Perlindungan terhadap Hak-hak Pekerja Anak Berdasarkan Hukum Internasional

a. Perlindungan Hukum Preventif Perindungan hukum preventif merupakan perlindungan yang diberikan pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundang- undangan dengan maksud untuk mencegah pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha serta memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan kepada pelaku usaha dalam melakukan kewajibannya. b. Perlindungan Hukum Represif Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa tanggung jawab perusahaan, denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau pelaku usaha melakukan pelanggaran.

1. Perlindungan terhadap Hak-hak Pekerja Anak Berdasarkan Hukum Internasional

Perlindungan anak merupakan usaha dan kegiatan seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan suatu kondisi yang mendukung setiap anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya. Hal ini ditujukan agar setiap anak dapat melalui masa pertumbuhannya secara wajar baik fisik, mental dan sosial. Respon terhadap perlindungan anak haruslah bersifat holistik, diketahui oleh semua pihak di semua tataran agar perlindungan hak-hak anak dihormati dan diterapkan ke semua anak di segala keadaan tanpa adanya diskriminasi. Universitas Sumatera Utara Perlindungan anak diatur dalam hukum internasional, dimana hal ini bertujuan untuk memberi jaminan terhadap anak-anak bahwa hak dan kewajiban mereka dilindungi oleh hukum. Kepastian hukum perlu diusahakan demi kelangsungan kegiatan perlindungan anak dan mencegah penyelewengan yang membawa akibat negatif yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan perlindungan anak. 83 Sejarah perlindungan anak Internasional, dimulai dengan adanya pernyataan hak-hak anak oleh Eglantyne Jebb semenjak tahun 1923, pada tahun 1924 Deklarasi tentang Hak-hak Anak Internasional yang pertama diadopsi oleh Liga Bangsa-Bangsa. Hal ini kemudian diikuti dengan perkembangan instrumen- instrumen hak-hak asasi manusia berikutnya dari Perserikatan Bangsa-bangsa, seperti Deklarasi Universal Hak–Hak Asasi Manusia 1948, dan instrumen- instrumen regional seperti Deklarasi Amerika tentang Hak-hak dan Kewajiban Secara umum, perlindungan anak khususnya pekerja anak merupakan upaya perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. Instrumen hukum yang merupakan landasan perlindungan Hak Asasi Manusia sebagai isu global adalah The Universal Declaration of Human Rights, yang diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada tanggal 10 Desember 1948 di Paris. Deklarasi ini dapat dikatakan sebagai suatu payung hukum dalam mengatur perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. Secara khusus, perlindungan anak khususnya pekerja anak mengacu pada ketentuan United Nation Convention on the Rights of the Child yang dirumuskan pada tahun 1989. 83 Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia , Cetakan Pertama, Bandung: PT. Refika Aditama, 2008 hal. 33. Universitas Sumatera Utara Manusia yang dibuat pada tahun yang sama, mengakui secara lebih umum hak manusia untuk bebas dari kekerasan, abuse 84 , dan eksploitasi. Hak-hak ini berlaku bagi setiap orang termasuk anak-anak dan dikembangkan lebih jauh dalam instrumen-instrumen seperti Kovenan Internasional tentang Hak-hak Politik dan Hak-hak Sipil 1966. 85 Konvensi Hak Anak mengatur secara detail tentang hak asasi anak dan tolak ukur yang harus dipakai pemerintah secara utuh dalam implementasi hak asasi anak di negara masing-masing. Konvensi Hak Anak lahir dari sistem hukum dan nilai-nilai tradisional yang pluralis, dan oleh karenanya Konvensi Hak Anak menjadi sebuah instrumen yang tidak begitu banyak dipersoalkan dan diperdebatkan oleh negara-negara anggota PBB. Ia mencerminkan hak dasar anak dimanapun di dunia ini: hak untuk hidup, berkembang, terlindungi dari pengaruh Konvensi Hak Anak yang diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1989 merupakan sebuah instrumen hukum internasional yang secara eksplisit meletakkan dasar-dasar mengenai hak-hak anak secara khusus dan istimewa. Konvensi Hak Anak ini merupakan perjanjian hak-hak asasi manusia yang paling luas diratifikasi dalam sejarah. 