20
Pendapat Selznick yang disitat oleh Ricard H, ada 4 empat macam tugas penting seorang pemimpin, salah satunya yaitu; “Tugas terakhir seorang
pemimpin adalah mengendalikan konflik, internal yang terjadi di dalam organisasi the ordering of internal conflict”.
18
Maka dengan demikian bahwa betapa pentingnya peranan seorang pemimpin dalam konflik untuk mempertahankan keutuhan organisasi.
3. Hakikat Mengelola Konflik
Berbicara mengenai keberadaan konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan, dengan kata lain bahwa konflik selalu ada serta hadir dan tidak dapat
dihindarkan, dielakkan. Karena konflik sering muncul dan terjadi pada setiap organisasi baik itu dalam organisasi perusahaan maupun sekolah, hal ini tidak
jauh berkaitan dengan perilaku dalam struktur tugas dan perilaku kepemimpinan tenggang rasa, sebagaimana yang telah diuraikan diatas. Dengan demikian agar
konflik dalam organisasi pendidikan tersebut menjadi produktif serta efektif maka perlu dan harus dikelola oleh seorang pimpinan yang memilki kemampuan, untuk
menelusuri mengenai terjadinya konflik dalam hal ini ada beberapa pandangan menurut para pakar dalam mendefinisikan konflik.
a. Pengertian Konflik
Menurut bahasa, konflik dapat diartikan dengan perbedaan, pertentangan dan perselisihan. Dalam istilah al-Qur’an, konflik itu sinonim dengan kata
“ikhtilaf” yang terdapat dalam al-qur’an Surat al-Baqarah 2: 164, dan surat 2; ayat 213, berikut ini:
ﻬ لﺰ أو رﺬ و ﺮ ا ﷲا ﺚ ًةﺪ او ًﺔ أ سﺎ ا نﺎآ
سﺎ ا ْ ﻜْ ْﺎ بﺎ ﻜْا ﺬ ا ﻻإ ْ ا ﺎ و اﻮ ْ ا ﺎ
ﺎ اﻮ اء ﺬ ا ﷲا ىﺪﻬ ْ ﻬ ْ ﺎًْﻐ تﺎ ْا ﻬْءﺂ ﺎ ﺪْ ﻮ وأ طاﺮ ﻰ إ ءﺂ يﺪْﻬ ﷲاو ْذﺈ ْا اﻮ ْ ا
ْﺴ }
213 {
18
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritk dan Permasalahannya,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 47.
21
Manusia itu adalah ummat yang satu. Setelah timbul perselisihan, maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang
hal yang merekaperselisihkan itu dengan kehendak-Nya.
Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. QS. 2:213
Sebagian pendapat dan pengarahan pengembangan organisasi menyatakan bahwa dalam suatu organisasi sepertinya tidak lengkap tanpa adanya pembahasan
manajemen konflik. Karena konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau sturktur
organisasi. Mitchell, B., Setiawan.,B., dan Rahmi, D.H mendefinisikan “bahwa
konflik atau pertentangan pada kondisi tertentu mampu mengidentifikasi sebuah proses pengelolaan lingkungan dan sumber daya yang tidak berjalan
secara efektif, mempertajam gagasan, bahkan dapat menjelaskan kesalahpahaman. Alisjahbana, S.T. mengartikan konflik adalah perbedaan
pendapat dan pandangan diantara kelompok-kelompok masyarakat yang akan mencapai nilai yang sama. Lebih jelas dikemukakan oleh Stoner dan
Wankel bahwa konflik organisasi adalah ketidaksesuian antara dua orang anggota organisasi atau lebih yang timbul karena fakta bahwa mereka harus
berbagi dalam hal mendapatkan sumber-sumber daya yang terbatas, atau aktivitas-aktivitas pekerjaan dan atau karena fakta bahwa mereka memiliki
status, tujuan, nilai-nilai atau persepsi yang berbeda”.
19
Maka dengan demkian konflik sedikit lebih jelasnya menurut definisi yang dapat diuraikan sebagai berikut dibawah ini.
“Sehingga konflik
didefinisikan sebagai, segala macam bentuk
hubungan kerja sama yang mengandung sifat berlawanan. Oleh sebab itu, apabila sekolah dipandang sebagai satu sistem sosial”
20
Maka pemahaman tentang makna konflik, sangat membantu kepala sekolah dalam
19
Wahyudi , Manajemen Konflik Dalam Organisasi Pedoman Praktis bagi pemimpin, Bandung: CV, Alfabeta, 2006, Cet. Ke-2, h. 17-18.
