Politeknik Telkom Rekayasa Perangkat Lunak
36 Rekayasa Sistem
3.3.2 Identifikasi Kebutuhan
Langkah pertama dari aktivitas analisa sistem adalah analisa kebutuhan dengan mengidentifikasi kebutuhan dari pelanggan. Mengidentifikasikan kebutuhan ini
dilakukan dengan melakukan pertemuan antara seorang analis dengan pelanggan. Seperti halnya rekayasa informasi, tujuan dari pertemuan ini untuk
memahami sasaran produk dan menentukan tujuan dibangunnya sebuah produk supaya sasaran tersebut tercapai.
Setelah tujuan ditentukan, analis akan melanjutkan aktivitas evaluasi informasi. Berikuta ada beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk membantu
mengevaluasi informasi dari sistem atau produk yang akan dibangun.
Adakah teknologi untuk membangun sistem? Batasan apa saja yang akan dialokasikan terhadap jadwal dan biaya?
Pengembangan dan sumber daya apa saja yang dibutuhkan? Jika sistem atau produk yang akan dibangun berupa produk yang akan dijual
ke pelanggan, ada beberpa pertanyaan yang bisa diajukan yaitu Bagaimana produk tersebut dapat bersaing dengan produk yang telah
ada? Pasar apa saja yang potensial bagi produk yang akan dibangun?
Setelah semua informasi dikumpulkan pada aktivitas identifikasi kebutuhan. Informasi tersebut akan dispesifikasikan dalam sebuah dokumen konsep
sistem.
3.3.3 Studi Kelayakan
Pengembangan sistem atau produk berbasis komputer lebih banyak terganggu dengan kurangnya sumber daya dan waktu penyelesaian dan penyampaian
produk. Oleh karena itu, perlu dilakukan lebih awal evaluasi terhadap kelayakan sebuah proyek pengembangan sistem atau produk tersebut. Berikut
ada empat studi kelayakan yang dapat dievaluasi. 1. Kelayakan Ekonomis
Studi mengenai evaluasi biaya pengembangan dengan keuntungan yang diperoleh dari sistem atau produk yang dikembangkan.
2. KelayakanTeknis Studi mengenai fungsi, sasaran dan kinerja yang perlu dipertimbangkan
yang dapat mempengaruhi kemampuan sistem yang akan dikembangkan. Pertimbangan yang dihubungkan dengan kelayakan teknis meiputi
Resiko pengembangan Keberadaaan sumber daya
Teknologi
Politeknik Telkom Rekayasa Perangkat Lunak
Rekayasa Sistem 37
3. Kelayakan Legal Studi mengenai pertimbangan yang perlu dilakukan mengenai kontrak,
pelanggaran atau liabilitas yang akan dihasilkan dari sistem yang akan dikembangkan.
4. Alternatif Studi mengenai evaluasi pendekatan alternatif pada pengembangan sistem
atau produk. Hasil dari studi kelayakan akan menentukan proyek dilanjutkan atau
dihentikan. Hasil studi kelayakan akan didokumentasikan terpisah dan dilampirkan pada dokumen spesifikasi sistem.
I.
Pendahuluan A. Pernyataan Masalah
B. Lingkungan Implementasi C. Larangan-larangan
II. Ringkasan dan Rekomendasi Manajemen A. Penemuan-penemuan Penting
B. Komentar C. Rekomendasi
D. Pengaruh III. Alternatif-alternatif
A. Konfigurasi Sistem Alternatif B. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan pendekatan akhir
IV. Deskripsi Sistem A. Ruang Lingkup Sistem
B. Kelayakan Elemen Sistem V. Analisis Biaya dan Keuntungan
VI. Evaluasi Resiko Te knis
VII. Percabangan Legal VIII. Topik-topik Proyek Khusus Lainnya
Gambar 3.7 Outline Dokumen Studi Kelayakan
3.3.4 Analisis Ekonomis
Analisis biaya dan keuntungan merupakan salah satu informasi analisa ekonomis yang paling penting yang diisikan dalam studi kelayakan. Analisis
biaya dan keuntungan menggambarkan biaya pengembangan proyek dan
Politeknik Telkom Rekayasa Perangkat Lunak
38 Rekayasa Sistem
membandingkannya dengan keuntungan yang akan diperoleh dari pengembangan sistem.
