosen di perguruan tinggi.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. (Hamalik 2003:36). Belajar merupakan proses manusia
(23)
2 untuk mencapai berbagai macam kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Belajar membuat manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang pasti dan nyata. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006:161). Obyek dari IPA adalah benda-benda alam. Melalui observasi dan eksperimen pada benda-benda alam, dapat diketahui berbagai macam informasi seperti ciri-cirinya, sifat-sifatnya, manfaatnya, pengklasifikasiannya. Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya, sehingga pembelajaran IPA perlu mengutamakan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pengetahuan dipelajari dengan cara yang sama, yaitu dengan observasi dan eksperimen, sehingga siswa dapat menemukan sendiri informasi tentang yang sedang dipelajari. Dengan menemukan informasinya, maka pengetahuan siswa akan lebih baik dan bertahan lama. Selain dengan bertambahnya pengetahuan, siswa dilatih untuk dapat berpikir kritis. Berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi (Fisher dan Scriven 2009: 10). Berpikir kritis penting untuk siswa, dengan berpikir kritis merupakan kemampuan sangat penting dalam
(24)
3 hidup terutama dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Hamalik 2003:18). Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan aturan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pada sekarang ini kurikulum yang digunakan di Negara Indonesia adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya (Mulyasa 2014:4). Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada perserta didik (Permendikbud, 2013). Di dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa mengkonstruksi pengetahuan bagi dirinya. Pendekatan saintifik menyentuh tiga ranah pembelajaran, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam Depdisnas, 2003 menyebutkan sasaran pembelajaran berupa kompetensi kerja ilmiah yang antara lain menuntut kemampuan siswa untuk melakukan penyelidikan ilmiah, berkomunikasi ilmiah, menunjukkan kreativitas dalam memecahkan masalah, dan mampu bersikap ilmiah. Berdasarkan sasaran yang disebutkan untuk mencapainya dapat menggunakan eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas. Dengan adanya eksperimen siswa akan lebih paham karena membuktikan dan
(25)
4 melakukan sendiri. Penggunaan eksperimen dalam pembelajaran memerlukan media pendukung salah satunya adalah modul eksperimen yang berisi percobaan sederhana yang mendukung pembelajaran pada kurikulum 2013.
Menggunakan eksperimen atau praktikum yang membuat siswa lebih aktif dan tidak hanya duduk diam mendengarkan. Pembelajaran IPA yang disampaikan dengan mengaktifkan siswa akan sangat membantu siswa dalam menerima pengetahuan baru, karena pembelajaran dilakukan dengan menarik tanpa membuat siswa malas atau bosan. Dengan demikian terlihat pembelajaran IPA dengan menggunakan eksperimen lebih efektif untuk dilakukan. Berdasarkan pada observasi yang telah dilakukan pada 9 Oktober 2014 di kelas IV SD Kanisisus Sengkan, guru saat memberikan materi pelajaran IPA sudah menggunakan media pembelajaran, yang berupa video. Dan pada hari sebelumnya guru telah memberikan tugas kepada siswa untuk mencari ciri-ciri khusus pada salah satu hewan. Guru membuat pembelajaran menjadi presentasi yang dilakukan oleh beberapa siswa saja. Dengan ketentuan siswa boleh bertanya kepada yang sedang presentasi dan yang presentasi boleh memberikan pertanyaan kepada temannya yang duduk memperhatikan. Wawancara pada guru dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2014, guru mengakui bahwa tidak melakukan semua praktikum yang ada pada buku paket Kurikulum 2013. Dan guru menyatakan bahwa sebenarnya siswa lebih semangat dan tertarik pada pembelajaran di kelas saat adanya praktikum. Guru juga menyebutkan jika ada praktikum harus ada pula segala sesuatu yang mendukung seperti alat praktikum, kelanjutan praktikum, dan modul
(26)
5 praktikum. Wawancara pada siswa yang dilakukan 21 Oktober 2014 menunjukkan bahwa dalam pembelajaran biasa sangat jarang dilakukan praktikum IPA. Siswa sangat antusias jika pembelajaran di kelas terdapat praktikum atau percobaan. Siswa beralasan dengan adanya praktikum mereka lebih paham dan semangat dalam belajar. Siswa juga menyampaikan bahwa untuk mendukung pembelajaran dengan praktikum dibutuhkan modul praktikum yang mendukung. Penyebaran angket yang dilakukan kepada siswa pada tanggal 22 Oktober 2014 tentang analisis kebutuhan siswa terhadap modul praktikum IPA. Berdasarkan pada kuesioner yang sudah disebar 20 siswa menjawab butuh dan 20 lagi menjawab sangat butuh. Maka hasil dari penyebaran kuesioner tersebut seluruh siswa yang berjumlah 40 anak menyatakan membutuhkan adanya modul praktikum untuk mendukung praktikum yang dilakukan pada pembelajaran di kelas.
IPA memiliki obyek yang nyata serta ilmunya memiliki kepastian. Pembelajaran IPA dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang alam dengan membangkitkan semangat, antusias, minat, rasa senang dan rasa ingin tahu. Dengan demikian metode pembelajaran yang tepat digunakan adalah metode yang dapat membuat siswa aktif saat pembelajaran di kelas.
Seorang pendidik harus memiliki konsep yang jelas dalam proses belajar mengajar di kelas karena dalam hal ini sebuah konsep yang jelas akan membuahkan hasil yang jelas pula di dalam kelas. Konsep yang jelas tersebut meliputi pemakaian model, bahan ajar yang dimaksud adalah modul dan
(27)
6 media pembelajran yang nantinya membantu siswa dalam mempelajari IPA. Prastowo (2012: 16) menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Bahan ajar yang dimaksud berupa tertulis dan tak tertulis, modul merupakan salah satu bahan ajar. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru.
Berdasarkan observasi, kuesioner, dan wawancara pada siswa, guru, kepala sekolah tentang pembelajaran di kelas mereka setuju bahwa praktikum adalah salah satu pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih mudah paham karena siswa melakukannya sendiri dan lebih senang saat pelajaran. Praktikum yang dilakukan harus memiliki pendukung salah satunya adalah modul praktikum, dengan adanya modul diharapkan pelaksanaan praktikum dapat dilakukan lebih baik. Modul praktikum juga dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah, sebagai berikut.
