34
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi seseorang menghadapi stressor yang sama.
9. Pengetahuan
Ketidaktahuan dapat menyebabkan kecemasan dan pengetahuan dapat digunakan untuk mengatasi masalah.
2.10. Faktor Pencetus Kecemasan
Faktor yang dapat menjadi pencetua seseorang merasa cemas dapat berasal dari diri sendiri faktor internal maupun dari luar dirinya faktor eksternal.
Namun demikian pencetus ansietas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu :
1. Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari guna pemenuhan terhadap kebutuhan dasarnya.
2. Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya sesuatu yang dapat
mengancam terhadap identitas diri, harga diri, kehilangan statusperan diri, dan hubungan interpersonal Asmadi, 2008.
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stress dan harapan-harapan baru yang
dialami remaja membuat remaja mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan fikiran, perasaan maupun gangguan perilaku Nur, 2010. Sehingga
dalam periode ini terjadi perubahan yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental dan sosial. Umumnya proses kematangan fisik lebih cepat dari pematangan
Universitas Sumatera Utara
35
psikososialnya. Karena itu seringkali terjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan terhadap cemas. Kecemasan
sebagai salah satu bentuk dampak perubahan psikis yang di alami hampir setiap remaja.
Biasanya kecemasan muncul sebagai reaksi normal terhadap suatu yang menekan, dan karena itu berlangsung sebentar Ramaiah, 2006. Kecemasan bisa
berpengaruh buruk pada seseorang jika frekuensi timbulnya sering kali. Kecemasan dapat timbul dengan sendirinya atau bergabung dengan gejala-gejala
lain dari berbagai gangguan emosi. Kecemasan suatu keadaan emosional yang ditandai oleh rangsangan fisiologis, perasaan-perasaan tegang yang tidak
menyenangkan, perasaan ketakutan, persangkaan firasat serta perasaan ngeri terhadap masa depan Semiun, 2006.
Dampak tersebut dapat mencakup keadaan fisik maupun psikis, antara lain : 1.
Dari segi fisik akan berpengaruh pada penurunan kondisi kesehatan secara umum, meliputi gangguan denyut jantung, peredaran darah, gangguan
pernafasan, sistem daya tahan tubuh, sistem metabolisme dan seterusnya. 2.
Dari segi psikis dapat memunculkan gejala-gejala tingkah laku, seperti adanya kecenderungan menarik diri dari kehidupan sosial, berhalusinasi,
berfantasi, menutup diri, pesimis, merasa tidak bahagia, cemas, depresi, merasa tidak dicintai, stress, kesulitan berkonsentrasi, agresif dan
bertemperamen panas. Gangguan kecemasan pada umumnya adalah suatu kondisi penyebab
kegelisahan atau ketegangan yang berlangsung dalam jangka waktu lama dan
Universitas Sumatera Utara
36
secara berlebihan sering kali tanpa ada faktor pemicunya. Kecemasan sendiri lebih sering dialami wanita daripada pria Ramaiah, 2006. Gejala-gejala gangguan
kecemasan secara umum antara lain senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was yang sifatnya tidak menentu diffuse unessinnes, terlalu peka mudah
tersinggung dalam pergaulan, sering merasa tidak mampu, minder, depresi serba sedih, sulit konsentrasi dalam mengambil keputusan, serba takut salah, rasa
tegang menjadikan yang bersangkutan bersikap tegang-lamban yakni bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang datang secara tiba-tiba, adanya
keluhan otot tegang khususnya bagian leher dan sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering buang air kecil, gangguan tidur
berupa insomnia atau mimpi buruk, mengeluarkan keringat dan telapak tangan sering basah, sering berdebar-debar dan tekanan darah tinggi, sering mengalami
gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa sebab yang jelas Supraktik, 2006.
Kecemasan merupakan gangguan mental yang digolongkan ke dalam gangguan kecemasan dan gejala-gejala khusus lainnya, seperti insomnia, berkurangnya
kemampuan konsentrasi, dan berbagai macam gangguan sistem saraf otonom tidak merupakan gejala yang dominan. Kecemasan yang dialami bisa mengarah
pada objek tertentu. Yang dimaksud dengan objek bisa berupa benda tetapi bisa juga berupa situasi. Ini biasanya mengarah pada phobia. Kecemasan juga bisa
dialami meskipun objeknya tidak jelas atau tidak bisa dikenali. Jadi individu tiba- tiba merasa cemas tetapi tidak begitu memahami apa yang dicemaskannya. Gejala
kecemasan juga bisa beralih dari satu objek ke objek lainnya. Ini yang menjadi
Universitas Sumatera Utara
37
penanda, bahwa sebenarnya kecemasan terjadi karena adanya konflik dalam diri individu yang bersangkutan, bukan karena situasi riilnya. Ada juga kecemasan
yang dipusatkan pada kesehatan tubuh dan fungsi-fungsinya. Penderitanya seringkali mengeluh mengalami gejala sakit pada bagian tubuh tertentu atau juga
bisa berganti pada bagian tubuh lainnya. Atau penderitanya sering mengkuatirkan ada yang tidak beres dengan bagian tubuh tertentu Siswanto, 2007.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
1. Kerangka Konsep