20
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritk dan Permasalahannya,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 153.
22
memahami, meramalkan, mengarahkan dan memecahkan berbagai bentuk konflik yang terjadi setiap hari, seperti konflik di antara masyarakat dan
sekolah, konflik antar kepala sekolah dengan guru, konflik antar peran, konflik diantara siswa dengan guru dan lingkungan kelompok, konflik
antar peran dan pribadi, serta konflik pribadi. “Menurut Robbins, pada mulanya orang beranggapan bahwa konflik
merupakan suatu hal yang buruk karena menunjukkan tidak berfungsinya kelompok sebagaimana mestinya sehingga harus dihindari”.
21
Ada yang berpendapat bahwa konflik adalah; segala macam pertentangan atau disebut pula interaksi antagonis.
Jadi, berdasarkan definisi di atas, dalam pengertian yang luas konflik pada hakekatnya mengandung arti segala macam bentuk hubungan antara manusia yang
mengandung sifat berlawanan antara individu dengan individu yang lain. Dan dalam kehidupan organisasi yang di dalamnya melibatkan interaksi serta
komunikasi antara berbagai manusia, baik secara individual maupun kelompok, maka masalah konflik merupakan fakta yang tidak bisa dihindarkan. Dan konflik
itu sendiri pada hakekatnya merupakan proses dinamis yang dapat dilihat, diuraikan, dan dianalisa serta dikelola yang pada akhirnya akan menjadi baik.
Ada dua pandangan tentang konflik. Pertama, pendapat yang berhaluan tradisional atau lama dan yang kedua pendapat yang disebut modern atau baru.
1. Pandangan Lama Menurut pandangan lama, konflik itu pada dasarnya adalah jelek dan tidak
perlu terjadi, bahkan harus dihindarkan dan paling tidak perlu dibatasi. Dan menurut pandangan lama ini, konflik terjadi akibat adanya ketidak
lancarnya komunikasi dan tidak adanya kepercayaan, serta ketidak keterbukaan dari berbagai pihak yang saling berhubungan. Baik
lingkungan internal sekolah itu sendiri mempunyai peranan yang sangat besar didalam membentuk perilaku siswa-siswinya serta masyarakat
sekitarnya. Oleh karena itu apabila lingkungan tersebut menunjukkan hal- hal yang tidak pada tempatnya, seperti: sifat-sifat menentang, sifat saling
bersaing akan sangat besar berpengaruh terhadap pembentukkan perilaku. Oleh karena ciri-ciri pendapatnya tesebut, maka pandangan lama tentang
21
Basalamah, Anies S. M, Mengatasi Gejolak Dalam Organisasi, Depok: Usaha Kami, 1997, Cet. ke-1l, h. 87-88.
23
konflik ini juga dinamakan aliran hubungan manusiawi human relation. Secara singkat aliran tersebut ditandai dengan adanya beberapa segala
pemikiran:
a Konflik itu pada dasarnya jelek, tidak perlu terjadi dan harus
dipecahkan b
Konflik terjadi akibat komunikasi tidak lancar, tidak adanya kepercayaan, serta tidak adanya sifat terbuka dari pihak yang saling
berhubungan c
Lingkungan mempunyai peranan yang sangat besar terhadap kemungkinan timbulnya konflik
d Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang memiliki sifat-sifat
positif, bisa bekerja sama dan dapat dipercaya. 2. Pandangan Baru
Berlawanan dengan pandangan lama, menurut pandangan baru konflik itu adalah baik. Oleh karena itu dalam kehidupan organisasi konflik itu
dianggap perlu, walaupun memerlukan pengaturan-pengaturan tertentu. Bahkan konflik itu sendiri merupakan kenyataan yang tidak bisa
dihindari. Dan menurut pendapat pandangan baru ini, usaha untuk mengurangi atau meniadakan konflik merupakan tindakan yang tidak
realistik dan tidak perlu. Oleh karena itu, pandangan baru tentang konflik pada hakikatnya
dipengaruhi oleh latar belakang pemikiran.
22
Sehingga masing-masing pandangan mempunyai argumentasi serta ciri-ciri tersendiri.
Sehingga arti konflik telah dikacaukan dengan kebanyakan definisi dan konsepsi yang saling berbeda. Pada hakekatnya konflik dapat didefinisikan sebagai segala
macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Dengan demikian konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih
anggota-anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
b. Proses Terjadinya Konflik