Di ruangan yang luasnya sekitar 500m2 terdapat ruang; kepala perpustakaan; bagian teknis; rak buku; ruang baca; sirkulasi; pertemuan dan ruang
audio visual. Perpustakaan juga di lengkapi dengan sejumlah perlengkapan yang di buat dari kayu, kecuali rak display buku yang dibuat dari besi. Semua
perlengkapan baik ukuran maupun tata warnannya di sesuaikan dengan kebutuhan anak. Tempat duduknya berukuran kecil dan pendek berwarna-warni sehingga
terlihat cerah dan menarik. Tepat di belakang tempat duduk tersusun sederetan buku, tata letak ini sengaja di disain berdekatan dengan kursi baca dengan tujuan
agar pengunjung anak-anak bisa langsung meraih buku dengan mudah dan cepat, karena disadarinya sifat anak-anak yang cenderung ingin serba cepat. Selain
tempat duduk variasi meja baca juga di disain secara khusus, ada meja baca yang terintegrasi dengan tiang penyangga bangunan, hal ini di disain dengan tujuan
agar tiang yang terbuat dari beton keras tersebut tidak menjadi ancaman bagi anak-anak, misalnya bila anak-anak sedang bermain berlarian dan kemungkinan
menabrak tiang tersebut maka akibatnya bisa menciderai anak, maka dari itu di buatkanlah meja yang berintegrasi dengan tiang tersebut, semata-mata untuk
menutupi tiang dari ancaman kecelakaan kecil pada anak.
2. Koleksi Layanan Anak
Koleksi pada layanan anak sudah cukup baik, artinya hampir semua koleksi termanfaatkan, buku-bukunya banyak di sukai anak-anak. Komposisi
koleksi sudah cukup bervariasi, dari buku fiksi dan non-fiksi dan bertemakan ilmu pengetahuan dan fantasi. Namun koleksi layanan anak di perpustakaan umum
daerah Jakarta Pusat dari segi jumlah masih tergolong kurang, hal ini bila merujuk pada standar yang dikeluarkan oleh SNI Standar Nasional Indonesia yang
menyebutkan bahwa, Perpustakaan umum kabupatenkota memiliki koleksi buku
sekurang-kurangnya 5.000 judul.
38
Dari jumlah seluruh koleksi anak-anak yaitu 1.417 judul, 2.454 eksemplar buku dengan jumlah anggota sebanyak 433 orang,
maka ketersediaan koleksi dengan kebutuhan pemakai juga masih dikatakan kurang jika kita merujuk perpustakaan yang bertaraf internasional, tidak ada
salahnya jika perpustakaan yang berbasis di Ibu Kota Negara berusaha menyetarakan dengan taraf internasional, hal ini sesuai sumber yang menyebutkan
perpustakaan bertaraf internasional memiliki koleksi milyaran judul dengan ratio minimal 1 : 50 antara pengguna dan koleksi.
39
Namun dari hasil pengamatan penulis selama penelitian kebanyakan anak- anak jenjang Sekolah Dasar SD lebih menyukai koleksi fiksi ketimbang koleksi
non-fiksi, dan dari koleksi fiksi yang ada, komik adalah pilihan pertam mereka, maka dari itu pada bab II di ulas sedikit tentang komik. Koleksi lain yang disukai
anak di perpustakaan adalah buku cerita, kemudian buku tentang binatang. Bagi anak remaja usia 14 tahun, mereka cenderung memilih koleksi non-fiksi seperti
ilmu pngetahuan alam, biologi, sejarah, dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat pula koleksi novel biasanya koleksi ini di gemari oleh mereka jenjang
sekolah SLTP, dan kebanyakan peminatnya adalah anak perempuan. Bagi anak balita mereka biasanya di dampingi orang tua atau oleh pengasuh mereka baby
38
http:SNI 7495-2009 pu.doc, diakses pada hari Rabu, 3 Januari 2010, pukul 08.44 WIB
39
http:pinakesconsulting.wordpress.com20090520perpustakaan-sebagai-salah-satu- indikator-utama-dalam-mendukung-perpustakaan-bertaraf-internasional
, diakses pada hari Rabu, 3 Januari 2010, pukul 08.52 WIB
sitter selama berada di perpustakaan, untuk mereka ada juga ruangan yang berkonsep ”leseh”, di dalam ruangan ini seluruh kegiatan di lakukan di lantai yang
berlaskan matras, koleksi yang di gemari biasanya bukan koleksi cetak namun koleksi material seperti mainan, boneka, play-doh, pensil warna, crayon, dan lain
sebagainya. Kalaupun ada koleksi tercetak yang di gunakan biasanya penggunaannya di dampingi oleh orang tua atau pengasuh yang bertanggung
jawab atas anak tersebut.
B. Kegiatan Layanan Anak 1. Layanan Cerita