Faktor- Faktor Kepuasan Pernikahan

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pernikahan merupakan adanya suatu perasaan senang yang kuat yang disebabkan oleh tercapainya tujuan yang dikehendaki oleh pasangan yang terikat dalam status pernikahan sebagai simbol dari adanya rasa kasih sayang, kesetiaan, terbinanya intimasi, dan keakraban emosional yang bersifat subjektif.

2.2.2. Faktor- Faktor Kepuasan Pernikahan

Baik suami ataupun istri dapat mengembangkan karakteristik atau faktor yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat kepuasan pernikahan Duvall Miller, 1985. Faktor atau karakteristik yang mendatangkan kepuasan pernikahan dibagi menjadi dua : 1. Karakteristik masa lalu background characteristic a. Kebahagiaan dalam pernikahan orang tua Kebahagiaan pada pernikahan orang tua merupakan salah satu karakteristik yang mendukung terciptanya kepuasan pernikahan yang tinggi. Pernikahan orang tua menjadi model dalam menjalani kehidupan pernikahan anak. b. Disiplin Kedisplinan yang diterapkan oleh orang tua sejak kecil berada pada tahap yang baik adanya pemberian hukuman yang sesuai untuk setiap kesalahan yang diperbuat, namun tidak membuat anak merasa terancam. c. Kedekatan Adanya waktu yang cukup dan memadai untuk melakukan pendekatan saling mengenal antar pasangan sebelum memasuki pernikahan d. Adanya pendidikan seks yang memadai dari orang tua Pendidikan seks diberikan dalam porsi yang benar, dalam waktu yang tepat. e. Masa kanak- kanak Rasa bahagia di masa kanak- kanak diperoleh melalui hubungan anak dengan orang tua dan lingkungan sosialnya. Hubungan dengan orang tua yang berjalan harmonis menimbulkan kelekatan antara orang tua dengan anak, hal ini dapat mempermudah proses penyesuaian diri mereka dalam kehidupan pernikahan. f. Pendidikan Untuk pendidikan formal minimal sampai pada tahap sekolah menengah atas SMA. Semakin tinggi pendidikan pasangan dalam suatu pernikahan akan semakin mempermudah proses penyesuaian diri mereka dalam kehidupan pernikahan. 2. Karakteristik masa kini current characteristic a. Kehidupan seksual Baik suami maupun istri saling menikmati kehidupan seksual yang mereka jalani hubungan seksual yang saling dinikmati oleh kedua belah pihak. b. Kepuasan terhadap tempat tinggal Memiliki tempat tinggal yang relatif menetap adanya tempat tinggal yang relatif permanen akan menimbulkan perasaan aman bagi masing- masing pasangan, yang pada akhirnya akan meminimalisasi timbulnya konflik dalam kehidupan pernikahan. c. Pendapatan keluarga Adanya pemasukan yang dapat mencukupi kebutuhan pokok keluarga penghasilan yang memadai, sehingga dapat meminimalisasi timbulnya konflik dalam kehidupan pernikahan. d. Tingkat kesetaraan Tidak ada dominasi dari salah satu pasangan, baik suami maupun istri adanya persamaan antara suami istri equalitarian, tidak ada yang mendominasi pihak lain, keputusan dibuat bersama. Setiap keputusan yang diambil dalam kehidupan pernikahan dilakukan dengan kesepakatan yang setara antara suami dengan istri maupun sebaliknya. e. Komunikasi Adanya komunikasi yang terbuka dan positif dari suami kepada istri maupun sebaiknya adanya keterbukaan, kebebasan berkomunikasi antara kedua belah pihak secara emosional, sosial, maupun seksual. f. Kehidupan sosial Keluarga memiliki kehidupan sosial yang menyenangkan adanya kebersamaan dalam kehidupan sosial. Misalnya ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang menjadi