Politeknik Telkom Rekayasa Perangkat Lunak
Pemeliharaan Perangkat Lunak 145
8.6 Manajemen Pemeliharaan Perangkat Lunak
Fungsi manajemen terdiri dari beberapa hal yakni:
1. Planning. Terdiri dari penentuan tujuan, misi, dan serangkaian aksi
untuk merealisasikannya. Komitmen dari manusia dan sumber daya serta penjadwalan aksi adalah aktivitas yang penting pada fungsi ini
2. Organizing. Fungsi manajemen yang membangun pembagian peran
manusia pada sebuah organisasi. Termasuk juga membangun hubungan antar manusia dan pemberian tanggung jawab serta hak yang dibutuhkan
3. Staffing. Mencakup bagaimana mengisi posisi pada organisasi dengan
orang yang terpilih dan terlatih. Aktivitas kunci dari fungsi ini adalah mengevaluasi personal dan menyediakan pembangunan SDM contohnya
peningkatan pengetahuan, sopan santun, dan keahlian 4. Leading. Menciptakan lingkungan kerja dan atmosfer yang akan
membantu dan memotivasi orang agar mereka dapat berkontribusi maksimal untuk mencapai sasaran organisasi
5. Controlling. Mengukur kinerja aktual dengan sasaran yang hendak
dicapai dan jika terjadi penyimpangan akan melakukan aksi korektif. Aktivitas juga mencakup reward and punish bagi personal
Organisasi pemeliharaan perangkat lunak dapat dirancang dan dibangun dengan menggunakan tiga struktur organisasi yang berbeda, yakni:
1. Fungsional Organization.
Gambar 8.6 Susunan Organisasi Fungsional
Organisasi dibagi menjadi unit-unit fungsional yang berbeda-beda, seperti modifikasi perangkat lunak, pengujian, dokumentasi, penjaminan kualitas,
dsb. Organisasi fungsional menampilkan kelebihan dari organisasi terpusat dari sumber daya yang serupa. Kelemahan utamanya adalah
Politeknik Telkom Rekayasa Perangkat Lunak
146 Pemeliharaan Perangkat Lunak
permasalahan antarmuka yang sulit untuk diselesaikan misalkan departemen dilibatkan pada lebih dari satu proyek akan mengakibatkan
konflik mengenai prioritas proyek-proyek yang ada karena keterbatasan sumber daya bahkan dengan kurangnya hak dan tanggung jawab pusat
terhadap proyek akan mengakibatkan departemen fokus hanya pada spesialisasinya saja dibandingkan dengan sasaran proyeknya
2. Project Organization. Merupakan kebalikan dari tipe pertama . Pada
tipe ini, seorang manajer diberikan tanggung jawab dan hak penuh untuk mengatur orang, semua sumber daya yang dibutuhkan untuk pengerjaan
proyek dipisahkan
dari struktur
fungsional regulernya
dan diorganisasikan pada bagian swantara tertentu. Manajer proyek mungkin
saja mendapatkan tambahan sumber daya dari luar organisasi. Kelebihan dari tipe ini adalah kontrol penuh terhadap proyek, pengambilan
keputusan yang cepat, dan masing-masing personal mendapatkan motivasi yang tinggi. Kekurangannya adalah adanya waktu yang
dibutuhkan untuk membentuk sebuah tim dan kemungkinan inefisiensi sumber daya
Gambar 8.7 Susunan Organisasi Proyek
3. Matrix Organization. Gabungan kedua tipe di awal dengan tujuan
untuk memaksimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan kedua tipe di atas. Kelebihan dari tipe ini adalah adanya keseimbangan antara
sasaran departemen fungsional dengan sasaran proyek itu sendiri. Masalah utama adalah setiap orang akan berkoordinasi dengan dua orang
manajer dan ini bisa menjadi sumber konflik. Solusinya bisa dengan penentuan peran yang jelas, tanggung jawab dan hak dari manajer
fungsional dan manajer proyek untuk setiap jenis keputusan