perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 45
Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
adapun yang digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasanintelegensi, bakat, minat dan motivasi. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu berupa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat, lingkungan sekitar, dan sebagainya.
9. Materi Pembelajaran Listrik Dinamis
a. Arus Listrik dan Beda Potensial Arus lsitrik merupakan muatan listrik elektron yang disebabkan oleh adanya
perbedaan nilai potensial. Peralatan listrik yang mampu menghasilkan perbedaan nilai potensial pada kutub-kutubnya disebut sebagai sumber arus listrik. Arus listrik hanya
mengalir ketika berada pada rangkaian tertutup dan ter beda potensial. Besaran yang menyatakan banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar setiap
detik disebut kuat arus listrik yang dinyatakan dalam persamaan berikut: i =
t q
Dalam hal ini i adalah kuat arus listrik dalam satuan ampere, q adalah muatan listrik dalam satuan coulomb, dan t adalah waktu dalam satuan detik. Besar arus yang
mengalir pada suatu penghantar diukur menggunakan amperemeter. Cara pemasangan amperemeter adalah secara seri seperti pada gambar 2.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 46
V1 4.5
A
+
0A
Gambar 2.1 Cara pemasangan amperemeter
Beda potensial atau tegangan listrik merupakan kemampuan untuk memindahkan muatan lsitrik. Beda potensial sebanding dengan energi yang
digunakan untuk memindahkan muatan dan berbanding terbalik dengan besar muatan yang dipindahkan. Secara matematis beda potensial dinyatakan dalam persamaan
berikut: V =
q W
V adalah beda potensial listrik dalam satuan volt, dan W adalah energi listrik dalam satuan joule.
Beda potensial diukur menggunakan voltmeter. Pemasangan voltmeter yang benar adalah secara paralel seperti pada gambar 2.2.
V1 4,5
V
+
4,5V
Gambar 2.2 Cara pemasangan voltmeter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 47
b. Hukum Ohm Hukum Ohm menyatakn bahwa besar arus listrik yang mengalir pada suatu
penghantar sebanding dengan beda potensial pada ujung penghantar tersebut dengan ketentuan suhu tidak berubah. Hukum Ohm dinyatakan sebagai berikut:
V = iR dengan R adalah hambatan penghantar dalam satuan ohm.
Garfik hubungan antara kuat arus i dan beda potensial V ditampilkan dalam gambar berikut:
20 15
10 5
2 4
6 8
10
Kuat arus listrik
Gambar 2.3 Grafik hubungan kuat arus dan beda potensial listrik
Dari gambar tersebut terlihat bahwa perbandingan antara beda potensial dengan arus listrik pada tiap titik akan menghasilkan nilai yang sama, hal ini
menunjukkan bahwa hambatan listrik yang dimiliki sebuah penghantar selalu bernilai tetap konstan, hambatan yang dimiliki penghantar dipengaruhi oleh panjang
penghantar l, luas penampang A, hambat jenis penghantar ρ.
Besar hambatan sebanding dengan panjang dan hambat jenis penghantar dan berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar dan dinyatakan dengan:
B eda
P ot
ens ia
l
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 48
R =
A l
r
Besar hambat jenis hanya dipengaruhi oleh jenis bahan penghantar, tidak dipengaruhi oleh panjang maupun luas penampang penghantar. Nilai hambat jenis
beber bahan penghantar disajikan dalam tabel 2.3.
Tabel 2.2 Nilai hambat jenis beber bahan penghantar
No Nama Zat
Hambat Jenis ohm Meter 1
Perak 1,59 x 10
-8
2 Tembaga
1,67 x 10
-8
3 Emas
2,35 x 10
-8
4 Alumunium
2,65 x 10
-8
5 Tungsten
5,40 x 10
-8
6 Besi
9,71 x 10
-8
7 Timbal
21,00 x 10
-8
Bob Foster, 2004 c. Rangkaian Listrik Sederhana
Rangkaian listrik sederhana merupakan rangkaian yang hanya terdiri dari sebuah sumber tegangan dan sebuah resistor. Pada pembahasan ini hanya dibatasi
pada rangkaian terbuka dan rangkaian tertutup. Rangkaian terbuka adalah suatu rangkaian yang ujung-ujungnya merupakan
titi-titik bebas dan tidak bersambungan, seperti pada contoh gambar berikut: R1 100.0
Gambar 2.4 Rangkaian terbuka
Dari gambar 2.4 terlihat kutub positif baterai dan kaki kanan resistor merupakan titik bebas dan tidak bersambungan dengan komponen lain. Persamaan
umum yang berlaku pada rangkaian listrik tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 49
V
AB
= ε – iR
Dengan V
AB
adalah beda potensial pada ujung resistor dan ε adalah gaya
gerak listrik. Sesuai dengan gambar 2.7 karena ujung rangkaian dalam keadaan bebas, maka tidak ada arus listrik yang mengalir, akibatnya beda potensial pada ujung AB
V
AB
sama besar dengan beda potensial dari baterai, sehingga dituliskan: V
AB
= ε – iR,
karena i = 0, maka V
AB
= ε.
Rangkaian tertutup adalah rangkaian yang membentuk lintasan tertutup sehingga ada aliran arus listrik, seperti yang terlihat dalam gambar berikut ini:
V1 1.5 R1 100.0
Gambar 2.5 Rangkaian tertutup
Gambar tersebut memperlihatkan skema dari rangkaian tertutup dengan gaya gerak listrik 1,5 Volt yang dihubungkan pada kaki resistor 100 ohm dengan ujung
AB. Beda potensial pada ujung resistor V
AB
dituliskan: V
AB
= ε – ir , sehingga di
i =
r R
+
e
r adalah hambatan dalam baterai dengan satuan ohm. d. Rangkaian Listrik Majemuk
Hukum I Kirchoff menjelaskan bahwa pada rangkaian tertutup berlaku hukum kekekalan muatan. Bunyi hukum I Kirchoff adalah besar arus listrik yang masuk pada
A B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 50
percabangan sama besar dengan besar arus yang keluar meninggalkan percabangan tersebut. Hukum I Kirchoff dinyatakan dalam persamaan berikut:
S i
masuk
= S i
keluar
Hukum II Kirchoff merupakan akibat dari hukum kekekalan energi pada rangkaian tertutup.
V1 4,5
A
+
A
+
A
+ R1
R2 R3
A
+ R4 1,0
3,38A 1,13A
1,13A 1,13A
Gambar 2.6 Rangkaian Listrik Majemuk
Pada gambar di atas berlaku hokum II Kirchoff, sehingga: Ε = iR + ir
i =
r R
+
e
e. Rangkaian Seri dan parallel Rangkaian seri dikenal sebagai rangkaian tidak bercabang, arus listrik yang
mengalir dimana-mana sama besar. Pada gambar 2.7, arus yang melalui R
1
, R
2
, dan R
3
sama besar, sedangkan beda potensial pada ujung rangkaian seri merupakan jumlah beda potensial dari ujung-ujung tiap hambatan.
R1 100.0 R2 120.0
R3 140.0 V1 1.5
Gambar 2.7 Rangkaian Seri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 51
Jadi pada rangkaian hambatan seri berlaku: i = i
1
= i
2
= i
3
= …… V = V
1
+ V
2
+ V
3
+ …… Berdasar pada persamaan di atas, jika V dinyatakan dalam iR , maka akan
diperoleh: iR
s
= iR
1
+ iR
2
+ iR
3
+ …… iR
s
= i R
1
+ R
2
+ R
3
+ …… R
s
= R
1
+ R
2
+ R
3
+ …… R
s
adalah hambatan pengganti rangkaian seri yang besarnya merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap hambatan yang dirangkai.
Rangkaian paralel atau yang dikenal dengan rangkaian bercabang merupakan rangkaian dengan beda potensial pada ujung tiap hambatan yang dirangkai sama
besar. Sesuai dengan hukum Kirchoff I, pada rangkaian paralel berlaku besar arus listrik yang masuk percabangan sama besar dengan besar arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
R1 R2
R3 V1 4,5
Gambar 2.8 Rangkaian Paralel
Secara matematis dituliskan: V = V
1
= V
2
= V
3
= …… i = i
1
+ i
2
+ i
3
+ ……
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 52
Jika i dinyatakan dalam
V R
, maka diperoleh hambatan pengganti paralel R
p
yang dinyatakan dalam persamaan berikut: ......
3 2
1
+ +
+ =
R V
R V
R V
R V
p
÷÷ ø
ö çç
è æ
+ +
+ =
...... 1
1 1
3 2
1
R R
R V
R V
p
...... 1
1 1
1
3 2
1
+ +
+ =
R R
R R
p
B. Penelitian Yang Relevan