Ekstrak Etanol Daun Cassia fistula L.

yang didetrminasi adalah merupakan tanaman Cassia fistula L. Berdasarkan determinasi yang telah dilakukan pada lampiran 4, maka terbukti bahwa daun yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bagian dari tanaman Cassia fistula L.

B. Pembuatan Serbuk Daun Cassia fistula L.

Daun Cassia fistula L. diambil dari lingkungan sekitar kampus Paingan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada pukul 06.00 – 07.00 WIB. Hal pertama yang dilakukan dalam pembuatan serbuk daun Cassia fistula L. adalah pembuatan simplisia daun Cassia fistula L. dilakukan dengan cara yaitu daun yang telah dipanen dan telah dikumpulkan dicuci dengan menggunakan air mengalir, kemudian ditiriskan untuk menghilangkan air pada daun serta kembali dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 30-45 o C hingga daun benar-benar kering, dengan tanda apabila daun tersebut sudah dapat mudah dihancurkan atau patah dengan diremas. Setelah daun benar-benar kering dilakukan penyerbukan dengan menggunakan mesin penyerbuk blender. Serbuk simplisia yang telah didapatkan diayak kembali menggunakan ayakan no. 40 agar didapatkan serbuk simplisia yang halus. Penyerbukan dilakukan untuk meperluas permukaan serbuk, agar mudah kontak dengan pelarut sehingga mempermudah penyarian.

C. Ekstrak Etanol Daun Cassia fistula L.

Ekstrak etanol daun Cassia fistula L. dibuat dengan cara menyari serbuk kering dari daun Cassia fistula L., dengan menggunakan metode maserasi. Sebelum tahap maserasi, dilakukan terlebih dahulu penyerbukan pada daun Cassia fistula L. untuk memperkecil luas permukaan dari daun Cassia fistula L., agar luas permukaan serbuk dapat kontak dengan pelarut, sehingga kandungan fitokimia yang terkandung didalam daun lebih mudah untuk keluar atau diekstraksi. Cara pembuatan ekstrak etanol daun Cassis fistula L. adalah 25 g serbuk kering daun Cassis fistula L. dimasukkan dalam erlenmeyer 500 mL dan direndam menggunakan 250 mL pelarut etanol 80 selama lima hari, setelah lima hari dilakukan penyaringan, kemudian dilakukan remaserasi kembali dalam jumlah dan volume pelarut yang sama dan dilakukan remaserasi selama dua hari kemudian dilakukan penyaringan. Tujuan dari perendaman serbuk daun Cassia fistula L. pada pelarut etanol agar senyawa kimia yang ada didalam daun Cassia fistula L. dapat terlarut pada pelarut, sehingga senyawa dapat keluar. Maserasi dilakukan dengan menggunkan shaker dan kemudian hasil remaserasi disaring menggunakan corong Buchner sehingga didapatkan senyawa yang diinginkan, kemudian hasil penyarian diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator. Tujuan menggunakan rotary evaporator agar pelarut yang berupa etanol 80 dalam larutan tersebut dapat menguap dan menghasilkan senyawa yang diinginkan, suhu yang digunakan untuk menguapkan adalah 40 o C karena pada suhu tersebut etanol akan menguap dan pada suhu tersebut tidak merusak senyawa yang diinginkan. Berdasarkan Khan et. al., 2012, pelarut yang sesuai untuk membuat ekstrak etanol daun Cassia fistula L. adalah etanol 80 dengan suhu pada rotary evaporator 40 o C. Pada maserasi dan remaserasi menghasilkan filtrat yang kemudian dicampur menjadi satu dan dipindahkan dalam cawan porselin yang sudah ditimbang bobot kosongnya, untuk mempermudah proses penghitungan hasil ekstrak kental yang akan diperoleh. Hasil filtrat yang telah dijadikan satu dipanaskan diatas waterbath untuk menguapkan pelarut pada suhu 30-45 o C hingga didapatkan ekstrak kental sebanyak 7,9 g dan rendemen ekstrak 31,6.

D. Uji Orientasi Karagenin