1. Bagaimana mengembangkan modul praktikum IPA pada materi Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SDK Sengkan Yogyakarta pada semester gasal Tahun Ajaran 2014/2015?
(28)
7 2. Bagaimana kualitas penggunaan Modul Praktikum IPA pada materi Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup sebagai Suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SDK Sengkan Yogyakarta pada semester gasal Tahun Ajaran 2014/2015?
3. Bagaimana pengaruh penggunaan Modul Praktikum IPA pada materi Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup pada kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDK Sengkan Yogyakarta pada semester gasal Tahun Ajaran 2014/2015?
1.3Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan supaya penelitian tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Materi yang disajikan berupa modul praktikum IPA dengan kurikulum 2013 pada tema 3 Peduli terhadap makhluk hidup
2. Produk yang dikembangakan untuk mendorong berpikir kritis siswa kelas IV di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui cara mengembangkan modul praktikum IPA pada materi Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SDK Sengkan Yogyakarta pada semester gasal Tahun Ajaran 2014/2015
(29)
8 2. Mengetahui kualitas penggunaan Modul Praktikum IPA pada materi Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup sebagai suplemen Kurikulum 2013 kelas IV SDK Sengkan Yogyakarta pada semester gasal Tahun Pelajaran 2014/2015.
3. Mengetahui pengaruh penggunaan Modul Praktikum IPA pada materi Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup pada kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDK Sengkan Yogyakarta pada semester gasal Tahun Pelajaran 2014/2015.
1.5Manfaat Penelitian
Dari penelitian dan pengembangan ini dapat bermanfaat untuk: 1. Bagi Peneliti
Memberi gambaran tentang Modul Praktikum IPA dapat digunakan sebagai suplemen kurikulum 2013 dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV.
2. Bagi Sekolah
Meningkatkan kualitas sekolah dan mampu menjadi acuan untuk membuat inovasi pembelajaran ke arah yang lebih baik.
3. Bagi Pendidik
Menambah wawasan dan memperkaya ilmu pengetahuan tentang modul praktikum IPA yang dapat digunakan sebagai suplemen kurikulum 2013dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
(30)
9 4. Bagi Peserta Didik
Membantu peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis.
1.6Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Produk yang dikembangkan berupa modul praktikum IPA sesuai dengan kurikulum 2013.
2. Menggunakan pendekatan scientific, yaitu mengamati, mencoba, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan.
3. Materi berisi pengembangan praktikum sains kelas IV semester 1 tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup”
4. Menggunakan tata tulis yang menarik dengan gaya komik sebagai pengantar praktikum.
5. Modul dilengkapi gambar yang menarik serta warna yang cerah untuk menarik perhatian siswa.
1.7Definisi Operasional
Dalam penelitian ini digunkan beberapa istilah untuk menyamakan persepsi maka peneliti memberikan penjelasan dari beberpa istilah yang akan dipergunakan.
(31)
10 1.8.1 Pengembangan
Pengembangan adalah suatu cara untuk mengembangkan produk baru atau melengkapi produk yang sudah ada agar dapat digunakan dalam pembelajaran.
1.8.2 Modul
Modul merupakan buku yang berisi materi yang lebih ringkas dan jelas sehingga mempermudah dalam pembelajaran.
1.8.3 Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan pemikiran-pemikiran yang secara tidak sengaja muncul karena adanya rasa ingin tahu yang tinggi.
(32)
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas kajian pustaka mengenai teori yang relevan, hasil penelitian relevan. Pada teori yang relevan akan dijelaskan mengenai kurikulum 2013, media pembelajaran, modul, Ilmu Pengetahuan Alam, berpikir kritis. Hasil penelitian relevan berisikan tentang hasil penelitian yang pernah dilakukan orang lain sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam kerangka berpikir akan dijelaskan mengenai variabel yang akan diteliti dan hubungan antara variabel independen dan dependen.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Metode Penelitian R & D (Research and Development)
Sugiyono (2010:407) menyatakan metode penelitian atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008:164). Dalam Sanjaya (2013: 132-133) R & D (Research and Development) dalam penelitian pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. R&D bertujuan untuk menghasilkan produk dari berbagaoi aspek pembelajaran dan pendidikan, yang biasanya produk tersebut diarahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.
(33)
12 b. Proses pelaksanaan R&D diawali dengan studi atau survei pendahuluan yang dilakukan untuk memahami segala sesuatu yang terlaksana di lapangan sesuai dengan obyek pengembangan yang dapat digunakan. Survei dilakukan dengan studi lapangan dan studi keperpustakaan sebagai dasar pengembangan desain.
c. Proses pengembangan dilakukan secara terus menerus dalam beberapa siklus dengan melibatkan subyek penelitian di lapangan sebenarnya tanpa menganggu sistem dan proses yang sudah direncanakan serta ditata sebelumnya
d. Pengujian validasi untuk menguji keandalan model hasil pengembangan baik keandalan dilihat dari proses pembelajaran (validasi eksternal) maupun sisi hasil belajar (validasi internal)
e. R&D tidak menguji teori atau menghasilkan prinsip dan hukum kecuali yang berkaitan dengan yang dikembangkan.
Langkah-langkah penelitian menurut Borg dan Gall dalam Sanjaya (2013: 133-134)
a. Riset dan pengumpulan informasi termasuk studi literatur dan observasi kelas.
b. Perencanaan yang meliputi merumuskan tujuan, menetapkan sekuen pelajaran serta pengujian dalam skala terbatas.
c. Pengembangan produk awal termasuk mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat penilaian.
(34)
13 d. Uji lapangan produk awal yang melibatkan satu sampai tiga sekolah
dengan mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek menggunakan wawancara, observasi dan angket, hasilnya dianalisis untuk menentukan kelemahan-kelemahannya.
e. Berdasarkan hasil analisis, produk awal tersebut direvisi sehingga menjadi produk yang lebih baik.
f. Uji lapangan terhadap produk yang diperbaiki dalam skala yang lebih luas. Tahapan ini selain data kualitatif untuk menilai proses, juga dikumpulkan data kuantitatif untuk hasil pre dan postes.
g. Revisi produk berdasarkan hasil analisis hasil uji produk tersebut
h. Uji lapangan pada skala yang lebih luas lagi dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan angket kemudian data tersebut dianalisis. i. Revisi produk berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan terakhir. j. Desiminasi dan melaporkan produk hasil akhir penelitian dan
pengembangan.
Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian hanya sampai pada tahap “g atau 7” yaitu revisi produk berdasarkan hasil analisis hasil uji produk tersebut. Penelitian dilakukan sampai langkah ke 7 karena terkendala kurangnya biaya dan waktu yang dibutuhkan semakin lama.
Berdasarkan pengertian dari para ahli dapat disimpulkan penelitian dan pengembangan adalah metode penilitian yang dilakukan untuk pengembangan produk baru atau penyempurnaan produk lama yang telah ada.
(35)
14 2.1.2 Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
` Perkembangan yang dialami oleh manusia berlangsung mulai masih janin hingga menjadi manusia dewasa. Perkembangan kognitif pada anak memiliki tahap-tahapnya sendiri. Selama perkembangannya anak-anak mengalami perkembangan kognitif secara bertahap. Seorang tokoh psikologi kognitif Jean Piaget (1896-1980), membagi perkembangan anak menjadi empat tahap (Soeparno, 2001: 24). Keempat tahap tersebut tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (11 tahun keatas).
1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Tahap ini menekankan perkembangan yang berdasarkan tindakan dan dilakukan langkah demi langkah. Pada tahap ini, perkembangan kognitif anak secara umum meliputi gerak refleks, kebiasaan (kkoordinasi tangan dan mulut, mengikuti benda bergerak dan suara), reproduksi kejadian (mengulangi hal-hal yang menarik), perbedaan saran dan tujuan (mencari atau menemukan benda-benda yang tersembunyi), eksperimen (rasa ingin tahu besar, adaptasi pada siatuasi baru), representasi simbol (meniru model yang baru) (Soeparno, 2001: 28)
2. Tahap Praoperasional
Pada tahap praoperasional, mulai digunakan bahasa simbol berupa gambaran dan bahasa ucapan yang sederhana. Ciri lainnya adalah anak mampu mengungkapkan pemikiran secara simbolik dan mulai muncul
(36)
15 kesadaran sebab-akibat dengan bertanya “Mengapa?” (Budiningsih, 2008: 38 ; Soeparno, 2001 : 68).
3. Tahap Operasional Konkret
Tahap ini menunjukkan bahwa anak dapat berpikir dengan logis, teratur, terarah, mampu berpikir secara serasi dan klasifikasi pada benda-benda konkret, serta penarikan kesimpulan. Anak sudah memiliki konsep tentang bilangan, waktu, dan ruang secara lengkap (Budiningsih 2008: 38 ; Soeparno, 2001: 86-87).
4. Tahap Operasional Formal
Pada tahap ini anak sudah memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan logis dengan pola pikir “kemungkinan”. Anak sudah mampu berpikir dengan tipe hypothetico-deductive dan inductive, yang meliputi kemampuan yang menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesis.
Piaget (dalam Samatowa 2011: 5) mengatakan bahwa pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pengalaman langsung anak yang terjadi secara spontan dari kecil (sejak lahir) sampai berumur 12 tahun. Efisiensi pengalaman langsung pada anak tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan objek yang dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu jika anak tersebut memiliki struktur kognitif (skemata) yang menjadi prasyaratnya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hirarkis dan integratif.
(37)
16 Berdasarkan tahap-tahap yang telah dikemukakan tokoh tersebut, anak usia sekolah dasar pada umumnya 7-11 tahun berada pada tahap operasional konkret. Anak memiliki kemampuan berpikir yang logis, teratur , terarah, mampu berpikir secara serasi dan klasifikasi dengan rasa ingin tahu yang besar. Oleh sebab itu siswa kelas IV masuk dalam rentang usia ini, pada usia ini siswa akan lebih mudah menerima informasi apabila menggunakan obyek dan aktivitas nyata. Kata lain penggunaan media (temasuk modul praktikum IPA) dalam pembelajaran di SD memang diperlukan, karena sesuai dengan tahap berpikir siswa.
2.1.3 Berpikir Kritis
Berpikir kritis menurut John Dewey (dalam Fisher 2008: 2) adalah pertimbangan yang aktif, persisten (terus-menerus), dan teliti dalam sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya, dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya. Berpikir kritis menurut Norris dan Ennis adalah pikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan (dalam Fisher 2008: 4). Berpikir kritis adalah mode berpikir – mengenai hal, substansi atau masalah apa saja – dimana pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya (Fisher 2008: 4). Berpikir kritis diperlukan untuk memecahkan suatu permasalahan sehingga dapat diperoleh keputusan yang cepat dan tepat.
(38)
17 Berdasarkan pemahaman berpikir kritis dari beberapa ahli diatas, berpikir kritis adalah berpikir yang aktif yang dilakukan secara terus-menerus dan mendalam untuk menemukan suatu keyakinan yang akan dipercaya dan digunakan sebagai prinsip untuk memecahkan suatu masalah.
Keterampilan-keterampilan dalam berpikir kritis menurut Glaser (dalam Fisher 2008: 7) adalah (a) kemampuan untuk mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (d) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan, memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas, (f) menganalisis data, (g) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan, (h) mengenal adanya hubungan yang logis antara maslah-masalah, (i) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan, (j) menguji kesamaan-kesamaan-kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil, (k) menyususn kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas; dan (l) membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Fisher (2008: 8) menyatakan beberapa keterampilan berpikir kritis yang sangat penting, khususnya bagaimana mengidentifikasi elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan, khususnya alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan; mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi; mengklarifikasi dan menginterpretasi permyataan-pernyataan dan gagasan-gagasan; menilai ekseptabilitas, khususnya kredibilitas, klaim-klaim; mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya; menganalisis, mengevaluasi, dan membuat
(39)
18 keputusan-keputusan; menarik inferensi-inferensi; mengahasilkan aregumen-argumen.
Keterampilan berpikir kritis menurut Ennis (1998) dalam Kuswana (2012: 198-199) menyebutkan terdapat beberapa indikator yang menunjukkan berpikir kritis yaitu :
1. Menjelaskan
Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan dan kesimpulan
Menganalisis argumen
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan
Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan 2. Menduga
Mengidentifikasi asumsi tak tertulis
Menyimpulkan dan menilai keputusan
3. Membuat pengandaian dan mengintegrasikan kemampuan
Mempertimbangankan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang
disangka benar).
