Hasil Skrining Fitokimia HASIL DAN PEMBAHASAN

31 Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol sabut pinang Keterangan: + Positif : mengandung golongan senyawa − Negatif : tidak mengandung golongan senyawa Flavonoid dengan penambahan serbuk magnesium Mg dan asam klorida pekat menghasilkan larutan berwarna kuning pada lapisan amil alkohol Farnsworth, 1966, sedangkan glikosida dengan penambahan pereaksi Molish dan asam sulfat pekat membentuk cincin ungu Depkes, 1995. Pemeriksaan pektin dilakukan dengan cara ekstraksi pada suhu 95 °C selama 40 menit, menggunakan air suling yang telah diasamkan dengan asam klorida 1 N. suhu yang tinggi akan membantu difusi pelarut ke dalam jaringan tanaman dan dapat meningkatkan aktivitas pelarut dalam menghidrolisis pectin yang terdapat di dalam dinding sel tanaman. Fungsi asam klorida untuk memutuskan ikatan antara asam pektinat dengan selulosa, menghidrolisa protopektin menjadi molekul yang lebih kecil dan menghidrolisa gugus metil ester pektin. Proses pengendapan dengan etanol mengakibatkan stabilitas koloidal pektin terganggu, sehingga pektin menjadi terkoagulasi Hariyati, 2006.

4.4 Pengujian Efek Antidiare

Pengujian efek antidiare dari suspensi ekstrak etanol sabut pinang EESP No. Golongan senyawa Hasil Simplisia Ekstrak 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Alkaloid Flavonoid Tanin SteroidTriterpenoid Saponin Glikosida Pektin - + - - - + + - + - - - + + 32 diawali dengan melakukan orientasi dosis. Dosis yang digunakan, yaitu 25, 50, 75, 100, 125 dan 150 mgkg bb. Dosis 25, 50, 75 dan 100 mgkg bb digunakan dalam penelitian karena menunjukkan efek antidiare, sedangkan dosis 125 dan 150 mgkg juga menunjukkan efek antidiare, namun efek yang dihasilkan lebih kuat dibandingkan dengan loperamid HCl 1 mgkg bb, sehingga tidak digunakan dalam penelitian. Hasil orientasi dapat dilihat pada Lampiran 17, halaman 69. Tikus dipuasakan 18 jam sebelum penelitian, kemudian ditimbang dan ditandai. Tikus diberikan oleum ricini sebanyak 2 ml200 g bb tikus. Satu jam setelah pemberian oleum ricini, masing-masing kelompok diberi perlakuan, yaitu kelompok kontrol negatif diberikan suspensi CMC dosis 1 bv, kelompok kontrol positif diberikan suspensi loperamid HCl dosis 1 mgkg bb dan kelompok bahan uji diberikan suspensi EESP yang masing-masing terdiri dari empat dosis, yaitu 25, 50, 75, 100 mgkg bb. Penentuan efek antidiare dari ekstrak etanol sabut pinang dilakukan dengan cara mengamati saat mulai terjadinya diare, konsistensi feses, frekuensi diare dan lama terjadinya diare.

4.4.1 Penentuan saat mulai terjadinya diare

Hasil analisis data saat mulai terjadinya diare dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil analisis data saat mulai terjadinya diare Keterangan: OR : oleum ricini EESP : ekstrak etanol sabut pinang Kel Perlakuan Saat mulai terjadinya diare menit ke-±SD 1 OR + CMC 1 bv 56,8±2,28 2 OR + Loperamid HCl 1 mgkg bb 107,8±11,17 3 OR + EESP 25 mgkg bb 82,4±2,51 4 OR + EESP 50 mgkg bb 91,8±2,95 5 OR + EESP 75 mgkg bb 114,0±9,11 6 OR + EESP 100 mgkg bb 127,2±10,11