Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra sebagai sebuah simbol verbal mempunyai beberapa peranan antara lain sebagai cara pemahaman, cara perhubungan, dan cara penciptaan. Obyek karya sastra adalah realitas atau apapun yang dianggap realitas oleh pengarangnya. Apabila realitas itu berupa sebuah peristiwa sejarah maka karya sejarah tersebut mencoba untuk menterjemahkan peristiwa itu ke dalam bahasa imaginer dengan maksud untuk memahami peristiwa sejarah menurut kadar kemampuan pengarang. Karya sastra sejarah dapat menjadi sarana bagi pengarang untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan tanggapan mengenai suatu peristiwa sejarah. Karya sastra dapat merupakan penciptaan kembali sebuah peristiwa sejarah sesuai dengan pengetahuan dan daya imajinasi pengarang. Karya sastra baik lisan maupun tulisan menurut Alvian dalam Lewar, 1998: 6 merupakan artefak benda hasil kecerdasan manusia, wujud, dan bagian dari kebudayaan manusia. Sebagai ekspresi dan pernyataan kebudayaan sastra mempunyai unsur ideas dan activities. Konsep ini menyiratkan keberadaan karya sastra sebagai bentuk ekspresi dan refleksi pemikiran sastrawan atas realitas kehidupan yang dihadapi. Keterkaitan antara perkembangan dunia sastra dan perubahan sosial dalam masyarakat dimungkinkan oleh fungsi dan kedudukan kesusastraan sebagai bagian dari sistem seni budaya. Perkembangan sastra dalam berbagai bentuk di antaranya novel sejarah merupakan cara seorang sastrawan commit to user 16 untuk bereskpresi dan menuangkan ide-ide dalam sebuah karya novel yang tetap mempertahankan unsur sejarah sebagai bagian penting dari substansi novel. Perkembangan novel dalam bentuk novel sejarah dipengaruhi oleh perkembangan dan perubahan sosial dalam masyarakat yang khawatir nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia terkikis oleh arus globalisasi. Mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas memiliki peran penting dan strategis dalam membentuk kepribadian bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas di Kota Salatiga pada saat ini kurang diminati oleh peserta didik karena dianggap sebagai pelajaran yang membosankan dan hanya mengandalkan hafalan saja. Pembelajaran sejarah di sekolah banyak dengan cara yang masih konvensional yaitu pemberian materi pembelajaran sejarah yang masih berupa rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat atau dihafal kemudian diungkap kembali saat menjawab soal-soal ujian. Sumber belajar yang digunakan guru sejarah dan peserta didik hanyalah sebatas pada buku-buku teks sejarah, sehingga akan lebih jelas dan efektif jika pengajar menyertai dengan berbagai sumber pengajaran yang dapat membantu menjelaskan bahan lebih realistik dan menarik Hartono Kasmadi, 1996: 126. Prinsip pengajaran yang baik terjadi apabila proses pembelajaran mampu mengembangkan konsep generalisasi, dan bahan abstrak dapat menjadi hal yang jelas dan nyata. Guru sejarah sebagai komponen yang menentukan dalam implementasi strategi pembelajaran haruslah berusaha menciptakan strategi yang inovatif guna mengatasi permasalahan dalam pengajaran sejarah. Penggunaan commit to user 17 sumber pembelajaran bervariasi yang dapat merangsang kemampuan berfikir inilah yang sampai sekarang belum banyak dilaksanakan oleh para guru sejarah di Sekolah Menengah Atas terutama di Kota Salatiga. Sementara itu, dalam proses pembelajaran termasuk di dalamnya pembelajaran sejarah merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu kelompok pengirim pesan guru, komponen penerima pesan peserta didik, dan komponen pesan itu sendiri yang berupa materi pelajaran. kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi, artinya materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru tidak dapat diterima secara optimal, lebih parah lagi mereka sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Sebagai upaya untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran yang dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran dan yang terpenting adalah membuat proses pembelajaran lebih menarik Wina Sanjaya, 2009: 162. Sumber belajar learning resources yang digunakan harus sesuai dengan pengertian pokoknya yaitu semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sesuai dengan pengertian tersebut, sumber belajar yang akan dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah penggunaan karya sastra dalam bentuk novel sejarah. commit to user 18 Novel sejarah dapat menjadi alternatif sumber pembelajaran dikarenakan adanya upaya menciptakan pembelajaran sejarah yang menarik. Kemenarikan itu diperoleh apabila pembelajaran mengandung upaya meningkatkan pemahaman terhadap sejarah itu sendiri. Pembelajaran sejarah dengan menggunakan novel sejarah dapat memperdalam pengertian pelajar tentang peristiwa penting dan juga kemungkinan mereka memahami cara hidup dan pandangan hidup orang di masa lalu. Pengertian penting itu bukan saja data kognitif