4. Menggunakan kemampuan berpikir kritis
Dilakukan secara tertib sesuai situasi seperti:
Tindak lanjut langkah-langkah pemecahan masalah
Memantau pemikiran
(40)
19
Peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan dan derajad kehebatan orang lain
Indikator-indikator diatas digunakan sebagai dasar oleh peneliti untuk membuat indikator-indikator berpikir kritis yang digunakan untuk melakukan observasi saat uji coba terbatas lapangan kelompok besar dan kelompok kecil. 2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam
Iskandar (2001: 2) menuliskan kata IPA adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam. Sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Ilmu Pengetahuan Alam secara harafiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini atau ilmu yang mempelajari tentang kejadian-kejadian di alam. Fisher (dalam Amien, 1987: 4) menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. Menurut Samatowa (2011: 3) mengatakan Ilmu Pengetahuan Alam pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang berdasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan manusia. Powler (dalam Samatowa 2011: 3) menyebutkan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan, saling
(41)
20 menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Ditambahkan oleh Winaputra (dalam Samatowa 2011: 3) bahwa IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan memecahkan masalah. Jadi dapat disimpulkan pengertian IPA adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang gejala-gejala alam atau peristiwa-peristiwa alam dengan menggunakan metode eksperimentasi dan observasi.
Keterampilan proses sains didefinisikan oleh Paolo dan Marten (dalam Samatowa 2011: 5) adalah (1) mengamati, (2) mencoba memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, (4) mengujikan ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah anak dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka (Samatowa 2011: 10)
IPA sebagai proses ilmiah adalah proses pemecahan masalah secara terstruktur dan terkontrol. Cara pemecahan masalah yaitu dengan mencari informasi dan melakukan penelitian. Dalam memecahkan suatu masalah harus memiliki ketrampilan. Keterampilan proses ilmiah yaitu keterampilan mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, meakukan eksperimen analisis data, dan membuat laporan penelitian.
(42)
21 2.1.5 Kurikulum
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003). Untuk mencapai tujuan pemerintah dalam pendidikan, tidak bisa lepas dari kurikulum pendidikan. UU No. 20 Tahun 2003 menyebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik di dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah (Saylor, Alexander, Lewis dalam Rusman 2011: 3). Sanjaya ( 2008; 7) menyatakan sebagaimana disebutkan oleh para tokoh pendidikan bahwa kurikulum bukan hanya menyangkut pelajaran yang harus dipelajari, melainkan menyangkut seluruh usaha sekolah untuk memengaruhi siswa belajar, baik di dalam maupun di luar kelas atau bahkan di luar sekolah.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan soft skills dan hardskills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan menurut Fadlillah (2014: 16).
(43)
22 Dalam kurikulum 2013 memiliki tiga ranah pencapaian hasil belajar, yaitu berupa sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hasil akhir dari ketiga ranah tersebut menurut Hosnan (2014: 33) adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 diimplementasikan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hosnan (2014: 34) mengartikan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 sebagai proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsipyang “ditemukan”. Pendekatan saintik bertujuan untuk memberikan pemahaman pada siswa, bahwa ilmu pengetahuan dapat dicari oleh dirinya sendiri melalui banyak sumber belajar dan tidak hanya terpaku pada informasi atau pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan (Hosnan 2014: 34). Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Berpusat pada siswa (2) melibatkan keterampilan proses sains yang mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip (3) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
(44)
23 merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa (4) Dapat mengembangkan karakter siswa (Hosnan 2014: 36). Pendekatan ilmiah (saintifik) mempunyai beberapa kriteria proses pembelajaran sebagai berikut (a) materi pembelajaran berbasis pada akta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. (b) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dariprasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. (c) mendorong dan menginspirasi siswa siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, alam mengaplikasikan materi pembelajaran. (d) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. (e) mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikiryang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. (f) berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. (g) tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan elas, namun menarik sistem penyajiannya. 2.1.6 Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Medòë adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. (Rahardjito dkk, 2009). Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu
(45)
24 Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Media adalah mediator yang diartikan sebagai penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan ikut mendamaikannya (sukiman 2012: 28). Menurut Aderson dalam Sukiman (2012: 28) menyebutkan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, minat perhatian serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
2.1.7 Modul Pembelajaran
Modul adalah sebuah bingkisan bahan pelajaran tertulis yang dapat dipelajari oleh anak dengan auto aktivitasnya, dimana layanan dan bimbingan guru/pamong diatur sesedikit mungkin (Soemirat 1980: 3). Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya (Yuliawati
(46)
25 2013:3). Dalam Jurnalnya Menurut Yulianti (2013:3-4) modul pembelajaran harus mampu memerankan fungsi dan peranan dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu dirancang dan dikembangkan dengan mengikuti kaidah dan elemen yang mensyaratkan. Pentingnya ketersediaan modul yang dikembangkan dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan karena materi yang akan disajikan akan menghubungkan keterkaitan antara fakta yang diperoleh dari pengumpulan data, konsep dari kajian teori, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran (Parmin 2012:2).
Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar tahun 2004 mengartikan modul sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa ada bimbingan guru (Prastowo 2013: 104). Menurut Surahman (dalam Prastowo 2013:105-106) menyatakan bahwa modul adalah program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara perseorangan (self instructsional); setelah peserta menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya peserta dapat melangkah maju dan mempelajari satuan modul berikutnya. Prastowo (2013: 112) menyebutkan ada tujuh unsur yang harus ada dalam sebuah modul, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk peserta didik atau pendidik), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja atau lembar kerja (LK), dan evaluasi.
Modul sebagai salah satu bentuk bahan ajar, memiliki beberapa karakteristik, antara lain dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri; merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis; mengandung tujuan, bahan atau kegiatan, dan evaluasi; disajikan secara komunikatif (dua arah);
(47)
26 diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran pengajar; cakupan bahasan terfokus dan terukur; serta mementingkan aktivitas belajar pemakai (Mohammad dalam Prastowo 2013: 109-110). Untuk membuat sebuah modul yang baik, harus memperhatikan unsur-unsur utama yang harus ada dalam sebuah modul.
