29
Ada tiga metode penyelesaian konflik, yang sering digunakan, yaitu dominasi atau penekanan, kompromi, dan pemecahan masalah integratif.
Sebagaimana fungsi seorang pemimpin yang sesungguhnya bahwa fungsi pokok kepemimpinan ada dua macam yaitu pemecahan masalah,
pembinaan kelompok.
30
4. Peran Kemampuan Kepala Sekolah dalam Mengelola Konflik
Siklus kehidupan manusia dikelilingi oleh pertentangan alamiah sebagai ketetapan Allah, sunatullah yang tertata sedemikian rupa sehingga melahirkan
dinamika bagi kehidupan manusia itu sendiri. Adanya perbedaan antara malam dan siang melahirkan dimensi waktu; malaikat dan setan serta surga dan neraka
melahirkan dimensi nilai dan moral, bumi dan langit serta Barat-Timur dan Utara Selatan melahirkan dimensi ruang waktu dan tempat. Perbedaan, pertentangan dan
konflik merupakan suatu kewajaran dalam dinamika kehidupan manusia. Sebagaimana Firman Allah Swt, dalam surat al-Maaidah 5 ayat 48 yang
berbunyi:
وا ْﺰ
ْ إ ﺎ
ْ ﻚ
ْا ﻜ
بﺎ ْﺎـ
ﺪ ﺎ
ﺎ ْ
ﺪْ ْا
ﻜ بﺎ
و ﻬْ
ﺎ ْ
ﺎ ْﻜ
ْ ْ
ﻬ ْ
أ ﺎ ْﺰ
ل ﷲا
و ﺎ
أ ْه
ﻮ ءا
ه ْ
ﺎ ﺎء
ك ْا
ﻜ ْﺎ
ْﻜ ْ
ْﺮ ًﺔ
و ْﻬ
ً ﺎ وﺎ
ْﻮ ءﺎ
ﷲا ﻜ
ْ ا
ًﺔ وا
ﺪًة و
ﻜ ْ
ْ ﻮ
آ ْ
ءﺎ ا
آﺎ ْ
ْﺴ ْﻮ
ْا ا ْﺮ
تا إ
ﷲا ﻰ ْﺮ
ﻜ ْ
ًْ ﺎ
ﻜ ْ
آ ﺎ ْ
ْ ْ
ْ ْﻮ
ن 48
Dan kami telah turunkan kepadamu al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah, turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantaramu, kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah, hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu al-Maaidah 5: 48.
30
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritk dan Permasalahnnya,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 42.
30
Selanjutnya Allah Swt, berfirman pula dalam surat Huud 11 ayat 118:
و ْﻮ
ءﺎ ر
ﻚ ا
ْ ْ نْﻮ اﺰ ﺎ و ًةﺪ او ًﺔ أ سﺎ
118
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat Huud 11 ayat 118.
Oleh karena itu, maka pengendalian konflik merupakan salah satu peran pemimpin dalam kepemimpinannya. Efektivitas kepemimpinan seseorang dapat
dinilai dari bagaimana ia mampu mengendalikan dan mengelola konflik. Kegagalan seorang pemimpin dalam mengendalikan dan mengelola konflik akan
menimbulkan sesuatu yang antiproduktif dan destruktif, sebaliknya jika seorang pemimpin dapat berperan mengendalikan, mengelola konflik secara baik. Karena
konflik merupakan masalah yang pelik untuk segera dicarikan pemecahannya, meskipun selain itu konflik juga dapat bermanfaat terutama dalam:
1. Menciptakan kreativitas
2. Perubahan sosial yang konstruktif
3. Membangun keterpaduan kelompok
4. Peningkatan fungsi kekeluargaankebersamaan
Dengan demikian betapa pentingnya peranan seorang pemimpin untuk mempertahankan keutuhan organisasi.
Maka dari itu berdasarkan peran pokok seorang pemimpin di atas tidak jauh berbeda dengan peran seorang kepala sekolah dalam mengelola konflik adalah
berusaha dengan semaksimal mungkin untuk mengendalikan serta mengarahkan konflik yang terjadi dalam lembaga yang dipimpinnya dengan mencari cara solusi
yang sesuai untuk menertibkan konflik yang terjadi. Dengan terciptanya rasa aman, organisasi atau bawahan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya merasa tidak terganggu, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, bahkan merasa memperoleh jaminan
keamanan dari pimpinan. Dengan demikian organisasi dapat berjalan dengan aman, bebas dari situasi konflik. Berarti manusia dengan segala perilakunya,
struktur organisasi dan proses komunikasi, dapat berfungsi sesuai dengan peranannya masing-masing.
Oleh karena itu, dalam kaitan konflik yang terjadi, setiap pemimpin harus berperan dirinya untuk bertanggung jawab, dan berperilaku menyelesaikan
konflik tersebut. Dan bagaimana seorang pemimpin itu harus berperilaku
31
terhadap konflik, perlu berorientasi kembali kepada berbagai teori kepemimpinan perilaku yang ada.
31
B. Kerangka Berfikir
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap manusia memiliki karakteristik serta kemampuan yang berbeda-beda antara guru yang satu dengan yang lain, begitu
juga dengan persepsi guru tentang kemampuan kepala sekolah dalam mengelola konflik internal hal ini belum bisa dibenarkan. Begitu juga kemampuan kepala
sekolah dalam mengelola konflik erat sekali kaitannya antara persepsi guru, maka sangat perlu bagi kepala sekolah memiliki kemampuan dalam hal mengelola
konflik internal tersebut. Dengan demikian keanekaragaman keperibadian tersebut tentu sering
menjadi salah satu penyebab munculnya konflik dan juga tantangan yang paling berat serta menarik yang harus dihadapi dan dikelola oleh seorang kepala sekolah
dalam memegang tanggung jawab suatu kebijakan, sebagaimana menurut para ahli, bahwa konflik terjadi pada suatu organisasi seperti halnya pada lembaga
pendidikan sekolah hal itu disebabkan adanya komunikasi dari individu itu sendiri yang terdiri dari berbagai lapisan yang bersifat majemuk tidak sependapat dengan
pelaksanaan kebijaksanaan pimpinan atau kepala sekolah yang dilaksanakan melalui kebijakan-kebijakan disekolah karena dengan adanya konflik erat sekali
hubungannya dengan perilaku serta komunikasi guru yang akhirnya menimbulkan persepsi guru, maka sangat perlu bagi kepala sekolah memiliki kemampuan dalam
mengelola konflik serta untuk memahami persepsi guru baik yang menyangkut hubungan personal maupun peranan terhadap kinerja maupun kegiatan belajar
mengajar. Sehingga konflik internal yang muncul atau terjadi pada lembaga yang
dipimpinya, kepala sekolah tersebut mampu mengelola, dengan baik serta terarah. Persepsi guru tentang kemampuan kepala sekolah dalam mengelola konflik
internal merupakan suatu tanggapan terhadap keadaan atau kondisi yang terjadi dalam aktifitas dilembaga yang dipimpinya. Dengan demikian persepsi guru
31
Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987, Cet. 3, h. 166.