Relasi Individu dengan Lembaga
isi yang baik. Bahasa yang indah artinya dapat menimbulkan kesan dan menghibur pemabacanya. Isi yang baik artinya berguna dan mengandung nilai pendidikan. Indah
dan baik yang ini menjadi fungsi sastra yang terkenal dengan istilah dulce et utile. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra. Penulis karya sastra disebut sastrawan.
36
Pembelajaran sastra penting bagi siswa karena berhubungan erat dengan kepribadian. Sastra dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap cara
berpikir orang mengenai hidup, baik dan buruk, benar dan salah serta cara hidup. Oleh karena itu, selain memberikan kenikmatan dan keindahan, pembelajaran sastra
juga mampu memberikan nilai-nilai sosial yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara.
Pembelajaran sastra di sekolah merupakan sesuatu yang penting dan patut diajarkan sesuai dengan tingkatannya. Dari usia dini, yaitu tingkat Sekolah Dasar
hingga Perguruan Tinggi. Jika sastra diajarkan dengan cara yang tepat, maka pengajaran sastra dapat membantu bidang pendidikan.
Ketepatan dalam pengajaran sastra tersebut dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu: membantu
keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak.
37
Manfaat tersebut juga berguna untuk menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, walaupun sastra sendiri
merupakan karya fiktif. Oleh karena itu, pengajaran sastra dapat dijadikan sebagai pembelajaran yang penting dan patut menempati tempat yang selayaknya.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah Kelompok Mata Pelajaran Wajib. Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari kurikulum pendidikan
menengah dalam kurikulum 2013 yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bangsa, bahasa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk
mengembangkan logika dan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran jasmani serta seni budaya daerah
36
Ibid., h. 17.
37
B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, Yogyakarta: Kanisius, 1988, h. 16.
dan nasional, sedangkan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia termasuk dalam Kelompok Mata Pelajaran Peminatan. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan bertujuan
1 untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan
tinggi, dan 2 untuk mengembangkan minat terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.
Dalam struktur kurikulum SMAMA terdapat penambahan jam belajar per minggu sebanyak 4-6 jam sehingga untuk kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42
jam belajar dan untuk kelas XI dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar, sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar adalah 45 menit. Dengan
adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta
didik perlu latihan untuk mengamati, bertanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dan
menunggu respons peserta didik karena mereka belum terbiasa. Selain itu, bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil
belajar. Mengikutsertakan pengajaran sastra dalam kurikulum berarti akan membantu
siswa berlatih keterampilan membaca, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis yang masing-masing erat kaitannya. Dalam
pengajaran sastra, siswa dapat melatih keterampilan menyimak dengan mendengarkan suatu karya yang dibacakan oleh guru, teman atau lewat pita rekaman.
Siswa dapat melatih keterampilan berbicara dengan ikut berperan dalam suatu drama. Siswa dapat pula meningkatkan keterampilan membaca dengan membacakan puisi
atau prosa cerita. Mengapresiasi sastra itu menarik, siswa dapat mendiskusikannya dan kemudian menuliskan hasil diskusinya sebagai latihan keterampilan menulis.