Berdasarkan dari pendapat ahli di atas dapat dikatakan bahwa modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri dan mudah dipahami oleh peserta didik.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen Kurikulum 2013 dan berpikir kritis siswa merupakan hal yang baru dan masih sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut hasil penelitian relevan yang berhubungan dengan pengembangan modul dan berpikir kritis siswa.
Parmin dan E. Peniati (2012) melakukan Penelitian tentang Pengembangan Modul Mata Kuliah Stratergi Belajar Mengajar IPA Berbasis Hasil Penelitian Pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar melalui pemanfaatan hasil penelitian pembelajaran IPA dalam bentuk modul dana mengetahui keefektifan berdasarkan hasil belajar dan respon mahasiswa. Penelitian ini dilakukan dengan metode R & D (Research and Development). Langkah-langkah yang ditempuh untuk pengembangan bahan ajar dalam penelitian sebagai berikut; 1. Analisis tujuan dan karakteristik isi Mata
(48)
27 Kuliah Strategi Belajar Mengajar, 2. Analisis sumber belajar dalam hal ini hasil-hasil penelitian pendidikan tentang pembelajaran IPA, 3. Analisis karakter mahasiswa berdasarkan kondisi mahasiswa pada semester sebelumnya, 4. Menetapkan sasaran dan isi, 5. Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran, 6. Menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, 7. Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran dan, 8. Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa mendapatkan nilai AB sampai dengan A sebanyak 17 orang atau 68% sedangkan semua mahasiswa menyatakan tertarik menggunakan modul mahasiswa terbantu ketika mempelajari berbagai strategi belajar mengajar IPA.
F. Yuliawati, M. A. Rokhimawan, dan J. Suprihatiningrum (2013) melakukan penelitian Pengembangan Modul Pembelajaran Sains Berbasis Integrasi Islam-Sains untuk Peserta Didik Difabel Netra MI/SD Kelas 5 Semester 2 Materi Pokok Bumi dan Alam Semesta. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan modul pembelajaran sains Madrasah Ibtidaiyah untuk peserta didik difabel netra berbasis integrasi Islam-sains yang memiliki karakter tertentu. Prosedur pengembangan produk dalam penelitian pengembangan ini mengadaptasi model prosedur penelitian oleh Thiagarajan dan Semmel (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu pendefinisisan (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Modul pembelajaran yang telah dikembangkan mendapatkan penilaian baik menurut ahli media,
(49)
28 pendidik SD dan SLB, dengan presentase keidealan 74,3%. Modul yang dikembangkan menurut ahli adalah baik.
B. Hartati (2010) dengan penelitian Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan alat peraga gaya gesek pada bidang yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Penelitian pengembangan ini dilakukan melalui: identifikasi masalah, kajian teori alat peraga, identifikasi alat peraga yang ada, pembuatan alat peraga, ujicoba tahap 1, analisis alat, perbaikan alat, ujicoba alat tahap 2, analisis hasil belajar. Data berpikir kritis diperoleh melalui lembar pengamatan. Hasil pengujian alat menunjukkan bahwa pengembangan alat peraga secara signifikan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dan hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji peningkatan keterampilan berpikir kritis dengan uji t diperoleh = 5,389 dengan taraf signifikan 0,05. Kegiatan praktikum menggunakan alat peraga gaya gesek hasil pengembangan secara nyata juga mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dari 65,24 menjadi 70,63. Penggunaan alat peraga gaya gesek yang efektif berbasis inkuiri dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, ternyata hasilnya jelas berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik.
P. Dwijananti dan D. Yulianti (2010) meneliti tentang Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Pembelajaran Problem Based Instruction pada Mata Kuliah Fisika Lingkungan. Penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada matakuliah Fisika Lingkungan agar dapat berpartisipasi dalam pemencahan
(50)
29 masalah pencemaran lingkungan yang selama ini menjadi topik yang menarik untuk dapat dicari pemecahannya. Penelitian dilakukan dengan prosedur penelitian tindakan kelas yaitu melalui tahap-tahap perencanaan, implementasi, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan secara bersiklus. Jumlah siklus sesuai dengan jumlah percobaan. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan pada model pembelajaran ini adalah: mengklasifikasi, mengasumsi, memprediksi, menghipotesis, mengevaluasi, menganalisis, dan membuat kesimpulan. Dengan rata-rata tiap siklus I, siklus II, dan siklus III, berturut-turut: 63,10; 76,32; dan 79,80. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis seiring dengan meningkatnya jumlah siswa yang termasuk kategori sangat kritis dan kritis dalam hierarki kategori kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan tinjauan penelitian yang relevan tersebut, pengembangan media pembelajaran berupa modul praktikum IPA belum banyak dikeembangkan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti masih relevan untuk mengembangkan dan memanfaatkan modul praktikum IPA di kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Peneliti berharap media pembelajaran berupa modul praktikum IPA dapat digunakan sebagai pendukung kurikulum 2013 khususnya kelas IV Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup.
(51)
30 2.3 Desain Diagram Penelitian
Desain diagram penelitian berdasarkan dari penelitian yang relevan sebagai berikut.
Bagan 2.1 Penelitian yang relevan
Berpikir Kritis Modul
B. Hartati (2010)
Pengembangan alat peraga untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Menghasilkan alat peraga gaya gesek dan meningkatkan
keterampilan berpikir kritis pada siswa SMA
Parmin dan E. Peniati (2013) Pengembangan modul mata kuliah
Menghasilkan produk berupa modul Strategi belajar
mengajar IPA
P. Dwijananti dan D. Yulianti (2010)
Pengembangan Berpikir Kritis dengan problem based
instruction
Menghasilkan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada mahasiswa
F. Yuliawati, M. A. Rokhimawan, dan J. Suprihatiningrum (2013) Pengembangan modul
pembelajaran sains untuk Tuna Netra
Menghasilkan produk berupa modul pembelajaran sains dengan huruf braile untuk siswa tuna netra
Menghasilkan produk media pembelajaran berupa modul
praktikum IPA yang bertujuan sebagai suplemen kurikulum 2013 dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada siswa kelas IV mengenai materi Tema 3 Peduli terhadap makhluk hidup.
Peneliti
Pengembangan Modul Praktikum IPA sebagai Suplemen Kurikulum 2013 dan Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa SDK Sengkan
(52)
31 2.4 Kerangka Berpikir
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum KTSP yang menuntut siswa aktif dan inovatif dalam pembelajaran. Ciri khas dari Kurikulum 2013 adalah materi pelajaran yang diintegrasikan ke dalam satu tema tertentu. Bahan ajar yang ada pada buku yang disediakan pemerintah masih terdapat kekurangan yaitu kurangnya praktikum yang sebenarnya mendukung materi tertentu tetapi tidak dipakai pada buku paket yang ada. Selain itu pembahasan praktikum yang kurang mendalam pada praktikum yang ada pada buku paket dari pemerintah.
Siswa SD pada umumnya berada pada rentang 6-11 tahun memasuki tahap operasional konkret. Tahap ini menunjukkan bahwa anak dapat berpikir dengan logis, teratur, terarah, mampu berpikir secara serasi dan klasifikasi pada benda-benda konkret, serta penarikan kesimpulan. Anak sudah memiliki konsep tentang bilangan, waktu, dan ruang secara lengkap. Dibutuhkan hal-hal yang konkret, nyata, dan pengalaman secara langsung dalam pembelajaran di kelas. Salah satunya dengan menggunakan praktikum pada mata pelajaran IPA. Pembelajaran dengan praktikum tak lepas dari sarana pendukungnya termasuk adannya modul. Modul yang dimaksudkan adalah modul praktikum IPA yang berisi tentang praktikum yang dilakukan oleh siswa secara mandiri dengan pembahasan tentang praktikum yang sudah dilakukan lebih mendalam dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Modul praktikum IPA tersebut dimaksudkan juga sebagai salah satu suplemen atau pendukung untuk Kurikulum 2013.
(53)
32 Peneliti melakukan analisis kebutuhan di SD dengan cara observasi kelas pada saat pembelajaran IPA, penyebaran angket untuk guru dan siswa, wawancara terhadap Kepala Sekolah, guru, dan siswa. Kemudian membuat produk berupa modul praktikum IPA kelas IV untuk Tema 3 Kurikulum 2013 yaitu Peduli Terhadap Makhluk Hidup setelah itu dilakukan validitas terhadap modul praktikum IPA yang telah dibuat. Validasi digunakan untuk mengetahui kualitas modul yang dikembangkan layak untuk digunakan atau tidak. Validasi dilakukan oleh pakar IPA dan pakar Bahasa. Setelah dilakukan validasi setiap validasi pakar dilakukan revisi. Peneliti juga melakukan uji coba kepada kelompok terbatas dan lapangan. Ujicoba dilakukan untuk memastikan bahwa kualitas modul praktikum IPA yang telah dibuat layak untuk digunakan guru dan siswa pada pembelajaran praktikum IPA di kelas.
(54)
33 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) prosedur pengembangan, (4) uji coba produk, (5) instrumen penelitian (6) teknik pengumpulan data, serta (7) teknik analisis.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan R&D (Research and Development). R&D (Research and Development) dalam Bahasa Indonesia merupakan penelitian dan pengembangan. R&D (Research and Development) menurut Sugiyono (2010: 407) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini mengembangkan media pembelajaran berupa modul praktikum IPA untuk pembelajaran IPA kelas IV tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup semester gasal SD Kanisius Sengkan dengan langkah-langkah menurut Borg dan Gall dalam Sanjaya (2013: 133-134), yaitu: (1) pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji produk awal, (5) revisi produk, (6) uji lapangan, (7) revisi produk, (8) uji lapangan skala lebih luas, (9) revisi uji lapangan skala luas, (10) desiminasi. Peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian menurut Borg dan Gall hanya sampai pada tahap ke 7. Produk yang dihasilkan berupa modul praktikum IPA.
(55)
34 3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan yang jumlahnya 40 siswa, terdiri dari 22 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan media pembelajaran yaitu modul praktikum pada pembelajaran IPA dengan materi Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup. Kompetensi Inti yang digunakan pada modul praktikum ini adalah KI 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, sekolah dan tempat bermain. KI 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar 3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan dan fungsinya 4.1 Menuliskan hasil pengamatan tentang bentuk luar (marfologi) tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. 3.2 mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup. 4.2 Menyajikan secara tertulis hasil pengamatan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup.
3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Kanisius Sengkan yang beralamat di Jalan Kaliurang Km. 7, Sleman, Yogyakarta sebagai tempat
(56)
35 penelitian. Penelitian dilakukan selama 5 bulan, dimulai pada bulan Agustus 2014 dan berakhir pada bulan Januari.
3.3 Prosedur Pengembangan
Penelitian pengembangan modul praktikum IPA untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Peneliti kemudian memodifikasi prosedur pengembangan dengan langkah-langkah R&D Borg and Gall. Prosedur pengembangan dalam penelitian ini melalui 9 tahap, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba terbatas, (7) revisi produk. Revisi dilakukan untuk menghasilkan produk akhir modul praktikum IPA yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD. Prosedur pengembangan dan penelitian akan dijelaskan pada bagan 3.1 berikut.
(57)
36 Bagan 3.1 Prosedur pengembangan
Analisis Kebutuhan
Potensi dan Masalah Observasi Wawancara Kuesioner
Validasi Pengumpulan Data
Kajian dokumen
Desain Produk
Tema KI-KD Indikator Materi pembelajaran
Kegiatan Praktikum Pendalaman Materi
Kesimpulan
Validasi Ahli
Revisi Desain
Uji Terbatas
Revisi Produk
1. Ahli Bahasa 2. Ahli IPA Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
Tahap 6
(58)
37 Berikut penjelasan mengenai langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang sudah dimodifikasi:
(1) Potensi dan Masalah
Pada tahap potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan guru dan siswa terhadap bahan ajar yang mendukung implimentasi kurikulum 2013. Untuk menganalisis kebutuhan yang terdapat di laangan, maka peneliti melakukan observasi kelas pada pembelajaran IPA, penyebaran kuesioner pada guru dan siswa, wawancara dengan guru, siswa, dan kepala sekolah SD Kanisisus Sengkan. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa, cara pembelajaran, dan bahan ajar pendukung pembelajaran. Kuesioner meliputi keperluan bahan ajar tambahan yang mendukung pembelajaran. Wawancara meliputi pemahaman kurikulum 2013, keperluan bahan ajar.
