Hubungan Kepatuhan terhadap Prosedur dengan Kecelakaan

80 oleh pekerja lain. Dengan adanya pemodelan tersebut diharapkan dapat mempengaruhi sikap positif pekerja. Selain itu melaksanakan safety talk dan penyuluhan keselamatan sebagai salah satu media informasi bagi pekerja.

6.3.6 Hubungan Kepatuhan terhadap Prosedur dengan Kecelakaan

Ringan Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden yang tidak patuh terhadap SOP lebih banyak daripada responden yang patuh terhadap SOP. Selain itu berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 responden yang tidak patuh terhadap prosedur lebih banyak mengalami kecelakaan ringan daripada responden yang yang patuh terhadap prosedur. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan dengan kecelakaan ringan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tidak patuh responden maka akan semakin tinggi kecelakaan ringan dan sebaliknya semakin patuh responden maka akan semakin rendah kecelakaan ringan. Menurut Reason 1997 dalam Halimah 2010 pekerja hendaknya memiliki kesadaran atas keadaan yang berbahaya sehingga risiko terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalisir. Kesadaran terhadap bahaya yang mengancam dapat diwujudkan dengan mematuhi prosedur dan peraturan yang berlaku dan bekerja sesuai tanggung jawab. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Geller 2001 kepatuhan adalah salah satu bentuk perilaku yang 81 dipengaruhi faktor internal maupun faktor eksternal yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kepatuhan mengikuti prosedur operasi memiliki peranan penting dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja dan mengurangi angka kejadian kecelakaan kerja. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Arifin 2005 terhadap pekerja di PT Bukaka Teknik Utama, Cilengsi menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan menjalankan prosedur terhadap tingginya kejadian kecelakaan kerja. Selanjutnya pekerja yang patuh terhadap prosedur memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melindungi dirinya terhadap bahaya keselamatan kerja karena mereka mengerti risiko yang diterima jika berperilaku patuh ataupun tidak patuh terhadap prosedur yang ada. Pekerja yang patuh akan selalu berperilaku aman dalam melaksanakan pekerjaannya. Sehingga dapat mengurangi jumlah kecelakaan kerja. Sebaliknya pekerja yang tidak patuh terhadap prosedur akan cenderung melakukan kesalahan dalam setiap proses kerja karena tidak mematuhi standar dan prosedur yang ada. Hal ini disebabkan karena mereka tidak memiliki kesadaran terhadap keadaan yang berbahaya dan risiko yang diterima. Mereka merasa bahwa prosedur hanya akan membebani dan menjadikan pekerjaan menjadi lebih lama selesai. Pekerja yang tidak patuh akan berperilaku tidak aman karena merasa menyenangkan dan memudahkan pekerjaan. Misalnya pekerja tidak memakai alat pelindung diri karena merasa tidak nyaman dan mengganggu proses 82 kerja yang ada. Mereka merasa lebih tahu seluk beluk pekerjaan sehingga tidak perlu adanya alat pelindung diri dan prosedur- prosedur yang menurut mereka memberatkan. Hal inilah yang dapat meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan ringan bahkan kecelakaan kerja yang lebih berat. Menurut Green 2005 bentuk perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 hal yaitu predisposing factor pengetahuan, sikap, keterampilan, enabling factor peraturan keselamatan, fasilitas keselamatan, reinforcing factor teman kerja, pengawas, keluarga, dan pemberian reward and punishment. Upaya yang telah dilakukan perusahaan adalah memberikan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pekerja, membuat peraturan keselamatan kerja dan menyediakan fasilitas keselamatan seperti alat pelindung diri, dan memberikan reward and punishment. Akan tetapi perusahaan sebaiknya meningkatkan peran pengawas, dan melakukan pemeriksaan rutin terhadap fasilitas keselamatan.

6.4 Hubungan Faktor Organisasi dengan Kecelakaan Ringan