Kerangka Berpikir Pengaruh kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memecahkan masalah terhadap kepuasan pernikahan wanita yang melakukan pernikahan dini

Dengan teratasinya permasalahan- permasalahan, maka usaha penyesuaian diri dapat terus dilakukan dari hari ke hari untuk mencapai rumah tangga yang sesuai dengan harapan sakinah, mawaddah, warahmah.

2.5. Kerangka Berpikir

Pada umumnya wanita yang belum menikah menginginkan adanya sebuah pernikahan. Pernikahan merupakan suatu ikatan yang suci yang mengikat seorang laki- laki dengan seorang wanita sebagai pasangannya dan menjadi ikatan suami- istri untuk membentuk sebuah sistem keluarga secara keseluruhan untuk mencapai keluarga yang penuh kasih sayang dengan adanya tanggungjawab yang sesuai, pembagian tugas, terpenuhinya hubungan seksual, pengakuan sosial dan pengesahan untuk memiliki anak. Agar dapat tercapainya tujuan- tujuan di dalam pernikahan dan dapat membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah, maka dibutuhkan adanya komitmen, persamaan, persahabatan, dan perasaan positif. Aspek tersebut dapat melahirkan sebuah kepuasan di dalam pernikahan antar pasangan suami istri. Karena di dalam pernikahan selain cinta juga diperlukan saling pengertian yang mendalam, kesediaan untuk saling menerima pasangannya masing- masing, maka dibutuhkan penyesuaian terhadap pasangannya. Namun dalam perjalanannya, kehidupan pernikahan sering didera oleh masalah- masalah yang kerap kali mengganggu keharmonisan rumah tangga. Dapat dibayangkan sulitnya dua manusia yang berbeda dapat menyatu dengan harmonis dan memperoleh kepuasan dalam ikatan pernikahan, karena banyaknya faktor yang mempengaruhi hubungan yang harmonis diantara pasangan suami- istri, baik dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari luar. Dalam hal ini, pasangan suami istri harus memiliki kemampuan dalam mengkomunikasikan permasalahan yang muncul di dalam pernikahannya dengan intens. Karena, komunikasi yang kurang efektif dapat memunculkan permasalahan di dalam sebuah hubungan. Maka keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan terhadap pasangan merupakan aspek- aspek berkomunikasi yang dibutuhkan pasangan suami- istri. Namun, tidak hanya sampai pada komunikasi yang efektif saja yang dapat menyelesaikan masalaha. Dibutuhkan pula proses memecahkan masalah secara kreatif, diantaranya: menemukan fakta, menemukan masalah, menemukan gagasan, menemukan solusi, dan menemukan penerimaan. Menurut Dean G. Pruitt Jeffrey Z. Rubin 1986 kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan dalam melokasikan suatu solusi bagi pertentangan yang timbul, yang dapat diterima oleh semua pihak. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui faktor lain yang memberikan pengaruh terhadap kepuasan pernikahan. Maka peneliti menambahkan aspek demografi, seperti : usia saat menikah, pendidikan terakhir saat menikah, dan status pekerjaan subjek. Dapat diduga bahwa apabila wanita yang menikah dini memiliki kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memecahkan masalah yang baik dengan pasangan akan dapat merasakan kepuasan dalam pernikahan, sedangkan apabila wanita yang menikah dini kurang memiliki kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memecahkan masalah dengan pasangan, maka kepuasan pernikahannya akan berkurang. Namun demikian dugaan ini masih perlu dibuktikan. Gambar 2.3 BAGAN KERANGKA BERPIKIR ASPEK DEMOGRAFI a. Usia subjek saat menikah b. Pendidikan terakhir subjek saat menikah c. Status pekerjaan subjek KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH X2  menemukan fakta,  menemukan masalah,  menemukan gagasan,  menemukan solusi, dan KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI X1 a. Keterbukaan, b. Empati, c. Sikap mendukung d. Sikap positif e. Kesetaraan. KEPUASAN PERNIKAHAN Y

2.6. HIPOTESIS