(2) Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data menggunakan observasi, kuesioner, dan wawancara terstruktur. Observasi, kuesioner, dan wawancara tersebut dilakukan untuk analisis kebutuhan. Observasi dilakukan di dalam kelas saat pembelajaran IPA berlangsung. Wawancara dilakukan kepada siswa, guru, dan kepala sekolah. Kuesioner dilakukan pada siswa dan guru.
(3) Desain Produk
Desain produk meliputi menentukan tema, KI (kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar), menentukan indikator, menentukan materi
(59)
38 pembelajaran, menentukan kegiatan praktikum, pendalaman materi praktikum, membuat kesimpulan. Langkah-langkah tersebut menjadi pedoman pembuatan desain produk modul praktikum IPA. Produk yang didesain lalu diintegrasikan dengan peningkatan keterampilan berpikir kritis pada siswa sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini pembuatan produk isi modul dibuat menggunakan program Microsoft Word, gambar pada modul didapat dari internet, dan cover modul praktikum dibuat menggunakan program Corel Draw.
(4) Validasi Ahli
Sebelum diujicobakan, desain produk divalidasi terlebih dahulu. Validasi desain produk akan dilakukan oleh dua ahli yang kompeten, diantaranya ahli bahasa dan ahli IPA. Validasi dilakukan dengan cara memberikan desain produk dan lembar kuesioner kepada ahli yang ditunjuk. Berdasarkan hasil validasi, maka peneliti melakukan revisi desain produk. Kritikan, masukan dari ahli bahasa dan ahli IPA mengenai kelemahan, kekurangan produk dijadikan dasar merevisi desain produk. (5) Revisi Desain
Setelah dilakukan validasi oleh ahli, revisi desain modul dilakukan berdasarkan pada isi kuesioner dan komentar yang diberikan oleh ahli untuk modul praktikum IPA.
(6) Uji Coba Terbatas dengan 5 Siswa
Desain produk yang telah melewati tahap validasi ahli dan sudah direvisi diujicobakan kepada 5 siswa kelas IV SD N Bareng Lor Klaten
(60)
39 yang dipilih secara acak. Uji coba desain produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data guna mengetahui kualitas modul dan keefektifannya untuk kegiatan pembelajaran. Revisi desain produk berdasarkan uji coba terbatas. Validasi terbatas ini dilakukan melalui observasi. Hasil analisis terbatas ini digunakan sebagai acuan untuk merevisi produk sebelum melakukan ujicoba lapangan.
(7) Revisi Produk
Revisi produk dilakukan setelah dilakukannya uji coba terbatas. Revisi dilakukan berdasarkan kekurangan yang didapat pada saat dilakukan uji coba terbatas. Selain itu berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti.
(8) Uji Coba Terbatas dengan 30 Siswa
Desain produk yang telah direvisi pada tahap uji coba terbatas digunakan untuk uji coba lapangan atau uji coba kelas di SD K Sengkan Yogyakarta. Validasi lapangan ini dilakukan oleh dosen, guru, dan siswa melalui lembar kuesioner. Hasil analisis validasi lapangan digunakan untuk merevisi produk akhir.
(9) Revisi Produk
Revisi Produk akhir dilakukan setelah dilaksanakannya uji coba lapangan. Revisi produk akhir dilakukan berdasarkan kuesioner dan hasil observasi lapangan. Revisi produk akhir dilakukan guna untuk memperbaiki modul yang masih memiliki kekurangan dan dilakukan sebagai tahap akhir penelitian.
(61)
40 3.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2014 sampai dengan Januari 2015.
3.5 Uji coba Produk
Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data untuk melihat kualitas produk pengembangan modul praktikum IPA. Uji coba dilakukan dua kali yaitu uji coba terbatas dan uji coba lapangan. Uji coba terbatas dilakukan kepada 5 siswa yang dipilih secara acak untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan modul praktikum IPA sebelum dilakukan uji coba lapangan yang lebih luas lagi. Data yang diperoleh dari hasil uji coba digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk modul praktikum IPA. Uji coba dilakukan setelah produk divalidasi oleh pakar bahasa dan pakar IPA. Kegiatan uji coba terbatas akan dilakukan kepada siswa kelas IV SD N I Bareng lor dan uji coba lapangan akan dilakukan di SD K Sengkan tahun ajaran 2014/2015.
3.5.1 Desain Uji Coba
Desain uji coba dibutuhkan untuk mengetahui produk yang dihasilkan layak atau tidak untuk digunakan. Pengujian tahap pertama adalah validasi yang dilakukan oleh pakar bahasa dan pakar IPA. Untuk melakukan evaluasi akan digunakan instrumen kuesioner, hasil penilaian dan masukan oleh pakar digunakan untuk memperbaiki produk modul praktikum IPA. Pengujian tahap kedua adalah uji coba terbatas yang dilakukan kepada 4 siswa kelas IV. Uji coba terbatas dilakukan setelah produk divalidasi oleh pakar. Validasi uji coba terbatas
(62)
41 dilakukan oleh guru kelas IV dan observasi saat kegiatan. Hasil dari uji coba terbatas sebagai dasar untuk memperbaiki produk modul praktikum IPA. Tahap ketiga adalah uji coba lapangan, produk yang telah direvisi diujicobakan kepada siswa kelas IV SD K Sengkan. Validasi lapangan ini digunakan untuk mengetahui keefektifan produk modul praktikum IPA untuk pendukung kegiatan pembelajaran di kelas. Masukan dari gur, siswa, dan dosen setelah melakukan uji coba lapangan digunakan untuk memperbaiki produk akhir.
3.5.2 Subjek Uji Coba
Subjek uji coba dalam penelitian pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan materi Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup adalah 40 siswa kelas IV SD K Sengkan.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan wawancara, kuesioner, dan observasi. Daftar pertanyaan wawancara digunakan ketika wawancara dengan siswa, guru, dan kepala sekolah untuk melakukan analisis kebutuhan. Lembar kuesioner diberikan untuk siswa dan guru untuk melakukan analisis kebutuhan. Observasi kelas saat pembelajaran IPA dilakukan untuk melakukan analisis kebutuhan. Lembar kuesioner berisi pertanyaan berdasarkan indikator yang digunakan untuk melakukan validasi terhadap produk Modul Praktikum IPA yang dibuat oleh peneliti. Kuesioner digunakan untuk validasi ahli, guru kelas IV, dan siswa kelas IV. Nilai akhir dari
(1)
164 E. Materi Pembelajaran
IPA : Respirasi pada Tumbuhan
F. Pendekatan dan Metode
a. Pendekatan : Sainstifik
b. Metode : Praktikum, Diskusi, Tanya jawab
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan - Salam
- Guru menanyakan kabar siswa
- Guru menginformasikan kepada siswa materi dan praktikum yang akan
dipelajari
- Guru memberikan pertanyaan lisan tentang Tumbuhan. - Siswa menjawab pertanyaan guru.
Kegiatan Inti
– Siswa dibagikan modul praktikum IPA
– Siswa dibagi dalam kelompok, satu kelompok terdiri dari 5 siswa
– Siswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum
– Siswa melakukan praktikum sesuai dengan yang ada pada modul praktikum IPA
– Setelah selesai pengamatan siswa dan guru melakukan tanya jawab seputar praktikum yang telah dilakukan.
– Siswa didampingi guru melakukan pendalaman materi dengan menjawab beberapa pertanyaan dyang terdapat pada modul.
Penutup
- Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah
(2)
165
- Siswa didampingi guru membuat kesimpulan atas praktikum yang telah
dilakukan
- Guru bertanya kepada siswa bagaimana perasaannya selama mengikuti
praktikum
- Siswa diberikan tugas selanjutnya untuk membaca materi selanjutnya.
H. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber :
- Buku Tematik terpadu kurikulum 2013 untuk kelas IV - Pedoman Penggunaan KIT IPA sekolah dasar kelas V
- Modul Praktikum IPA kelas IV tema 3 Peduli Terhadap Makhluk
Hidup
- Sumantoro, Dodo Hermana. 2009. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam IPA kelas IV. Yogyakarta: Kanisius.
I. Penilaian
1. Jenis/ Teknik Penilaian
- Proses - Hasil
2. Pedoman Penskoran
J. Lampiran
Yogyakarta, 16 Desember 2014
Mahasiswa
(3)
166
Lampiran
Tabel Penilaian Berpikir Kritis Pada Siswa
No Indikator Sangat terlihat (4) Terlihat (3) Kurang Terlihat (2) Tidak terlihat (1) 1 Menjelaskan
fokus masalah Siswa dapat menjelaskan fokus masalah praktikum dengan mndiri tanpa bantuan dari guru Siswa dapat menjelaskan fokus masalah praktikum dengan mandiri dan sedikit bantuan dari guru Siswa dapat menjelaskan fokus masalah praktikum dengan mandiri dengan bantuan guru Siswa tidsk dapat menjelaskan fokus masalah praktikum dengan mandiri
2 Mengajukan pertanyaan yang jelas sesuai materi yang belum dipahami Siswa dapat mengajukan pertanyaan yang jelas dengan mandiri Siswa dapat mengajukan pertanyaan yang jelas dengan sedikit bantuan teman Siswa dapat mengajukan pertanyaan yang jelas dengan bantuan teman Siswa tidak dapat mengajukan pertanyaan yang jelas
3 Menjawab pertanyaan Siswa dapat menjawab pertanyaan menggunaka n bahasanya sendiri Siswa dapat menjawab pertanyaan menggunakan bahasanya sendiri dengan bantuan teman Siswa dapat menjawab pertanyaan sama persis dengan yang ada di buku
Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan
(4)
167
4 Melakukan praktikum sesuai prosedur Siswa melakukan praktikum sesuai dengam prosedur tanpa bantuan guru Siswa melakukan praktikum sesuai dengan prosedur dengan sedikit bantuan guru Siswa melakukan praktikum sesuai dengan prosedur dengan bantuan guru Siswa tidak dapat melakukan praktikum sesuai prosedur
5 Menyimpulk an kegiatan praktikum Siswa dapat menyimpulk an hasil praktikum yang telah dilakukan tanpa bantuan guru Siswa dapat menyimpulkan hasil praktikum dengan sedikit bantuan guru Siswa dapat menyimpulka n hasil praktikum dengan bantuan guru Siswa tidak dapat menyimpulka n hasil praktikum yang telah dilakukan
Rumus perhitungan sebagai berikut:
Jumlah skor yang diperoleh siswa x 100 Skor ideal
Keterangan:
Jumlah skor yang diperoleh siswa adalah jumlah skor yang diperoleh siswa dari
kriteria 1 sampai kriteria 8.
Skor ideal adalah perkalian dari banyaknya kriteria dengan skor tertinggi. Pada contoh ini, skor ideal = 8 X 4 = 32
(5)
168 Penilaian Sikap
Sikap Belum Terlihat
Mulai terlihat
Mulai
berkembang
Membudaya Ket
1. Teliti
2. Bertanggung jawab
3. Percaya Diri
Materi Ajar
Daun tumbuh di batang dan tidak terdapat pada akar. Daun amat erat hubungannya dengan batang dan dianggap sambungan dari batang. Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernapasannya, umumnya diserap melalui daun (stomata).
Respirasi adalah penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan baik siang hari maupun malam hari.
Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan. Tujuan proses pernapasan adalah mendapatkan energi.
Laju respirasi tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor: Ketersediaan oksigen, suhu, tipe dan umur tumbuhan, Fungsi Daun :
Untuk fotosintesis
Penguapan air
Pengeluaran air berupa tetesan air
(6)
169 CURRICULUM VITAE
Pada tahun 2011, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di bangku kuliah, peneliti mengikuti kegiatan yang diselenggarakan pihak kampus untuk melatih soft skills
dan hard skills. Beberapa kegiatan yang diikuti seperti; khursus pembina pramuka mahir tingkat dasar (KMD), kepanitiaan Parade Gamelan Anak, workshop
Montessori, ICEE, dan tes TKBI. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma
diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Pengembangan
Modul Praktikum IPA Sebagai Suplemen Kurikulum 2013 Untuk Mendorong
Siswa Kelas IV Berpikir Kritis”.
Maria Putri Penata Pratiwi lahir di Klaten, pada tanggal 02 Oktober 1993. Pendidikan dasar diawali pada tanggal 1999 di SD Negeri 1 Jebugan Klaten dan lulus pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan studi tingkat menengah pertama di SMP Negeri 1 Klaten dan lulus pada tahun 2008. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten dan lulus tahun 2011.