Tujuan Sistem Pendukung Keputusan Tujuan dari SPK adalah McLeod, 2004: Komponen-komponen Pendukung Keputusan

2.6 Konsep Dasar Sistem Kecerdasan Pendukung Keputusan

Intelligent Decision Support System IDSS atau Kecerdasan Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem pendukung keputusan yang menambah komponen berupa basis pengetahuan dengan tujuan untuk membuat DSS menjadi pintar intelligent. Berbeda dengan sistem pakar, IDSS tetap menghasilkan alternatif solusi yang dijadikan sebagai alat bantu pengambilan keputusan dimana hasil akhir bukan merupakan hasil yang final yang tidak dapat dipertimbangkan kembali. Sedangkan sistem pakar hanya sebuah proses memindahkan kepakaran seseorang pada sebuah program komputer dengan keluaran berupa hasil akhir yang pasti. Pada Gambar 2.2 dapat dilihat diagram alur IDSS dalam menentukan solusi keputusan dengan masukan berupa pengetahuan manusia dan pengukuran lingkungan yang dihimpun menjadi data master atau data utama. Data tersebut akan mengalami proses pembelajaran sebagai dasar pembuatan rules atau aturan pembuatan keputusan. Kemudian dilakukan evaluasi solusi terhadap rules tersebut untuk dijadikan sebagai elternatif keputusan. Gambar 2.2 Diagram Alir IDSS Suwarningsih, 2007 Bila solusi tersebut tidak diterima maka proses selanjutnya akan mengalami proses pembelajaran sampai mengulang kembali untuk menghasilkan solusi yang diterima. Bila solusi diterima maka proses selesai Suwarningsih, 2007.

2.7 Hasil Penelitian IDSS dan DSS sebelumnya

Penelitian DSS dan IDSS telah banyak dilakukan orang hampir di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Penelitian DSS dan IDSS tersebut dilakukan semata-mata hanya ingin mengetahui sejauh mana sebuah perusahaan menjalankan komitmennya terhadap pelanggan demi loyalitas pelanggan. Berikut dipaparkan beberapa penelitian DSS dan IDSS yang telah dilakukan dari tahun ke tahun. Tabel 2.1 Hasil Penelitian IDSS dan DSS sebelumnya No Nama Peneliti Bidang Metode Tahun 1. Achabal et al Inventori Forecasting 2000

2. Li YH et al

Pertanian Forecasting 2003

3. Suryadi et al

Pemasaran AHP 2004

4. Absari

jasa angkutan kota Clustering 2004

5. Michalewicz et al

Transportasi dan logistic Algoritma optimasi 2005

6. Kusrini

dan Awaluddin SDM GAP 2006 7. Čižman dan Urh Industri linear programming 2006

8. Elghoniemy et al

Industri Genetic Algorithm dan Fuzzy Logic Intelligent AI 2006

9. Suwarningsih

Pengetahuan Finite automa 2007

10. Tahir et al

Industri Fuzzy Logic 2008

11. Chern et al

Pemasaran Forecasting 2008

12. Ismail

Pemasaran Genetic Algorithm GA dan Tabu Search TS 2008

13. Hermaduanti

dan Kusumadewi kesehatan K-Nearest Neighbor KNN 2008

14. Eliyani et al

Jasa Pembelian Fuzzy Tahani 2009

15. Hamdani

Industri Rule of Thumb 2010

16. Hasan

Transportasi Multiclass Simultaneous Transportation Equilibrium Model MSTEM 2010

2.8 Inventory

2.8.1 Pengertian Inventory

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan inventory. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barangjasa. Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya. Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal Assauri, 2004.

2.8.2 Jenis Persediaan Inventory

Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Jenis –jenis persediaan dapat dibedakan menjadi lima jenis. Assauri, 2004. 1. Persediaan bahan mentah raw material stock Yaitu persediaan dari barang –barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan atau pabrik yang menggunakannya. 2. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli purchased parts Component Stock Yaitu persediaan barang-barang yang terdiri atas parts yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung diassembling dengan parts lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya. 3. Persediaan bahan –bahan pembantu atau barang–barang perlengkapan supplies stock. Yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi. 4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses work in process progress work Yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.