14
Syar‟iyyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk itu penulis tertarik mengungkap dan mendeskrisikan Pengaruh Kampanye Negatif dalam Pemilihan
Umum Kepala Daerah Tangerang Selatan 2011.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II Menjelaskan konsep dasar atau teori Kampanye Negatif, Konsep
Kampanye Negatif politik di negara demokrasi, Bentuk-bentuk Kampanye Negatif, Pengaruh Kampanye Negatif dalam Pemilihan Umum.
BAB III Menguraikan tinjauan Yuridis Pemilihan Umum Kepala Daerah
di Tangerang Selatan. BAB IV
Berusaha menganalisis permasalahan terhadap Pemilihan Umum Kepala Daerah, faktor yang Mempengaruhi Terhadap Kampanye Negatif Tangerang
Selatan.
BAB V Penutup akan menyimpulkan hasil-hasil penelitian yang telah
dituangkan dalam bab-bab sebelumnya dan mengajukan saran atau rekomendasi sebagai implikasi teoretis maupun praktis penelitian ini.
15
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KAMPANYE NEGATIF
A. Definisi Kampanye Negatif
Dalam terminology politik dan pemilu, ada yang disebut sebagai kampanye hitam atau black campaign. Istilah ini bukan berarti kampanye yang
dilakukan malam hari, atau kampanye yang dilakukan oleh orang berkulit hitam. Black Campaign, memang istilah “prokem” atau istilah serapan dari bahasa asing
Inggris. Sebelum kita mengetahui apa definisi dari istilah black campaign atau kampanye hitam, secara sistematis kita harus mengetahui dahulu apa arti dari
kampanye.
Menurut Pasal 1 angka 26 Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang disebut sebagai kampanye adalah: kegiatan Peserta Pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan
menawarkan visi, misi, dan program Peserta Pemilu. Jadi berdasarkan pada definisi diatas, kampanye dalam perhelatan pemilu, apapun bentuk pemilu itu
Pemilu DPR, DPD, DPRD, PresidenWapres, Bupati, Walikota, Kepala Desa, dan pemilihan lain dalam konteks pemberian suara oleh masyarakat, harus
dilakukan dengan cara yang lurus, bersih dan terang.
1
1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum, Bandung: Citra Umbara, 2008, hal 405
16
Artinya, kampanye adalah sebuah propose to something. Kampanye adalah suatu perilaku dari seorang calon atau dari orang-orang atau partai atau
kelompok yang mendukungnya, untuk meyakinkan orang-orang agar mau memilihnya, dengan menunjukkan dan menawarkan atau menjanjikan apa yang
akan diperbuat, apa yang akan dilakukan, apa yang akan diperjuangkan, apabila orang-orang memilih calon tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
definisi kampanye menurut Undang-Undang 1 angka 26 Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah sebuah
definisi yang positif.
Kampanye Negatif merupakan salah satu fenomena politik yang seringkali muncul dalam berbagai peristiwa Pemilu di berbagai negara
demokrasi. Bahkan hampir dipastikan kontestasi Pemilu dalam sistem yang demokrasi tidak lepas dari munculnya kampanye politik negatif. Oleh karena itu,
fenomena kampanye politik negatif dianggap menjadi perhatian utama dari banyak kalangan. Sebab, kampanye politik negatif dalam hal ini berkembang
tidak hanya pada arena panggung kampanye formal yang ditetapkan oleh lembaga penyelenggara pemilu, namun juga dalam keseluruhan peristiwa
Pemilu yang sedang berlangsung. Kampanye negatif di sini dapat berlangsung dalam media Televisi baik melalui pemberitaan dan iklan maupun di luar media
dalam berbagai peristiwa politik yang bersifat terbuka yang dihadiri oleh publik.