a. Konseling¸ untu memotivasi dan meningkatkan keterampilan klien menangkal
narkoba, membantu pemulihan hubungan antarsesama, dan meningkatkan kemampuan klien agar berdungsi normal di masyarakat.
b. Kelompok pendukung, yang melengkapi program terapi secara profesional,
contoh NA, kelompok keluarga pendukung. c.
Rumah pendampingan, sebagai tempat antara yang menyediakan program pendampingan bagi pecandu yang sedang pulih di masyarakat.
d. Latihan Vokasional, agar klien dapat bekerja dan berfungsi normal di
masyarakat. e.
Pekerjaan, sesuai minat, bakat, keterampilan, dan kesempatan. Martono, Lydia Harlina dan Satya Juana, 2008:93
2.5.3 Macam-macam Program Rehabilitasi
Banyak sekali bentuk rehabilitasi dibidang penyalahgunaan narkoba. Yakni , antara lain :
1. Rawat Inap Rumah Sakit Hospitalisasi
Rawat inap adalah perawatan yang diberikan dengan menginap di rumah sakit khusus Rumah Sakit ketergantungan Obat, Rumah sakit jiwa, atau di satu
bagian unit rumah sakit umum. Terapi ini sering disebut terapi primerprimary treatment
. Lama terapi bervariasi, terapi dapat berlangsung hingga 4-6 minggu atau lebih, tergantung pada jenis pelayanan yang tersedia. Jika terdapat
rehabilitasi yang berbasis rumah saki, pelayanan dapat lebih lama hingga 6 bulan atau 1-2 tahun. Pelayanan dilakukan oleh tim profesional multidisiplin : psikiater,
dokter umu, psikolog, pekerja sosial, perawat, juga konselor sebaya peer counselor
, yaitu pecandu yang telah pulih dan terlatih sebagai konselor.
Universitas Sumatera Utara
2. Rawat Jalan
Dapat dilakukan di Rumah Sakit Khusus, umum bagian rawat jalan, klinik, dan puskesmas. Jika tersedia program rawat jalan lengkap biasanya
berangsung 10 minggu selama 2-3 jam, 3-4 kali seminggu. Program rawat jalan memiliki lebih sedikit komponen program
dibandingkan rawat inap. Karena klien lebih mudah terkontaminasi narkoba, pemeriksaan urine adalah hal yang harus dilakukan secara rutin.
3. Pusat Rehabilitasi
Ada beberapa jenis sarana rehabilitasi, yaitu rehabilitasi sosial, rehabilitasi spiritual, dan rehabilitasi psikososial. Ada yang dikelola pemerintah dan swasta.
Beberapa diantaranya menerapkan konsep Therapuetic Community TC. TC memiliki ciri sebagai berikut :
a. Menggunakan tenaga konselor sebaya peer counselor yang merupakan
mantan pengguna narkoba yang pulih, terpilih, dan terlatih dengan 1-2 orang konselor profesional.
b. Program dapat bersifat primer atau sekunder bagi yang belum siap kembali ke
rumah. Program berlangsung 3 bulan sampai 2 tahun, dengan penekanan pada proses sosialisasi. Terapi yang dilakukan biasanya bersifat konfrontatif.
c. Beberapa TC mensyaratkan pecandu terpisah dari dunia sekitarnya. TC lain
tidak. TC memiliki kehidupan seperti asrama dengan jadwal harian. Anggotanya memelihara dan mengelola fasilitas tersebut. Dapat diberikan
pendidikan dan pelatihan vokasional. Beberapa TC memiliki kegiatan rekreasi diluar.
Universitas Sumatera Utara
4. Rumah Dampingan Half Way House
Rumah dampingan adalah tempat transisi antara rumah sakit dan pulang ke rumah. Dalam rumah dampingan terdiri dari 10-20 klien bersama dengan
pengawasan dan bertanggung jawab memelihra rumah, seperti belanja, memasak, membersihkan rumah, dan mencuci pakaian. Mereka bekerja atau bersekolah
paruh waktu, dengan tetap mengikuti program pemulihan. Biasanya program ini dilakukan bagi :
a. Pecandu yang tidak beroleh banyak kemajuan pada program terapi primer.
b. Mereka yang tidak mendapatkan akses ke rumah sakitpusat rehabilitasi.
c. Mereka yang belum dapat dipulangkan ke rumah karena persoalan keluarga
yang belum dapat diatasi atau buruknya keadaan lingkungan. Di Indonesia sendiri sarana ini belum banyak dikembangkan. Namun
rumah dampingan sudah ada di Provinsi Sumatera Utara , tepatnya di Kota Medan yang dikelola langsung oleh BNNP Sumatera Utara.
5. Rehabilitasi Berbasis Masyarakat
Menurut PBB, efektifitas terapi dan rehabilitasi dapat ditingkatkan, jika pecandu berada di tengah keluarga atu masyarakat dan menjalani pemulihan
dengan dukungan kelompok. Namun kenyataan menyatakan bahwa sebagian besar pecandu ada di masyarakat dan tidak terjangkau oleh fasilitas pelayanan.
Program terapi dan rehabilitasi berbasis masyarakat adalah program rawat jalan meskipun dapat memiliki tempat rawat inap sebagai suatu model, yang
dikembangkan untuk menjangkau dan menolong penyalahguna narkoba di tengah masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip program ini adalah self help group , sebagai kelompok saling membantu dengan menggunakan warga masyarakat terlatih sebagai konselor atau
para konselor sebaya, dan orang tua dari pecandu. Program rehabilitasi berbasis masyarakat meliputi, antara lain penjangkauan, detoksifikasi, perawatan lanjut di
tengah masyarakat. Jug menyelenggarakan rumah pendampingan. Martono, Lydia Harlina dan Satya Juana, 2008:96
Pada dasarnya tidak ada satu program yang cocok untuk semua jenis, sikap,dan sifat para penyalahguna narkoba sebab hal itu sangat bersifat individual.
Namun ada beberapa faktor yang dapat mendorong klienpenyalahguna narkoba dapat lebih terbantu untuk pulih dari ketergatungannya terhadap narkoba. Adapun
faktor-faktor tersebut antara lain : a.
Kemauan yang kuat serta kerjasama penderita sendiri. b.
Profesionalisme, kompetensi serta komitmen pelaksanaannya. c.
Sistem rujukan antara lembaga yang baik. d.
Prasarana, sarana dan fasilitas yang memadai. e.
Perhatian dan keterlibatan orangtua atau keluarga dan teman sebaya. f.
Dukungan dana yang memadai. g.
Kerjasama dan koordinasi lintas profesi yang baik. Nasution, Zulkarnain, 2014:66
2.6 Relapse