bentuk kerjasama untuk waktu yang cukup lama, misalnya untuk jangka lima tahun kedepan.
4. Tukar-menukar, pengadaan dengan cara ini dilakukan jika terdapat
jumlah koleksi berlebih. Buku yang akan di tukarkan dibuat daftarnya kemudian dikirimkan kepada perpustakaan lain, yang bekerjasama
dengan perpustakaan yang bersangkutan, cara ini juga dapat dilakukan dengan pihak perpustakaan sekolah.
J. Program-program Perpustakaan 1. Mendongeng
Dongeng adalah segala bentuk tulisan narasi baik tertulis maupun secara oral, yang muncul secra turun-temurun, contohnya seperti epik, balada, lagu-lagu
rakyat, dan cerita binatang.
32
Mendongeng dapat dilakukan dengan menggunakan teks yaitu membacakan buku atau bisa juga tanpa teks.
33
Keuntungan membacakan buku adalah ada kemungkinan anak dapat membaca sebelum masuk
sekolah karena terbiasa melihat huruf dan kata-kata dari cerita yang dibacakan, sedangkan kelebihan mendongeng tanpa teks adalah anak dapat ikut di ajak
mengekspresikan dirinya. Dengan melibatkan anak dalam kegiatan ini, maka anak yang mula-mula pemalu dan menutup diri akan berubah sikap, sebaiknya kita
dapat melakukan keduanya.
32
Huck, Charlotte S., and Kiefer, barbara Z., Children`s Literature IN THE Elementary School, New York: Mc Graw Hill, 2004 h. 238
33
Buananta, Murti, Buku Mendongeng dan Minat Membaca, Jakarta: Pustaka Tangga, 2004 h. 9
1.1 Jenis-jenis Dongeng
1. Dongeng Kumulatif, dongeng yang mengutamakan pengulangan hal-hal
yang menjadi klimaks cerita, seperti nama tokoh, kebiasaan, ataupun musik, yang semuanya di sajikan secara kumulatif.
2. Dongeng Pourquoi kenapa, cerita ini biasanya lebih kepada konsep
pertanyaan sebab-akibat pada manusia, tumbuhan, hewan seperti ”..mengapa belalai gajah itu panjang?”, atau ”...mengapa kelelawar tidur
di siang hari?” dan sebagainya. 3.
Dongeng Beast hewan seram; siluman, kebanyakan anak-anak menyukai jenis dongeng ini, berisi tentang hewan yang bisa bicara, atau
hewan berbadan manusia berkepala hewan, 4.
Dongeng Keajaiban, biasanya tentang sihir, misalnya raksasa, atau seorang putri dan penyihir, semua cerita yang mengutamakan magic dan
fantasi dalam ceritanya. 5.
Dongeng Realistis, biasanya subjek atau alatnya ada dalam kehidupan sekarang; nyata.
34
1.2. Teknik Mendongeng
35
Dalam membawakan cerita anda mula-mula mengajak anak untuk membayangkan kira-kira bagaimana tempat kejadiannya, misalnya ditengah
hutan, laut, lalu juga penampilan tokoh-tokohnya, umurnya, pakaiannya dan baru
34
Huck, Charlotte S., and Kiefer, barbara Z., Children`s Literature IN THE Elementary School, New York: Mc Graw Hill, 2004 h. 239-240
35
Buananta, Murti, Buku Mendongeng dan Minat Membaca, Jakarta: Pustaka Tangga, 2004 h.17-18
sedikit pula diberi pengantar mengenai susanan ceritanya dan kapan kira-kira terjadinya. Suara yang wajar dan di iringi dengan gerakan-gerakan yang tepat
akan membawa anak ke negeri dongeng, bila diinginkan bisa pula memakai namanya untuk salah satu tokoh cerita. Anak bisa di libatkan juga misalnya
dengan ikut menyanyikan lagu-lagu pendek yang ada dalam cerita atau bisa juga di beri peran kecil. Bila misalnya dalam cerita ada penggambaran suara-suara
binatang, ada yang berpendapat bahwa menirukan suara binatang dapat di lakukan, tetapi ada juga yang hanya memberi tekanan suara lebih dalam pada kata
yang menggambarkan suara tersebut dan volume suara diperkeras, misalnya kata ”mengaum” dibunyikan sebagai ”....mengauuummm”. Bila anda ada waktu, dapat
pula membuat topi-topi kertas berwajah tokoh-tokoh cerita yang bisa dipakai oleh anak. Dengan kretivitas kita dalam mendongeng, anak akan belajar banyak.
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN
A. Sejarah Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat
Berawal dari ide pihak Pemda DKI untuk mengadakan semacam fasilitas dan sarana dalam rangka ikut serta dalam program pembangunan pemerintah
mencerdaskan bangsa. Pemda DKI Jakarta bersama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama menyusun suatu proyek pendirian
perpustakaan umum pemerintah DKI Jakarta. Kerjasama tersebut tertuang dalam surat keputusan bersama SKB No: 38522SekjDPK1977-1513 tahun 1977
tertanggal 15 Juni 1977 tentang pembangunan perpustakaan umum di DKI Jakarta. Berdasarkan kerjasama tersebut maka di bangunlah gedung perpustakaan
umum yang berlokasi di jalan Tanah Abang 1 Jakarta Pusat. Perpustakaan yang diresmikan pada tanggal 4 Maret 1978 ini merupakan perpustakaan pertama yang
didirikan di Ibukota Jakarta dan merupakan tonggak pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Ibu Kota Jakarta. Pada awalnya, perpustakaan ini
secara teknis administratif dan taktis operasinya berada di bawah Pemda DKI Jakarta yang di tangani oleh direktori IIIkesra.
Pemerintah propinsi Ibukota DKI Jakarta semakin meningkatkan komiten untuk melakukan pembangunan perpustakan umum lainnya di Ibukota Jakarta.
Secara bertahap, di setiap wilayah kotamadya dibangun perpustakaan umum, yaitu perpustakaan umum kotamadaya Jakarta Timur beralamat di komplek pendidikan
Rawa Bunga, Jalan Jati Negara Timur IV pada tahun 1980. Bersamaan dengan itu