84 Abuse adalah perilaku yang dirancang untuk mengendalikan dan menaklukkan manusia yang lain melalui penggunaan ketakutan, penghinaan, dan lisan atau fisik. “Abuse means To mistreat or neglect a person, particularly as to one for whom the actor has special responsibility by virtue of a relationship, e.g., spouse, child, elderly parent, or one for whom the actor has undertaken a duty of care, e.g., nurse-patient”, Sebagaimana dimuat dalam: http:www.yourdictionary.com. Diakses pada tanggal 1 Februari 2015 pukul 15.00 WIB. 85 Dan O’Donnel, Perlindungan Anak, Sebuah Panduan bagi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Child Protection, a handbook for Parlementarians, alih bahasa Agus Ryanto, Jakarta: UNICEF, 2006, hal. 5 Universitas Sumatera Utara buruk, penyiksaan dan eksploitasi serta hak untuk berpartisipasi secara utuh dalam lingkup keluarga, kehidupan budaya dan sosial. 86 Konvensi Hak Anak tidak meninggalkan keraguan mengenai fakta bahwa anak berhak atas hak dan kebebasan yang sama dengan orang dewasa. Selain hal tersebut, dalam Konvensi Hak Anak dapat ditemukan beberapa prinsip yang menjadi pedoman bagi negara peratifikasi dalam membuat peraturan perlindungan anak, yaitu: 87 1. Prinsip atas Hak Kelangsungan Hidup dan Tumbuh Kembang. Setiap anak memiliki hak yang melekat atas kehidupan dan negara wajib menjamin kelangsungan hidup serta perkembangan anak sampai batas maksimal. 2. Prinsip Non Diskriminasi Semua hak yang diakui dan terkandung di dalam Konvensi Hak Anak harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa pembedaan apapun, berdasarkan asal-usul, suku, ras, agama, politik, dan sosial ekonomi. 3. Prinsip Kepentingan Terbaik untuk Anak Dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, badan legislatif, dan badan yudikatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama. 86 Edy Ikhsan, Beberapa Catatan tentang Konvensi Hak Anak, Medan: USU Digital Library, 2002, hal. 1 87 C. de Rover, To Serve To Protect Acuan Universal Penegakan HAM , alih bahasa Supardan Mansyur, Cetakan Pertama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hal. 372 Universitas Sumatera Utara 4. Prinsip Penghargaan terhadap Pendapat Anak Anak yang memiliki pandangan-pandangan sendiri dan mempunyai hak untuk menyatakan pandangan-pandangannya secara bebas dalam semua hal yang memengaruhi anak. Terdapat nilai menghormati hak anak untuk berpartisipasi dan menyatakan pendapatnya dalam pengambilan keputusan, terutama jika menyangkut hal-hal yang memengaruhi kehidupannya. Pengakuan akan hak-hak anak tidak hanya terbatas pada Konvensi Hak Anak. Ada sejumlah instrumen internasional yang mencermati dan menjawab masalah perlindungan anak, baik instrumen yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa maupun instrumen dari badan internasional lainnya. 88 1. Hak dasar anak diakui secara universal sebagaimana tercantum dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB. Dengan demikian semua negara di dunia secara moral dituntut untuk menghormati, menegakkan, dan melindungi hak tersebut. Berikut adalah pengaturan-pengaturan hukum internasional yang mengatur perlindungan tentang hak anak, antara lain: 2. Deklarasi PBB Tahun 1948 tentang Hak-hak Asasi Manusia. 3. Piagam Afrika tentang Hak-hak dan Kesejahteraan Anak, Organisasi Persatuan Afrika yang sekarang disebut Uni Afrika The African Charter on the Rights and Welfare of the Child of the Organisation for African Unity tahun 1993. 88 Dan O’donnel, Loc. cit., hal. 5 Universitas Sumatera Utara 4. Konvensi-konvensi Jenewa mengenai Hukum Humaniter Internasional 1949 dan Protokol Tambahannya 1977 5. Konvensi ILO No. 138 Tahun 1973 tentang Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja yang menyatakan bahwa secara umum seseorang yang berusia di bawah 18 tahun, tidak boleh dipekerjakan dalam bidang-bidang pekerjaan yang berbahaya bagi kesehatan dan perkembangan mereka. Konvensi ILO No. 182 Tahun 1999 tentang Pelarangan dan Tindakan Segera untuk Menghapus Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak. 6. Protokol bagi Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Kejahatan Transnasional Terorganisasi untuk Mencegah, Menekan dan Menghukum Perdagangan Manusia Khususnya Wanita dan Anakanak. 7. Kovenan Internasional Tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. 8. Konvensi Den Haag mengenai Perlindungan Anak dan Kerjasama tentang Adopsi Antar Negara. 9. Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-bangsa dengan Millennium Development Goals -nya yang ditandatangani oleh 189 negara pada tahun 2000 dan ditargetkan akan dicapai pada tahun 2015. Universitas Sumatera Utara

2. Peran ILO dalam Memberikan Perlindungan terhadap Masalah Pekerja Anak di Dunia