Upah Murah Ketidakberdayaan Anak Hukum yang Tidak Memadai Tidak Adanya Serikat Pekerja

a. Upah Murah

Secara umum, alasan para pengusaha mempekerjakan anak-anak sebagai pekerja adalah upahnya yang murah. Upah kerja seorang anak lebih murah daripada mempekerjakan seorang dewasa.

b. Ketidakberdayaan Anak

Alasan utama para pengusaha untuk mempekerjakan anak adalah ketidakberdayaannya. Anak-anak tidaklah sadar akan hak yang dimilikinya. Keadaan yang demikian seringkali menyebabkan anak-anak lebih mudah untuk dieksploitasi. 27

c. Hukum yang Tidak Memadai

Keberadaan hukum yang tidak memadai juga menyebabkan timbulnya pekerja anak di dunia. Hukum yang berlaku di negara-negara yang telah meratifikasi konvensi-konvensi internasional yang mengatur mengenai pelarangan terhadap pekerja anak, cenderung tidak konsisten dan kontradiktif. 28 Seringkali para pengusaha mengelak apabila mereka dituduh menggunakan jasa dari pekerja anak. 29 27 Franzisca Humbert, Ibid., hal. 30 28 UNICEF, End Child Exploitation, hal. 14 29 UNICEF, End Child Exploitation, Ibid., hal. 16 Banyak negara-negara yang telah menetapkan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai batas minimum usia untuk bekerja. Namun yang menjadi permasalahan di sini adalah dalam membuat peraturan-peraturan tersebut, negara seringkali mengabaikan keberadaan berbagai sektor Universitas Sumatera Utara seperti pertanian, jasa domestik, usaha keluarga dan sektor informal yang pada umumnya melibatkan anak-anak untuk bekerja di sana. Sebagai contoh, US Fair Labour Standards Act of 1938 dan Indian Child Labour Prohibition and Regulation Act of 1986 , dimana tiadanya peraturan yang mengatur mengenai sektor usaha keluarga. 30 Keadaan seperti inilah yang menyebabkan rentannya terjadi eksploitasi anak oleh pihak pengusaha. 31

d. Tidak Adanya Serikat Pekerja

Jumlah pekerja anak menjadi besar apabila serikat pekerja atau serikat buruh lemah atau bahkan tidak ada. Serikat pekerja atau serikat buruh pada umumnya tidak dijumpai di sektor informal di mana mengorganisasikan para pekerja secara kolektif sulit dilakukan. 32

e. Perkembangan Teknologi