minat mereka, mempunyai teman dan perkumpulan yang satu minat dengan mereka. g. Ekspresi kasih sayang afeksi Adanya ekspresi kasih sayang yang nyata dari suami maupun istri adanya keterbukaan dalam mengungkapkan afeksi antara suami dan istri. h. Kepercayaan Adanya rasa saling dari suami kepada istri dan juga sebaliknya adanya saling percaya dan keyakinan antara kedua belah pihak. Hal ini penting karena kecurigaan yang timbul diantara pasangan dapat memicu konflik dalam kehidupan pernikahan. Duvall dan Miller 1985 menambahkan bahwa diantara dua macam karakteristik tersebut, karakteristik masa kini merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap tercapainya kepuasan pernikahan. Hurlock 1980 menambahkan, bahwa ada empat faktor penunjang yang paling umum dan paling penting bagi terwujudnya kepuasan pernikahan, yaitu melalui penyesuaian antara lain: a. Penyesuaian sosial terhadap pasangan Penyesuaian hubungan interpersonal dalam pernikahan lebih sulit dilakukan dari bentuk- bentuk hubungan sosial yang lain karena banyaknya faktor yang mempengaruhi. Diantaranya adalah konsep tentang pasangan ideal, pemenuhan kebutuhan, kesamaan latar belakang, adanya aktifitas atau hal tertentu yang menjadi minat kedua belah pihak, kesamaan nilai- nilai yang dipegang, konsep tentang peran, serta perubahan dalam pola hidup. b. Penyesuaian seksual Faktor- faktor yang mempengaruhi penyesuaian seksual antara lain adalah sikap terhadap seks, pengalaman tentang seks di masa lalu, keinginan atau gairah seksual, pengalaman melakukan hubungan seks pra- nikah, sikap terhadap penggunaan alat- lat kontrasepsi, serta efek dari vasektomi pada pria. c. Penyesuaian keuangan Ketersediaan maupun kekurangan uang mempunyai pengaruh terhadap penyesuaian pernikahan yang harus dilakukan seseorang. Situasi finansial bisa membahayakan penyesuaian pernikahan dalam dua area penting. Pertama, jika istri mengharapkan suami untuk berbagai beban kerja karena istri mulai mengalami burn out dalam mengurusi rumah tangga. Kedua, jika ada keinginan untuk memiliki barang- barang tertentu sebagai simbol kesuksesan, dan suami tidak mampu memenuhinya. d. Penyesuaian terhadap keluarga besar pasangan Di dalam pernikahan, seseorang sekaligus juga mendapatkan sebuah keluarga besar baru. Meskipun banyak yang mengidentifikasikan pernikahan sebagai penyatuan dua individu, namun pada kenyataannya pernikahan juga merupakan penyatuan dua keluarga secara menyeluruh Santrock, 2002. Faktor- faktor yang mempengaruhi penyesuaian terhadap keluarga besar adalah adanya stereotype mengenai anggota keluarga tertentu, keinginan akan independensi, kohesivitas keluarga, mobilitas sosial, perawatan terhadap anggota keluarga yang lebih tua, serta adanya tanggung jawab finansial terhadap keluarga. Berdasarkan teori dari Duvall dan Miller 1985, Hurlock 1980, yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti akan menyimpulkan faktor- faktor yang secara teoritis mempengaruhi kepuasan pernikahan : 1 Faktor personal 2 Faktor pemuasan kebutuhan psikologis melalui hubungan interpersonal 3 Faktor anak 4 Faktor seksual 5 Faktor ekonomi finansial pendapatan, tersedianya tempat tinggal 6 Faktor kebersamaan 7 Faktor interaksi yang efektif serta komunikasi yang baik 8 Faktor hubungan dengan keluarga besar pasangan 9 Faktor penyesuaian penyelesaian konflik dan pengambilan keputusan dalam pernikahan 10 Faktor peran

2.2.3. Indikator Kepuasan Pernikahan