ekstrak kental yang akan diperoleh. Hasil filtrat yang telah dijadikan satu dipanaskan diatas waterbath untuk menguapkan pelarut pada suhu 30-45
o
C hingga didapatkan ekstrak kental sebanyak 7,9 g dan rendemen ekstrak 31,6.
D. Uji Orientasi Karagenin
Uji orientasi dilakukan sebelum melakukan uji efek antiinflamasi topikal ekstrak etanol daun Cassia fistula L. Tujuan dilakukan uji orientasi adalah untuk
menetapkan konsentrasi karagenin yang akan digunakan. Uji orientasi diawali dengan penetapan konsentrasi dari karagenin yang akan diinjeksikan pada mencit
sebagai penginduksi terjadinya inflamasi. Pada penelitian ini, konsentrasi yang digunakan dalam orientasi adalah 1,5; 2 dan 3. Dengan dibagi berdasarkan
tiga kelompok perlakuan, setiap kelompok terdapat satu ekor mencit dan diberikan injeksi karagenin dengan rute pemberian secara subkutan. Setelah diinjeksikan
dengan karagenin, mencit diamati dengan mengukur tebal lipat kulit punggung yang dilakukan setiap satu jam sekali selama enam jam. Setelah diinjeksikan
dengan karagenin, maka akan menunjukkan peningkatan tebal lipat kulit punggung mencit sekitar 2-3 kali dari tebal lipat kulit pada awalnya, sehingga tebal tersebut
yang dipilih menjadi konsentrasi karagenin penginduksi inflamasi. Pada penelitian uji efek antiinflamasi, hasil dari pengukuran tebal lipat
kulit menunjukkan adanya edema pada setiap jam selama enam jam. Edema yang terjadi karena injeksi karagenin dengan konsentrasi 1,5 belum menunjukkan
adanya peningkatan tebal lipatan kulit punggung mencit hingga 2-3 kali dari tebal lipat kulit pada awalnya. Pada awalnya tebal lipat kulit 0,35 mm, setelah diinjeksi
karagenin pada satu jam pertama tebal kulit hanya menjadi 0,41 mm, sehingga peningkatan edema yang terjadi hanya 1,17 kali. Pada injeksi karagenin 2 sudah
menunjukkan adanya peningkatan tebal edema pada jam pertama yang mencapai 2,31 kali lipat kulit awalnya dari 1,27 mm menjadi 2,94 mm, tetapi pada injeksi
karagenin 2 ini edema yang terjadi tidak cukup bagus. Sehingga pada penelitian ini, konsentrasi karagenin yang digunakan sebagai penginduksi inflamasi sebesar
3 karena pada konsentrasi ini terjadi peningkatan tebal edema pada kulit punggung mencit jam pertama sebesar 4,52 kali. Pada konsentrasi 3
memperlihatkan adanya peningkatan tebal kulit yang signifikan dan penebalannya lebih dari 2-3 kali lipat kulit awal dan menetap hingga jam ke-6. Kurva grafik hasil
pengukuran peningkatan tebal lipat kulit yang menunjukkan edema yang terjadi pada setiap jam selama enam jam dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Kurva grafik peningkatan tebal lipat kulit selama enam jam.
Pada kurva diatas menunjukkan bahwa injeksi karagenin dengan konsentrasi 3 terlihat adanya peningkatan tebal lipat kulit punggung mencit
sebesar 4,25 kali dari tebal awal 0,75 mm menjadi 3,39 mm. Sehingga pada
0,5 1
1,5 2
2,5
3 3,5
4
1 2
3 4
5 6
E d
e m
a m
m
waktu jam
Karagenin 1,5 Karagenin 2
Karagenin 3
penelitian uji efek antiinflamasi ekstrak etanol daun Cassia fistula L. menggunakan karagenin dengan konsentrasi 3.
Konsentrasi karagenin yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Ilavarsan, et al., 2005 pengujian efek antiinflamasi ekstrak Cassia fistula L.
dengan induksi inflamasi metode edema kaki pada bagian kaki belakang tikus, diinduksi dengan karagenin 1 dengan volume injeksi 0,1 mL. Akan tetapi, pada
penelitian efek antiinflamasi ekstrak etanol daun Cassia fistula L. pemberian karagenin dengan konsentrasi 1 tidak menghasilkan edema yang diinginkan.
Sehingga, pada uji orientasi ini konsentrasi karagenin dinaikan menjadi 1,5; 2; dan 3, hingga pada akhirnya konsentrasi karagenin sebagai induksi inflamasi yang
digunakan adalah 3.
E. Pengujian Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Cassia fistula L.