nama, tanggal, peristiwa dari bahan sastra, tetapi lebih jauh mengandung pengetahuan tentang manusia, kehidupan, dampak, akibat serta tingkah laku manusia. Sumber pembelajaran berupa novel sejarah ini dapat digunakan secara efektif untuk menyampaikan informasi atau pesan, dan dapat merangsang kemampuan berpikir. Novel sejarah itu berfungsi sebagai perangsang minat, artinya peserta didik bisa mulai belajar sejarah melalui novel sejarah terlebih dahulu untuk membangkitkan minat untuk mengatasai kejenuhan setelah membaca buku teks yang bahasanya kering dan kurang menggugah emosi atau perasaan. Dengan demikian berbagai macam sumber acuan dalam kegiatan pembelajaran bisa digunakan secara terpadu atau bergantian. Salah satu caranya guru dapat memilihkan novel-novel yang mempunyai latar belakang sejarah sebagai sumber pendukung dari buku teks. Berdasarkan latar belakang di atas maka diwujudkan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan karya sastra novel berjudul “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” Kenyataannya memang membaca novel sejarah jauh lebih menyenangkan daripada membaca buku teks sejarah. Hal tersebut terlihat dari penelitian awal commit to user 19 yang pernah dicoba sebelum penelitian ini dilaksanakan dengan mendasarkan pada indikator ketertarikan peserta didik. Penyebabnya karena novel sejarah adalah karya fiksi dan buku teks sejarah adalah karya non fiksi. Keduanya mempunyai perbedaan mendasar dalam cara penyajian maupun bahasanya. Sebagai karya fiksi novel sejarah disajikan dalam bentuk narasi dan menggunakan bahasa yang khas konotatif sehingga dalam suatu deskripsi mengenai suatu tempat peristiwa setting, tokoh character, maupun peristiwa incident nampak begitu hidup seolah-olah pembaca bisa melihat, mendengar, merasakan dan mengalami peristiwa itu sendiri. Bahasa dalam karya fiksi novel bisa menyentuh perasaan dan menghanyutkan pembaca. Disamping itu, dalam karya fiksi terdapat plot dan suspense yang merupakan daya tarik tersendiri bagi pembaca. Sebaliknya, buku teks sejarah disajikan dalam bentuk eksposisi dan menggunakan bahasa ilmiah denotatif sehingga dalam deskripsi suatu peristiwa, tokoh, dan tempat kejadian terasa kering, kurang menyentuh emosi pembaca. Kadang-kadang kalimatnya begitu panjang sehingga pembaca peserta didik mengalami kesukaran dalam memahami isi buku teks tersebut, dan adanya perasaan dipaksa dalam membaca buku teks karena merupakan buku wajib. Kelemahan pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas Kota Salatiga belum diupayakan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal ini terlihat dari data observasi awal yang menunjukkan guru sejarah di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Salatiga semuanya belum pernah menggunakan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran di kelas. Belum dimanfaatkannya novel sebagai sumber pembelajaran di sekolah inilah yang melatarbelakangi commit to user 20 penelitian ini. Hal ini dikarenakan penggunaan sumber berupa novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dapat menjadi sumber pembelajaran sejarah yang menarik untuk mempelajari sejarah bangsa Indonesia masa Kolonial Belanda. Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” memuat isi sebuah kesaksian tentang peristiwa kemanusiaan yaitu pembangunan jalan raya pos yang bernama Jalan Daendels. Pembangunan jalan ini merupakan satu dari banyak kisah tragedi kerja paksa yang terjadi di sepanjang sejarah di Tanah Hindia. Digunakannya novel ini sebagai sumber belajar sejarah diharapkan nantinya akan mengurangi kebosanan dalam pembelajaran sejarah. Selain itu, peserta didik juga diharapkan dapat menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam setiap peristiwa sejarah berupa pembangunan Jalan Raya Pos sehingga dalam menghayati peristiwa sejarah itu dapat lebih mendalam. Nilai-nilai sejarah dan pendidikan sejarah yang dihayati bertujuan untuk menumbuhkan penghargaan terhadap sejarah bangsa. Pengetahuan-pengetahuan yang sulit sekali didapat dari buku teks terutama tentang sejarah perkotaan dapat diperoleh peserta didik dari membaca novel ini. Alasan mendasar novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dipakai sebagai sumber pembelajaran menunjuk pada alasan bahwa keberhasilan pembelajaran sejarah rendah karena kurangnya relevansi dan keterlibatan atau ketertarikan yang dialami oleh peserta didik. Selain itu, masalah pengajaran sejarah tidak menarik walaupun telah menggunakan berbagai metode, seperti tugas kelompok, diskusi, bermain peran, ataupun simulasi. Cara-cara pembelajaran itu tidak cukup berhasil karena peserta didik kadang-kadang tidak berminat atau menganggap commit to user 21 pembelajaran kurang sungguh-sungguh.diunduh dari http: belajarsejarah.com? detail= beritanyaid=16kode =4 , tanggal 20 Juni 2010. Novel sejarah yang dipilih harus mampu menghidupkan masa lampau masa silam harus dekat dan dialami dalam realitas yang