Penentuan frekuensi diare Pengujian Efek Antidiare

38 Gambar 4.4 Grafik frekuensi diare Tabel 4.7 dan Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa kelompok pemberian suspensi CMC Na 1 bv menunjukkan lebih banyak terjadinya diare, yaitu sebanyak 7 kali, daripada kelompok pemberian suspensi loperamid HCl 1 mgkg bb 2,8 kali diare, kelompok suspensi EESP dosis 25 mgkg bb 5 kali diare, dosis 50 mgkg bb 4,4 kali diare, dosis 75 mgkg bb 3,2 kali diare dan dosis 100 mgkg bb 2,4 kali diare. Hasil pengamatan frekuensi diare dapat dilihat pada Lampiran 20, halaman 72. Berdasarkan hasil analisis statistik anova dilanjutkan uji beda rata-rata Duncan, menunjukkan hasil kelompok pemberian suspensi CMC Na 1 bv berbeda secara signifikan terhadap masing-masing kelompok. Efek yang tidak berbeda secara signifikan dihasilkan kelompok pemberian suspensi loperamid HCl 1 mgkg bb dengan suspensi EESP dosis 75 dan 100 mgkg bb, juga kelompok pemberian suspensi EESP dosis 25 dengan 50 mgkg bb. Hasil analisis uji beda rata-rata Duncan dapat dilihat pada Lampiran 23, halaman 81. 7 2,8 5 4,4 3,2 2,4 1 2 3 4 5 6 7 8 OR + CMC 1 bb OR + Loperamid HCL 1 mgkg bb OR + EESP 25 mgkg bb OR + EESP 50 mgkg bb OR + EESP 75 mgkg bb OR + EESP 100 mgkg bb Ju m lah di ar e Perlakuan 39 Penentuan frekuensi diare yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin banyak terjadinya diare, maka aktivitas antidiare akan semakin lemah, begitu juga sebaliknya semakin sedikit terjadinya diare, maka aktivitas antidiare akan semakin kuat.

4.4.4 Penentuan lama terjadinya diare

Hasil analisis data lama terjadinya diare dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil analisis data lama terjadinya diare Keterangan: OR : oleum ricini EESP : ekstrak etanol sabut pinang Gambar 4.5 Grafik lama terjadinya diare 282,6 124,4 191 176 125,4 75,6 50 100 150 200 250 300 OR + CMC 1 bb OR + Loperamid HCL 1 mgkg bb OR + EESP 25 mgkg bb OR + EESP 50 mgkg bb OR + EESP 75 mgkg bb OR + EESP 100 mgkg bb Wa kt u la m a t er ja diny a dia re m en it No Kelompok Lama terjadi diare menit ± SD 1 OR + CMC 1 bv 282,60±14,48 2 OR + Loperamid HCL 1 mgkg bb 124,40±2,88 3 OR + EESP 25 mgkg bb 191,00±0,00 4 OR + EESP 50 mgkg bb 176,00±0,00 5 OR + EESP 75 mgkg bb 125,40±9,29 6 OR + EESP 100 mgkg bb 75,60±2,51 40 Tabel 4.8 dan Gambar 4.5 memperlihatkan bahwa pemberian suspensi CMC Na 1 bv menghasilkan waktu lama terjadinya diare paling lama, yaitu pada menit ke-282,6 . Pemberian suspensi loperamid HCl, yaitu pada menit ke- 124,4. Pemberian suspensi EESP dosis 100 mgkg bb memiliki waktu lama terjadinya diare tersingkat, yaitu pada menit ke-121,8 daripada pemberian suspensi EESP dosis 25 mgkg bb 191 menit, dosis 50 mgkg bb 176 menit dan dosis 75 mgkg bb 125,4 menit. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 20, halaman 72. Berdasarkan uji statistik anova kemudian dilanjutkan uji beda rata-rata Duncan menunjukkan bahwa lama terjadinya diare pada kelompok pemberian suspensi CMC Na 1 bv berbeda secara signifikan dari masing-masing kelompok yang diuji, begitu juga dengan EESP dosis 25, 50 dan 100 mgkg bb yang berbeda secara signifikan. Dosis yang tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan adalah kelompok pemberian suspensi EESP dosis 75 mgkg bb dengan kelompok pemberian suspensi loperamid HCl 1 mgkg bb. Hasil analisis uji beda rata-rata Duncan dapat dilihat pada Lampiran 23, halaman 81. Penentuan lama terjadinya diare yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin lamanya terjadinya