66
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sebagai berikut. a. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri
dari beberapa pertanyaan yang cukup banyak sehingga ada kemungkinan responden menjawab subjektif dan kurang teliti yang
dapat mempengaruhi kualitas data. b. Instrumen pengetahuan belum dikembangkan secara maksimal oleh
peneliti. c. Instrumen sosialisasi K3 dikembangkan secara general oleh peneliti
seharusnya dikembangkan per unit kerja.
6.2 Kejadian Kecelakaan Ringan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa kecelakaan ringan di PT Aqua Golden Mississippi Bekasi adalah sebanyak
62 kasus, dari semua kasus yang terjadi fakta ini masih menunjukkan jumlah yang cukup tinggi. Jenis kecelakaan ringan yang sering terjadi
seperti terpeleset, kesandung, terbentur, dan terjatuh. Walaupun kejadian yang sering terjadi masih dalam kategori
ringan akan tetapi hal ini harus tetap menjadi perhatian perusahaan karena di waktu mendatang kejadian ini akan dapat menghasilkan kecelakaan
kerja yang lebih berat. Kasus kecelakaan mempunyai bentuk seperti piramida. Berdasarkan penelian Bird 1969 dalam Sialagan 2008 suatu
67
kejadian kecelakaan fatal, biasanya didahului dengan adanya 10 kali kecelakaan ringan. Dan 10 kecelakaan ringan itupun sebelumnya juga
didahului oleh adanya 30 kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya peralatan. Sedangkan 30 kecelakaan yang berakibat rusaknya peralatan
muncul setelah andanya 600 kejadian near miss. Kecelakaan ringan yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pekerja, faktor
manajemen, dan faktor lingkungan kerja. Hal ini sesuai dengan teori ILO 1998 yang menyebutkan bahwa penyebab kecelakaan kerja adalah faktor
pekerja, faktor lingkungan kerja dan faktor manajemen. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa pekerja yang
berusia muda lebih banyak daripada pekerja berusia tua, pekerja berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada pekerja perempuan, pekerja yang
baru bekerja lebih banyak daripada pekerja yang sudah lama bekerja, pekerja dengan pengetahuan rendah lebih banyak, pekerja dengan sikap
negatif lebih banyak, pekerja yang tidak patuh terhadap prosedur lebih banyak, pekerja yang menyatakan reward and punishment rendah lebih
banyak, pekerja yang menyatakan sosialisasi K3 rendah lebih banyak, pekerja yang menyatakan pengawasan rendah lebih banyak, pekerja yang
menyatakan housekeeping tidak kondusif lebih banyak. PT Aqua Golden Mississippi Bekasi telah menerapkan program-
program keselamatan kerja. Hal ini terbukti dengan adanya kebijakan K3 yang dibuat oleh perusahaan. Kebijakan ini dibuat sebagai landasan bagi
perusahaan dalam menetapkan program keselamatan sesuai dengan semua unit yang ada di perusahaan. Program keselamatan dibuat agar pekerja
68
aman dan bekerja sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Program tersebut
seperti pelatihan K3, pengawasan, behavior audit, dan investigasi insiden. Selain itu PT Aqua Golden Mississippi Bekasi seharusnya meningkatkan
pengetahuan pekerja, membentuk sikap yang positif bagi pekerja, membuat peraturan dan prosedur K3 yang lebih tegas, pengawasan dan
menciptakan housekeeping yang kondusif dengan rutin melakukan inspeksi housekeeping.
6.3 Hubungan Faktor Karakteristik Pekerja dengan Kecelakaan Ringan