Perkembangan Perilaku Remaja Masa Pubertas

22 Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut. e. Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif, sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid. f. Otot Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat. Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki. g. Suara Suara berubah semakin merdu, akan tetapi suara serak jarang terjadi pada wanita.

2.3. Perkembangan Perilaku Remaja

Perkembangan perilaku remaja pada masa pubertas ditandai dengan perubahan- perubahan akibat pubertas Papalia, 2008 yaitu : 1. Perkembangan Perilaku Pengetahuan Remaja Perkembangan pengetahuan remaja, dalam pandangan Jean Piaget seorang ahli perkembangan pengetahuan merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan pengetahuan. Pada periode ini, para remaja sudah memiliki pemikiran dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang nyata dan tidak nyata. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga Universitas Sumatera Utara 23 mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak cara pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasil yang diperoleh. Para remaja bukan hanya menerima informasi apa adanya, akan tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengubahnya dengan pemikiran mereka sendiri. Para remaja juga mampu menggabungkan pengalaman masa lalu dan pangalaman sekarang untuk mengubahnya menjadi pendapat. 2. Perkembangan Perilaku Sosioemosional Remaja Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, karena pada masa ini suasana hati bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan suasana hati para remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis. Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja mengalami perubahan yang secara tiba-tiba dalam kesadaran diri mereka self awareness. Para remaja sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena remaja menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan gambaran diri mereka sendiri. Pada umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada remaja perempuan daripada remaja laki-laki, sebagian disebabkan karena remaja perempuan biasanya lebih cepat matang daripada remaja laki-laki dan sebagian karena banyak hambatan-hambatan sosial mulai ditekankan pada perilaku remaja perempuan untuk membebaskan diri dari berbagai pembatasan. Perubahan pada masa puber akan mempengaruhi perilaku sebagian besar bergantung pada kemampuan dan kemauan remaja puber untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya Universitas Sumatera Utara 24 kepada orang lain, sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan yang baru dan yang lebih baik. Reaksi efektif terhadap perubahan terutama ditentukan oleh kemampuan untuk berkomunikasi. Remaja yang merasa sulit atau tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain akan lebih banyak berperilaku negatif daripada remaja yang mampu dan mau berkomunikasi. Akibat dari perubahan masa puber pada para remaja adalah sebagai berikut Monks, 2009 : 1. Ingin Menyendiri Saat perubahan pada masa puber mulai terjadi, remaja biasanya menarik diri dari teman-teman dan dari berbagai kegiatan keluarga dan seringnya bertengkar pada teman-teman dan pada anggota keluarga. Remaja puber sering melamun, sering tidak dimengerti dan diperlakukan dengan kurang baik. Gejala menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang lain. Dalam masa remaja, remaja berusaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya ataupun identitas diri. 2. Bosan Remaja pubertas akan merasa bosan dengan permainan yang sebelumnya sangat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial dan kehidupan pada umumnya. Remaja menjadi terbiasa untuk tidak mau berprestasi karena sering timbul perasaan akan keadaan fisik yang tidak normal. 3. Inkoordinasi Pertumbuhan cepat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan, dan remaja akan merasa tidak terbiasa bergaul dengan orang lain selama Universitas Sumatera Utara 25 beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, maka koordinasi tersebut akan kembali membaik secara bertahap. 4. Antagonisme Sosial Remaja puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah, dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua jenis kelamin yang berlainan diungkapkan dalam kritik, dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, remaja kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain. 5. Emosi yang Tinggi Munculnya reaksi murung, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena pengaruh yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini remaja merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan suasana hati yang negatif sangat sering terjadi selama masa pramenstruasi dan awal periode menstruasi. Dengan semakin matangnya keadaan fisik remaja, ketegangan lambat laun akan berkurang dan remaja sudah mulai mampu mengendalikan emosinya. 6. Hilangnya Kepercayaan Diri Remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri akan menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik yang menurun dan karena adanya pengaruh yang negatif datang dari orangtua maupun dari teman- temannya. 7. Terlalu Sederhana Universitas Sumatera Utara 26 Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan remaja menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan akan memberi komentar yang buruk.

2.4. Masa Transisi Remaja

Dokumen yang terkait

Hubungan Konsep Diri terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

12 128 56

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERUBAHAN-PERUBAHAN MASA PUBERTAS DI SMP N 2 GAMPING

1 6 174

Hubungan antara Kecemasan dengan Perubahan Perilaku Remaja Putri dalam Menghadapi Masa Pubertas di SMPN Sungai Sarik Kec. VII Koto Kab. Padang Pariaman Tahun 2010.

0 0 6

Hubungan Konsep Diri Dengan Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri Pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

0 0 6

Hubungan Konsep Diri Dengan Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri Pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

0 0 2

55 RESPON REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN FISIK SAAT PUBERTAS

0 1 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS DENGAN TINGKAT STRES

0 0 12

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN REMAJA PUTRI USIA PUBERTAS DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Remaja Putri Usia Pubertas dalam Menghadapi Menarche di SMP Mu

0 0 13

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS IX DI SMP MUHAMMADIYAH 6 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SI

0 2 20

TINGKAT KECEMASAN REMAJA MENGHADAPI PERUBAHAN FISIK MASA PUBERTAS PADA SISWI MTS PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYYAH YOGYAKARTA

0 0 23