4.3.4 Pendidikan Terakhir Pegawai
Tingkat pendidikan seseorang pada prinsipnya akan mempengaruhi kebutuhan, nilai-nilai yang dianut, cara pandang dan persepsi terhadap suatu
persoalan. Selanjutnya, pegawai dengan tingkat pendidikan lebih baik, sangat responsif terhadap informasi dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah.
Pemahaman terhadap tingkat pendidikan pegawai selanjutnya dapat dijadikan landasan pertimbangan dalam menerapkan strategi analisis beban kerja pada
Bagian Pemerintahan, Hukum dan Organisasi. Hasil analisis menunjukan bahwa mayoritas pegawai adalah pegawai
dengan tingkat pendidikan SMA sebesar 47 persen. Pegawai dengan tingkat pendidikan Sarjana menempati urutan kedua sebesar 36 persen, selain itu tingkat
pendidikan Diploma sebesar 17 persen. Tingkat pendidikan SMA memiliki persentase paling tinggi karena pegawai berasal dari tenaga honoreryang diangkat
menjadi Pegawai Negeri Sipil. Hal itu dikarenakan pada saat pengangkatan PNS dari tenaga honorer tidak ada kualifikasi mengenai pendidikan pegawai. Dengan
banyaknya pegawai berpendidikan tingkat SMA, maka jenis pekerjaannya pun berbeda dengan diploma dan sarjana. Rata-rata pegawai lulusan dari SMA
melakukan pekerjaan rutin seperti pengelolaan arsip, pengadministrasi keuangan yang membantu kepalanya mempertanggungjawabkan anggaran kegiatannya dan
pengelolaan gaji serta kepegawaian. Lain halnya dengan pendidikan diploma dan sarjana yang memiliki pekerjaan yang lebih memerlukan pemahaman konsep
secara global dan sistematik seperti pengolahan dan penelaahan konsep kebijakan ketatalaksanaan, pelayanan publik, analisa jabatan, konsep produk hukum daerah
dan konsep lainnya sehingga pekerjaannya lebih mengandalkan pemikiran bukan kemampuan fisik. Pendidikan terakhir pegawai tersaji pada Gambar 6.
.Gambar 6. Pendidikan Terakhir Pegawai Bagian, 2013
SMA 47
Diploma 17
Sarjana 36
4.4 Analisis dan Pengukuran Beban Kerja