Bahan Ajar Non Cetak

c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik. d. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. e. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu. f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan.

4. Jenis Bahan Ajar

Jenis bahan ajar yang terdiri dari bahan ajar visual, bahan ajar audio, bahan ajar audio visual, dan bahan ajar multimedia interaktif Bintek KTSP, 2009. Berikut penjabarannya: a. Bahan ajar pandang visual terdiri atas bahan cetak printed seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, fotogambar, dan non cetak non printed, seperti modelmaket. b. Bahan ajar dengar audio seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. c. Bahan ajar pandang dengar audio visual seperti video compact disk, film. d. Bahan ajar multimedia interaktif interactive teaching material seperti CAI Computer Assisted Instruction, compact disk CD multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web web based learning materials. Dalam pembahasan skripsi ini penjabaran bahan ajar non cetak, mencakup dari bahan ajar audio, bahan ajar audio visual, dan bahan ajar multimedia interaktif.

2.8 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Naskah Bahan Ajar Non Cetak

Setelah memahami konsep sistem informasi manajemen, naskah, dan bahan ajar non cetak, penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi manajemen naskah bahan ajar non cetak adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan pelaporan berdasarkan pemrosesan transaksi dan operasi dari suatu organisasi. Sistem ini bisa dikatakan sebagai buku induk olah yang memuat daftar nama serta jati diri naskah, yakni lembaran-lembaran kertas acuan untuk kerabat kerja dalam memproduksi suatu program BANC. Naskah yang diterima dari tiap-tiap fakultas UT sudah layak untuk diproduksi dengan memanfaatkan teknologi IT menjadi bentuk “e” yang lebih bervariasi dan komunikatif dalam bentuk VCD, Kaset, Program Televisi, Radio, dan Web Suplemen.

2.9 Dalil Terkait

Dari HR. Tirmidzi dari Abu Barzah ra bersabda: “Dua telapak kaki manusia akan selalu tegak dihadapan Allah, hingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia pergunakan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan untuk apa ia pergunakan, dan tentang tubuhnya untuk apa ia korbankan?” HR. Tirmidzi dari Abu Barzah ra. Hadits di atas memberikan gambaran bahwa setiap manusia akan diminta pertanggung jawaban terhadap empat perkara yakni tentang umurnya, ilmunya, hartanya, dan tubuhnya. Tentang umur, ilmu dan tubuhnya setiap orang hanya ditanya dengan masing-masing satu pertanyaan sedangkan berkaitan dengan harta maka setiap orang akan ditanya dengan dua pertanyaan, yakni dari mana hartanya dia peroleh dan untuk apa hartanya dia pergunakan. Hal ini memberikan suatu gambaran bahwa Islam mengatur dan memberi perhatian yang besar terhadap aktivitas manusia yang berhubungan dengan harta. Dengan kata lain Islam memberikan perhatian yang besar pada bidang ekonomi. Namun pengaturan Islam dalam bidang ekonomi tidaklah mencakup seluruh kegiatan ekonomi. Untuk kegiatan ekonomi yang termasuk dalam pengadaan dan produksi barang dan jasa dari sisi produktivitas barang dan jasa, Islam tidak mengaturnya bahkan menyerahkannya kepada manusia. Kutipan ayat berikut ini menjelaskan tentang pertanggung jawaban manusia terhadap apa yang telah dilakukan selama ini                   Artinya: 13. Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, sebagai rahmat daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

2.10 Konsep Dasar

System Development Life Cycle SDLC Dalam pengembangan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Naskah Bahan Ajar Non Cetak ini, menggunakan model pendekatan SDLC System Development Life Cycle yakni pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisa dan merancang sistem dimana sistem tersebut dikembangkan melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisa dan pemakai secara spesifik. Ada tujuh tahap SDLC Kendall Kendall, 2005 : 10-13, yaitu : 1 Mengidentifikasi Masalah, Peluang, dan Tujuan Di tahap pertama dari siklus SDLC ini, penganalisa fokus pada identifikasi masalah, peluang, dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. 2 Menentukan Syarat-Syarat Informasi Dalam tahap berikutnya, penganalisa memasukkan apa saja yang menentukan syarat-syarat informasi untuk para user yang terlibat. Penganalisa berusaha untuk memahami informasi apa yang dibutuhkan user agar bisa ditampilkan dalam pekerjaan mereka. 3 Menganalisa Kebutuhan Sistem Untuk tahap berikutnya ialah menganalisa kebutuhan-kebutuhan sistem. Dalam tahap ini perangkat-perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisa menentukan kebutuhan. Pada tahap ini penulis menggunakan flowchart system. 4 Merancang Sistem yang Direkomendasikan Dalam tahap desain dari SDLC ini, penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain