masyarakatnya tidak produktif dan kejahatan meningkat; belum lagi saranaprasarana yang harus disediakan untuk menanggulanginya.
2.5 Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan suatu rangkaian proses pelayanan yang diberikan kepada
penyalahgunapecandu narkoba
untuk melepaskannya
dari ketergantungannya pada narkoba, sampai ia dapat menikmati kehidupan yang
bebas narkoba. Pada umumnya sebelum dilakukannya proses rehabilitasi , tahap pertama
yang harus dilakukan adalah melakukan Detoksifikasi, yaitu melepaskan seseorang dari pengaruh langsung narkoba yang disalahgunakannya. Setelah
dilakukan detoksifikasi , dilanjutkan dengan tahap rehabilitasi, yang meliputi rehabilitasi fisik, psikososial, sosial, spiritual, okupasional, dan edukasional.
2.5.1 Prinsip dalam Terapi Rehabilitasi
1. Dimungkinkan seorang pecandu pulih dari ketergantungan narkoba.
2. Program terapi harus memerhatikan berbagai ragam kebutuhan klien agar
pulih;fisik, psikologis, spiritual, pendidikan, vokasional, dan hukum. 3.
Waktu terapi yang cukup sangat penting, dengan konseling individu dan kelompok sebagai bagian yang tak terpisahkan dari terapi.
4. Keterlibatan keluarga, masyarakat setempat, tempat kerja dan kelompok
pendukung akan membantu proses pemulihan pecandu. 5.
Klien perlu senantiasa dipantau kebutuhan, masalah, dan kemajuannya. 6.
Pecandu dengan gangguan kesehatan fisik dan gangguan kesehatan jiwa yang telah ada sebelumnya, perlu diterapi secara bersamaan.
Universitas Sumatera Utara
7. Pemulihan bersifat jangka panjang dan relaps selalu mungkin terjadi.
8. Tim yang menolong pecandu tenaga medis, konselor, pecandu yang pulih,
yang dipilih dan terlatih perlu menjalin hubungan dengan klien secara profesional, dipercaya, dan penuh perhatian, serta ampu menjaga kerahasiaan
klien. Martono, Lydia Harlina dan Satya Juana, 2008:92
2.5.2 Komponen dan Tahapan Rehabilitasi
Secara umum ada beberapa komponen dan tahapan yang harus dilewati. Masing-masing tahapan tersebut memakan waktu bervariasi; ada yang seminggu,
sebulan dan bahkan berbulan-bulan tergantung tingkat ketergantungan, tekat dan juga dukungan berbagai pihak terutama keluarga dalam seluruh proses tersebut.
Adapun komponen dan tahapan rehabilitasi yang dikutip dari buku Rehabilitasi bagi korban narkoba
antara lain : 1.
Tahap Transisi Penekanan dalam tahap ini lebih kepada informasi awal tentang narkoba ,
seperti latar belakang korban, lama ketergantungan, jenis obat yang dipakai, akibat-akibat ketergantungan dan berbagai informasi lainnya.
2. Rehabilitasi Intensif
Tahap ini menekankan proses penyembuhan secara psikis. Dimana motivasi dan potensi diri klien akan dibangun dalam fase ini.
3. Tahap Rekonsiliasi
Pada tahap ini klien tidak langsung berinteraksi secara bebas dengan masyarakat, akan tetapi terlebih dahulu ditampung disebuah lingkungan khusus
selama beberapa waktu sampai klien benar-benar siap secara mental dan rohani kembali ke lingkungannya semula. Yang paling utama dalam fase ini adalah
Universitas Sumatera Utara
pembinaan mental, spiritual, keimanan dan ketakwaan, serta kepekaan sosial kemasyarakatan.
4. Pemeliharaan Lanjut
Pada tahap ini merupakan bagian dari upaya untuk mencegah klien mengalami relaps atau tergelincir kembali dalam penyalahgunaan narkoba. Dalam
tahap ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan klien , antara lain : a.
