Pereaksi Bouchardat Pembuatan Larutan Pereaksi

18

3.2.6 Pereaksi Dragendorff

Sebanyak 8 g bismut nitrat dilarutkan dalam 20 ml asam nitrat pekat, lalu pada wadah lain dilarutkan 27,2 g kalium iodida dalam 50 ml air suling. Kedua larutan dicampur dan didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan jernih diambil dan diencerkan dengan air secukupnya hingga 100 ml Depkes, 1995.

3.2.7 Pereaksi Mayer

Sebanyak 1,359 g raksa II klorida dilarutkan dalam air suling hingga 60 ml, pada wadah lain sebanyak 5 g kalium iodida dilarutkan dalam 10 ml air suling. Kedua larutan dicampur kemudian ditambahkan air suling secukupnya hingga 100 ml Depkes, 1995.

3.2.8 Pereaksi Molish

Sebanyak 3 g α-naftol ditimbang, kemudian dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga diperoleh larutan 100 ml Depkes, 1995.

3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Tumbuhan

3.3.1 Pengumpulan bahan tumbuhan

Pengumpulan tumbuhan dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan bahan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Pengambilan tumbuhan dilakukan dengan memilih buah pinang yang telah matang dan berwarna kuning kemerahan, yang diambil dari daerah Simalingkar B, Kecamatan Medan Johor, Medan, Provinsi Sumatera Utara. Gambar tumbuhan dan buah pinang dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 49. 19

3.3.2 Identifikasi bahan tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Bogor.

3.3.3 Pengolahan bahan tumbuhan

Bahan tumbuhan yang digunakan adalah sabut pinang Areca catechu L.. Sabut dilepas dari buah pinang menggunakan rampago kemudian dipilah, sehingga didapat serabut atau sabut pinang. Beratnya ditimbang sebagai berat basah. Gambar sabut pinang dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 50. Sabut kemudian dikeringkan di lemari pengering pada suhu ± 40°C. Sampel yang telah kering biasanya ditentukan dari kerapuhan dan mudah patahnya bahan tumbuhan yang dikeringkan. Beratnya kemudian ditimbang, lalu dihaluskan dengan menggunakan blender, diayak dengan ayakan, sehingga didapat serbuk simplisia. Gambar serbuk simplisia sabut pinang dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 51. Serbuk simplisia dimasukkan ke dalam wadah plastik yang tertutup rapat dan disimpan pada suhu kamar.

3.4 Pemeriksaan Karakteritik Simplisia

3.4.1 Pemeriksaan makroskopik

Pemeriksaan makroskopik dilakukan terhadap bahan tumbuhan segar, yaitu sabut pinang Areca catechu L. dengan mengamati bentuk, tekstur dan ukuran, serta pemeriksaan organoleptik dengan mengamati warna, rasa dan bau. Pemeriksaan organoleptik terhadap ekstrak etanol sabut pinang juga dilakukan. 3.4.2 Penetapan kadar air Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen.