Sumber Biaya Kesimpulan PEMBAHASAN

Anak dengan status gizi baik apabila terinfeksi oleh bakteri TB cenderung menderita TB ringan dan dapat disembuhkan dibandingkan dengan yang mempunyai status gizi buruk. 31

5.7. Sumber Biaya

Proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2012 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada gambar 5.9 dibawah ini. Gambar 5.9 Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita TB Paru yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2012 Berdasarkan gambar 5.9 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi balita penderita TB Paru yang dirawat inap berdasarkan sumber biaya adalah biaya sendiri 93,4 dibandingkan dengan bukan biaya sendiri 6,6. Tingginya proporsi balita penderita TB Paru yang datang berobat dengan sumber biaya sendiri karena panjangnya prosedur yang harus dilakukan di rumah sakit jika menggunakan kartu 93.4 6.6 Sumber Biaya Biaya sendiri Bukan biaya sendiri Universitas Sumatera Utara jaminan kesehatan terutama bagi yang berasal dari luar Kota Pematangsiantar sementara orangtua penderita menginginkan agar penanganan bagi balita penderita TB Paru dilakukan dengan segera. Penderita yang menggunakan sumber biaya bukan biaya sendiri antara lain menggunakan Askes dan jaminan kesehatan dari perusahaan yaitu PT. Bridgestone.

5.8. Analisa Statistik

5.8.1. Umur Berdasarkan Status Gizi

Proporsi umur balita penderita TB Paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2012 berdasarkan status gizi dapat dilihat pada gambar 5.10 dibawah ini. Gambar 5.10 Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Status Gizi Balita Penderita TB Paru yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2012 Berdasarkan gambar 5.10 dapat dilihat bahwa proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap dengan status gizi baik tertinggi pada kelompok umur ≥12 48.6 52.8 51.4 47.2 10 20 30 40 50 60 70 Gizi baik Gizi tidak baik P r o p o r si Status Gizi 12 bulan ≥ 12 bulan Universitas Sumatera Utara bulan 51,4. Proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap dengan status gizi tidak baik tertinggi pada kelompok umur 12 bulan 52,8. Hal ini dikarenakan balita umur 12 bulan masih memiliki imunitas yang rendah sehingga jika balita tersebut mengalami gizi tidak baik maka akan sulit mengembalikan kondisi balita ke gizi baik. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p0,05 yang memiliki arti bahwa tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna umur berdasarkan status gizi.

5.8.2. Umur Berdasarkan Status Imunisasi BCG

Proporsi umur balita penderita TB Paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2012 berdasarkan status imunisasi BCG dapat dilihat pada gambar 5.11 dibawah ini. Gambar 5.11 Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Status Imunisasi BCG Balita Penderita TB Paru yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2012 46.5 65,0 53.5 35,0 10 20 30 40 50 60 70 Sudah mendapat Imunisasi BCG Belum mendapat imunisasi BCG P r o p o r si Status Imunisasi BCG 12 bulan ≥ 12 bulan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 5.11 dapat dilihat bahwa proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap yang sudah mendapat imunisasi BCG tertinggi pada kelompok umur ≥12 bulan 53,5. Proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap yang belum mendapat imunisasi BCG tertinggi pada kelompok umur 12 bulan 65,0. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p0,05 yang memiliki arti bahwa tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna umur berdasarkan status imunisasi BCG.

5.8.3. Jenis Kelamin Berdasarkan Status Gizi

Proporsi jenis kelamin balita penderita TB Paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2012 berdasarkan status gizi dapat dilihat pada gambar 5.12 dibawah ini. Gambar 5.12 Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Status Gizi Balita Penderita TB Paru yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2012 58.6 58.3 41.4 41.7 10 20 30 40 50 60 70 Gizi baik Gizi tidak baik P r o p o r si Status Gizi Laki-laki Perempuan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 5.12 dapat dilihat bahwa proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap dengan status gizi baik pada laki-laki 58,6 dan pada perempuan 41,4. Proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap dengan status gizi tidak baik pada laki-laki 58,3 dan pada perempuan 41,7. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p0,05 yang memiliki arti bahwa tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna jenis kelamin berdasarkan status gizi.

5.8.4. Jenis Kelamin Berdasarkan Status Imunisasi BCG

Proporsi jenis kelamin balita penderita TB Paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2012 berdasarkan status imunisasi BCG dapat dilihat pada gambar 5.13 dibawah ini. Gambar 5.13 Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Status Imunisasi BCG Balita Penderita TB Paru yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2012 60.5 50,0 39.5 50,0 10 20 30 40 50 60 70 Sudah mendapat imunisasi BCG Belum mendapat imunisasi BCG P r o p o r si Status Imunisasi BCG Laki-laki Perempuan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 5.13 dapat dilihat bahwa proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap yang sudah mendapat imunisasi BCG pada laki-laki 60,5 dan pada perempuan 39,5. Proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap yang belum mendapat imunisasi BCG pada laki-laki 50,0 dan pada perempuan 50,0. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna jenis kelamin berdasarkan status imunisasi BCG. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Maria Holly Herawati pada tahun 2002 di 5 wilayah Puskesmas Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur bahwa tidak ada perbedaan proporsi berdasarkan jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan berdasarkan status imunisasi BCG. 43 Universitas Sumatera Utara

5.8.5. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Status Gizi

Lama rawatan rata-rata hari balita penderita TB Paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2012 berdasarkan status gizi dapat dilihat pada gambar 5.14 dibawah ini. Gambar 5.14 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Status Gizi Balita Penderita TB Paru yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2012 Berdasarkan gambar 5.14 dapat dilihat bahwa dari seluruh balita penderita TB Paru yang dirawat inap terdapat 70 orang yang memiliki status gizi baik dengan lama rawatan rata-rata 3,06 hari 3 hari, 26 orang yang memiliki status gizi kurang dengan lama rawatan rata-rata 2,85 hari 3 hari dan 10 orang yang memiliki status gizi buruk dengan lama rawatan rata-rata 4,20 hari 4 hari. Berdasarkan uji Kruskal-Wallis diperoleh p0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan status gizi. Penderita dengan status gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk memiliki lama rawatan 2.85 3.06 4,20 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Gizi kurang Gizi baik Gizi buruk Lama Rawatan Rata-Rata hari S ta tu s G iz i Universitas Sumatera Utara rata-rata yang perbedaannya tidak bermakna 3,06 : 2,85 : 4,20. Hal ini menunjukkan bahwa balita penderita TB Paru baik dengan status gizi baik, gizi kurang maupun gizi buruk membutuhkan perawatan sampai kondisi balita penderita TB Paru benar-benar membaik.

5.8.6. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Lama rawatan rata-rata hari balita penderita TB Paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2012 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada gambar 5.15 dibawah ini. Gambar 5.15 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Balita Penderita TB Paru yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2012 Berdasarkan gambar 5.15 dapat dilihat bahwa dari seluruh balita penderita TB Paru yang dirawat inap terdapat 101 orang yang pulang atas izin dokter PAID dengan lama rawatan rata-rata 3,17 hari 3 hari, 4 orang yang pulang atas permintaan 2,00 2,00 3,17 1 2 3 4 5 Meninggal PAPS PAID Lama Rawatan Rata-Rata hari K e a d a a n S e w a k tu P u la n g Universitas Sumatera Utara sendiri PAPS dengan lama rawatan rata-rata 2,00 hari 2 hari dan terdapat 1 orang yang meninggal dengan lama rawatan rata-rata 2,00 hari 2 hari. Berdasarkan uji Anova diperoleh p0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Penderita dengan keadaan sewaktu pulang adalah pulang atas izin dokter PAID dan pulang atas permintaan sendiri PAPS memiliki lama rawatan rata-rata yang perbedaannya tidak bermakna 3,17 : 2,0. Balita penderita TB Paru dengan lama rawatan paling lama adalah jenis kelamin laki-laki yang berasal dari luar Kota Pematangsiantar dengan keadaan sewaktu pulang adalah pulang atas izin dokter PAID dan status gizi buruk. Universitas Sumatera Utara

5.8.7. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Sumber Biaya

Lama rawatan rata-rata hari balita penderita TB Paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2012 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada gambar 5.16 dibawah ini. Gambar 5.16 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Sumber Biaya Balita Penderita TB Paru yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2012 Berdasarkan gambar 5.16 dapat dilihat bahwa dari seluruh balita penderita TB Paru yang dirawat inap terdapat 99 orang yang menggunakan biaya sendiri dengan lama rawatan rata-rata 3,07 hari 3 hari dan 7 orang yang menggunakan bukan biaya sendiri dengan lama rawatan rata-rata 3,71 hari 4 hari. Berdasarkan uji Mann- Whitney diperoleh p0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya. Penderita dengan sumber biaya bukan biaya sendiri dan penderita dengan sumber biaya sendiri memiliki lama 3.07 3.71 1 2 3 4 5 Biaya sendiri Bukan biaya sendiri L a m a R a w a ta n R a ta -R a ta h a r i Sumber Biaya Universitas Sumatera Utara rawatan rata-rata yang perbedaannya tidak bermakna 3,71 : 3,07, hal ini menunjukkan bahwa sumber biaya tidak menentukan lamanya balita penderita TB Paru dirawat di rumah sakit. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

6.1.1. Proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2012 berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada kelompok umur 0-12 bulan 50,0, jenis kelamin laki-laki 58,5, suku Batak 67,9, agama Kristen Protestan 54,7 dan tempat tinggal di luar Kota Pematangsiantar 75,5. 6.1.2. Proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap berdasarkan status gizi tertinggi adalah gizi baik 66,0. 6.1.3. Proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap berdasarkan status imunisasi BCG tertinggi adalah sudah mendapat imunisasi BCG 81,1. 6.1.4. Proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap berdasarkan diagnosa penyakit seluruhnya didiagnosis dengan pemeriksaan darah + Foto Rontgen 100,0. 6.1.5. Lama rawatan rata-rata balita penderita TB Paru yang dirawat inap adalah 3,11 hari 3 hari. 6.1.6. Proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang atas izin dokter 95,3. 6.1.7. Proporsi balita penderita TB Paru yang dirawat inap berdasarkan sumber biaya tertinggi adalah biaya sendiri 93,4. 6.1.8. Tidak ada perbedaan yang bermakna proporsi umur berdasarkan status gizi. Universitas Sumatera Utara 6.1.9. Tidak ada perbedaan yang bermakna proporsi umur berdasarkan status imunisasi BCG. 6.1.10. Tidak ada perbedaan yang bermakna proporsi jenis kelamin berdasarkan status gizi. 6.1.11. Tidak ada perbedaan yang bermakna proporsi jenis kelamin berdasarkan status imunisasi BCG. 6.1.12. Tidak ada perbedaan bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan status gizi. 6.1.13. Tidak ada perbedaan bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. 6.1.14. Tidak ada perbedaan bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya.

6.2. Saran