Analisis biaya dan keuntungan berbeda antara sistem yang satu dengan yang lainnya tergantung dari karakteristik dari sistem yang akan dikembangkan dan
ukuran proyek. Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan sistem tidak hanya berupa hal
yang bisa diukur. Keuntungan yang tidak bisa diperoleh dari pengembangan proyek seperti kepuasan pelanggan, keputusan bisnis yang lebih baik, kualitas
desain yang lebih baik dan lainnya. Hasil dari analisa ekonomi didokumentasikan menjadi satu dalam dokumen
studi kelayakan seperti terlihat pada gambar 3.7
3.3.5 Analisis Teknis
Pada aktivitas analisis teknis, seorang analis melakukan evaluasi secara teknis terhadap sistem serta mengumpulkan informasi mengenai reliabilitas, kinerja,
pemeliharaan dan produktifitas dari sistem yang akan dikembangkan. Analisis meliputi penilaian viabilitas teknis dari sistem seperti teknologi apa
yang akan dibutuhkan untuk membangun sistem, materi, metode, algoritma atau proses baru apa yang diperlukan oleh sisem, bagaimana masalah
teknologi mempengaruhi sistem dan bagaimana resiko pengembangan sistem. Pemodelan matematis atau teknik optimasi pada saat analisis teknis dapat
digunakan untuk mempermudah analis dalam menggambarkan sistem yang akan dikembangkan. Menurut Blanchard dan Fabrycky ada beberapa kriteria
penggunaan model selama analisis teknis pada sistem, yaitu
Model harus mewakili sistem yang sedang dievalusi dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami.
Model harus menggambarkan faktor-faktor yang relevan dengan masalah yang ada dan hindari faktor yang tidak penting.
Model harus dibuat komprehensif dengan memasukkan semua faktor yang relevan dan sistem harus mampu memberikan hasil yang sama.
Desain model
harus sederhana
supaya memungkinkan
pengimplementasian yang tepat waktu dalam pemecahan masalah. Desain model harus dapat mengantisipasi faktor-faktor yang
memungkinkan adanya modifikasi dan atau perluasan terjadi pada sistem. Hasil dari analisis teknis meruapakan dasar apakah pengembangan sebuah
sistem akan diteruskan atau dihentikan.
Politeknik Telkom Rekayasa Perangkat Lunak
Rekayasa Sistem 39
3.4 Pemodelan Arsitektur Sistem
Setiap sistem berbasis komputer dapat dimodelkan sebagai sebuah pemindahan informasi dengan menggunakan arsitektur input-pemrosesan-
output. Hartley dan Pirbai [2] memperluas arsitektur ini dengan menambahkan 2 fitur tambahan yaitu pemrosesan antarmuka pemakai dan
pemrosesan self-test. Meskipun dua fitur tambahan ini tidak selalu dipakai tetapi fitur tambahan ini umum dipakai pada pemodelan sistem berbasis
komputer yang membuat model sistem menjadi lebih baik. Model sistem ini menjadi dasar bagi analisis kebutuhan dan langkah desain selanjutnya.
Untuk memodelkan sistem maka digunakan model template arsitektur[2] yang mengalokasikan elemen sistem menjadi 5 bagian pemrosesan yaitu 1.
antarmuka pemakai, 2.input, 3. fungsi dan kontrol sistem, 4.output dan 5. pemeliharaan dan self-test seperti yang terlihat pada gambar 3.8
Gambar 3.8 Template arsitektur
Seperti halnya pemodelan pada rekayasa sistem dan perangkat lunak, template arsitektur memungkinkan analis membuat herarki sistem secara
detail. Diagram konteks arsitektur menggambar sistem pada level paling atas. Diagram konteks ini membangun batas informasi diantara sistem yang akan
diimplementasikan dengan lingkungan dimana sistem akan dioperasikan [2]. Sebagai contoh pada gambar 3.9 diagram konteks arsitektur untuk sistem
pengurutan pembawa barang pada bidang manufaktur.
Politeknik Telkom Rekayasa Perangkat Lunak
40 Rekayasa Sistem
Gambar 3.9 Diagram konteks arsitektur untuk sistem pengurutan barang pada barang manufaktur
Dari diagram konteks diatas dapat saring kembali menjadi subsistem- subsistem atau modul-modul sistem dengan aliran informasi yang penting
antar modul tersebut dengan menggunakan model diagram aliran arsitektur architecture flow diagram. Diagram aliran arsitektur ini masih membagi
pemrosesan sub sistem ke dalam lima elemen pemrosesn seperti diagram konteks arsitektur. Pada tingkat ini, masing-masing dari subsistem dapat berisi
satu elemen sistem atau lebih perangkat keras, perangkat lunak, manusia. Gambar 3.10 Diagram aliran arsitektur untuk sistem pengurutan barang pada
gambar 3.9.