2.6 Konsep Dasar Sistem Kecerdasan Pendukung Keputusan
Intelligent Decision Support System IDSS atau Kecerdasan Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem pendukung keputusan yang menambah
komponen berupa basis pengetahuan dengan tujuan untuk membuat DSS menjadi pintar intelligent. Berbeda dengan sistem pakar, IDSS tetap menghasilkan
alternatif solusi yang dijadikan sebagai alat bantu pengambilan keputusan dimana hasil akhir bukan merupakan hasil yang final yang tidak dapat dipertimbangkan
kembali. Sedangkan sistem pakar hanya sebuah proses memindahkan kepakaran seseorang pada sebuah program komputer dengan keluaran berupa hasil akhir
yang pasti. Pada Gambar 2.2 dapat dilihat diagram alur IDSS dalam menentukan solusi keputusan dengan masukan berupa pengetahuan manusia dan pengukuran
lingkungan yang dihimpun menjadi data master atau data utama. Data tersebut akan mengalami proses pembelajaran sebagai dasar pembuatan rules atau aturan
pembuatan keputusan. Kemudian dilakukan evaluasi solusi terhadap rules tersebut untuk dijadikan sebagai elternatif keputusan.
Gambar 2.2 Diagram Alir IDSS Suwarningsih, 2007
Bila solusi tersebut tidak diterima maka proses selanjutnya akan mengalami proses pembelajaran sampai mengulang kembali untuk menghasilkan
solusi yang diterima. Bila solusi diterima maka proses selesai Suwarningsih, 2007.
2.7 Hasil Penelitian IDSS dan DSS sebelumnya
Penelitian DSS dan IDSS telah banyak dilakukan orang hampir di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Penelitian DSS dan IDSS tersebut dilakukan
semata-mata hanya ingin mengetahui sejauh mana sebuah perusahaan menjalankan komitmennya terhadap pelanggan demi loyalitas pelanggan. Berikut
dipaparkan beberapa penelitian DSS dan IDSS yang telah dilakukan dari tahun ke tahun.
Tabel 2.1 Hasil Penelitian IDSS dan DSS sebelumnya
No Nama Peneliti
Bidang Metode
Tahun 1.
Achabal et al Inventori
Forecasting 2000
2. Li YH et al
Pertanian Forecasting
2003
3. Suryadi et al
Pemasaran AHP
2004
4. Absari
jasa angkutan kota Clustering
2004
5. Michalewicz et al
Transportasi dan
logistic Algoritma optimasi
2005
6. Kusrini
dan Awaluddin
SDM GAP
2006
7.
Čižman dan Urh Industri
linear programming 2006
8. Elghoniemy et al
Industri Genetic Algorithm dan Fuzzy
Logic Intelligent AI 2006
9. Suwarningsih
Pengetahuan Finite automa
2007
10. Tahir et al
Industri Fuzzy Logic
2008
11. Chern et al
Pemasaran Forecasting
2008
12. Ismail
Pemasaran Genetic Algorithm GA dan
Tabu Search TS 2008
13. Hermaduanti
dan Kusumadewi
kesehatan K-Nearest Neighbor KNN
2008
14. Eliyani et al
Jasa Pembelian Fuzzy Tahani
2009
15. Hamdani
Industri Rule of Thumb
2010
16. Hasan
Transportasi Multiclass
Simultaneous Transportation
Equilibrium Model MSTEM
2010
2.8 Inventory
2.8.1 Pengertian Inventory
Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan
inventory. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan
pelanggan yang memerlukan atau meminta barangjasa. Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut hendaknya lebih
besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya. Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal Assauri, 2004.
2.8.2 Jenis Persediaan Inventory
Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Jenis
–jenis persediaan dapat dibedakan menjadi lima jenis. Assauri, 2004.
1. Persediaan bahan mentah raw material stock Yaitu persediaan dari barang
–barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari
supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan atau pabrik yang menggunakannya.
2. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli purchased parts Component Stock
Yaitu persediaan barang-barang yang terdiri atas parts yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung diassembling dengan parts lain,
tanpa melalui proses produksi sebelumnya. 3. Persediaan bahan
–bahan pembantu atau barang–barang perlengkapan supplies stock.
Yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam
bekerjanya suatu perusahaan tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.
4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses work in process progress work
Yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu
diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.