sebenarnya. Novel sejarah juga harus membuat pembacanya mengalami kejadian-kejadian, merasakan suasana sesuai zaman, berhadapan dengan tokoh-tokoh yang dihidupkan, mengenali perasaan-perasaan, semangat, pikiran-pikiran dan motif-motif perbuatan mereka. Novel sejarah tidak cukup hanya memberikan pengetahuan tetapi pengalaman konkret subyektif dalam bentuk gambaran-gambaran. Hal terpenting yang menjadi dasar penggunaan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran diharapkan dapat menambah pemahaman dalam transformasi peristiwa sejarah yang belum banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Sementara itu, dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” mengandung isi atau kiteria sebagai sebuah novel sejarah yang di dalamnya peserta didik dapat memahami makna dan seakan-akan menjadi bagian dari peristiwa itu, karena bahasa yang digunakan lebih imajiner atau mudah dipahami. Novel ini dipilih sebagai sumber pembelajaran karena relevan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas. Standar Kompetensi yang sesuai adalah “menganalisis perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan pendudukan Jepang.” Dengan Kompetensi Dasar yang sesuai adalah “menganalisis perkembangan pengaruh Barat dan perubahan ekonomi, demografi, dan kehidupan sosial budaya masyarakat di Indonesia pada masa kolonial.” commit to user 22 Dalam pembelajaran sejarah berbasis sastra atau menggunakan karya sastra sebagai sumber pembelajaran, harus dipahami bahwa karya sastra yang digunakan bersifat pendukung buku teks dan hanya dipilih karya sastra yang relevan dengan peristiwa sejarah. Relevan dapat diartikan sesuai dengan materi yang ada dalam kurikulum yaitu digunakannya novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” ketika guru menjelaskan mengenai periode masa kolonial awal. Perkembangan kekuasaan bangsa Eropa di Indonesia pada saat pemerintahan Gubernur Jendral Herman Willem Daendels 1808-1811 dianggap relevan dengan pesan sejarah yang terdapat dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Disamping itu, novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” isinya memuat pengetahuan sejarah terutama sejarah perkotaan. Deskripsi sejarah kota yang ditampilkan bukan hanya sekadar sejarah pembangunan Jalan Raya Pos saja tetapi juga sejarah lengkap terkait kota-kota yang dilewati pembangunan jalan. Pengambaran sejarah kota pada novel ini menjadikan isi novel bukan hanya berisi pengalaman Pramoedya Ananta Toer dan sejarah seputar pembangunan Jalan Raya Pos saja. Peserta didik diharapkan mempunyai pengetahuan yang luas tentang sejarah kota-kota yang dilewati Jalan Raya Pos setelah membaca novel. Sejarah perkotaan yang ditampilkan, terutama untuk kota-kota besar dijabarkan periodisasi sejarahnya dari masa ke masa. Misalnya kota Blora atau Lasem, dalam novel ini sejarah kota dijelaskan mulai dari masa Kerajaan Majapahit, masa kolonial, sampai kondisi kota masa kontemporer. Peserta didik diharapkan dapat mengilhami sejarah kota dari masa ke masa sehingga dapat commit to user 23 melihat dan memahami perkembangan kota. Meskipun pengetahuan tentang sejarah kota penting bagi peserta didik, namun tujuan utama agar dapat mengilhami nilai-nilai sejarah, nilai pendidikan sejarah, dan nilai kemanusiaan terkait dengan pembangunan Jalan Raya Pos. Pertimbangan lain yang menjadikan dipilihnya novel “Jalan Raya Pos Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas Kota Salatiga dikarenakan isi dari novel ini berbeda dengan novel lain. Ditinjau dari penokohan tidak banyak tokoh yang ada dalam novel, hanya sebuah roman pengalaman pribadi penulis Pramoedya Ananta Toer dilengkapi dengan pengambaran tokoh-tokoh sejarah yang terlibat dalam setiap peristiwa sejarah yang diceritakan. Dilihat dari sudut pandang perbedaan antara fakta dan fiksi, dalam kajian novel ini tidak banyak menggunakan gaya bercerita yang terlalu fiktif tetapi lebih banyak berupa fakta sejarah, sehingga hal ini akan membantu peserta didik untuk memahami isi novel dikaitkan dengan fakta sejarah yang ada yaitu pembangunan jalan raya pos. Pemilihan karya sastra yang tidak terlalu fiktif ini dilakukan sebab kemampuan membaca dan pemahaman terhadap fakta dan fiksi disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik di Sekolah Menengah Atas. Hal ini yang menyebabkan guru harus mempertimbangkan pemilihan novel disesuaikan faktor bahasa karya sastra yang dipilihnya. Tujuan utama penggunaan karya sastra dalam bentuk novel sejarah dalam kegiatan pembelajaran sejarah adalah membuat peserta didik lebih tertarik untuk mempelajari sejarah dan menjadi sumber pembelajaran yang efektif untuk commit to user 24 menyampaikan pesan dalam bentuk materi pembelajaran. Penggunaan sumber belajar baru yang lebih bervariasi ini juga diharapkan akan menjadi tantangan baru bagi guru dan peserta didik di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Salatiga.

B. Rumusan Masalah