Mengubah, menghilangkan, atau menjauhi hal-hal yang bersifat nostalgia kesenangan narkoba.
b. Setia mengikuti program-program dan acara-acara aftercare pemeliharaan
lanjut. c.
Dapat juga melibatkan diri dalam gerakan atau kelompok bersih narkoba dan peduli penanggulangannya.Visimedia, 2006:28
Berbeda dengan tahapan diatas , Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana memaparkan tahap dan komponen rehabilitasi dengan lebih mendetail,
yaitu : 1.
Assesmen, yaitu menilai masalah dengan mengumpulkan informasi untuk menetapkan diagnosis dan modalitas rehabilitasi yang sesuai dengan klien.
2. Rencana terapi, yang didasarkan pada assesmen dan kebutuhan klien dan
meliputi fisik, psikologis, sosial, spiritual, keluarga, dan pekerjaan. 3.
Program detoksifikasi, sebagai tahap awal pemulihan, untuk melepaskan klien dari efek langsung narkoba yang disalahgunakan dan mengelola gejala putus
zat karena dihentikannya pemakaian narkoba. Detoksifikasi dapat dilakukan dengan obat atau tanpa obat.
Universitas Sumatera Utara
4. Rehabilitasi, sebagai tahap kedua dalam pemulihan, yag meliputi fisik,
psikologis, sosial, spiritual, dan pendidikan. 5.
Keterampilan menolong pecandu, Dengan keterampilan tidak dimaksudkan gelar akademikprofesi tertentu, tetapi terutama kepekaan memahami
kebutuhan klien dan mengerti cara menanggapi kebutuhan itu. 6.
Konseling, baik individu maupun kelompok, sebagai teknik untuk membantu klien memahami diri insight, membujuk persuasi, serta memberi saran dan
keyakinan sehingga klien melihat permasalahannya secara lebih realistis dan memotivasinya agar terampil mengatasi masalah :
a. Konseling kelompok : Pengalaman kelompok sangat penting. Kurang
bermanfaat, jika klien tidak membangun jaringan kelompok sebaya. b.
Konseling individu : Untuk mengevaluasi kejadian sepanjang hari, mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan sugest, membangun struktur
kehidupan untuk sehari-hari medatang, membahas hal-hal yang sensitif atau pribadi, yang tidak cocok dibahas dalam diskusi kelompok.
7. Pencegahan Kekambuhan Relaps, sebagai strategi untuk mendorong klien
berhenti memakai narkoba abstinensia, membantu klien mengenal dan mengelola situasi berisiko tinggi, serta pikiran-pikiran dan kegiatan-kegiatan
yang mendorong pemakaian narkoba kembali. Bebas dari narkoba relatif mudah. Yang sulit adalah menjaga tetap bersih untuk jangka lama.
8. Keterlibatan Keluarga, Hal ini sangat penting dalam terapi, pecandu tidak
mungkin pulih sendiri tanpa dukungan kekuarga dan orang lain. 9.
Rawat Lanjut, meliputi :
Universitas Sumatera Utara
a. Konseling¸ untu memotivasi dan meningkatkan keterampilan klien menangkal
narkoba, membantu pemulihan hubungan antarsesama, dan meningkatkan kemampuan klien agar berdungsi normal di masyarakat.
b. Kelompok pendukung, yang melengkapi program terapi secara profesional,
contoh NA, kelompok keluarga pendukung. c.
Rumah pendampingan, sebagai tempat antara yang menyediakan program pendampingan bagi pecandu yang sedang pulih di masyarakat.
d. Latihan Vokasional, agar klien dapat bekerja dan berfungsi normal di
masyarakat. e.
Pekerjaan, sesuai minat, bakat, keterampilan, dan kesempatan. Martono, Lydia Harlina dan Satya Juana, 2008:93
2.5.3 Macam-macam Program Rehabilitasi