59
Tabel 4.13. Distribusi Status Gizi TBU Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan
Medan Baru Tahun 2010
Status Gizi Anak TBU
Normal Pendek
No.
Karakteristik Ibu
n n n
1. Pekerjaan :
− Ibu Rumah Tangga
− Buruh Cuci
− Berdagang
29 1
1 82,9
33,3 50,0
6 2
1 17,1
66,7 50,0
35 3
2 100,0
100,0 100,0
Total 31 77,5 9 22,5 40
100,0
2. Pendidikan :
− SD
− SMP
− SMA
− D-III
3 9
18 1
37,5 69,2
100,0 100,0
5 4
62,5 30,8
0,0 0,0
8 13
18 1
100,0 100,0
100,0 100,0
Total 31 77,5 9 22,5 40
100,0
Hanya 17,1 anak yang status gizi kurang dari 35 anak yang memiliki pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga, sementara sebagian besar 66,7 status
gizi pendek ada pada ibu yang memiliki pekerjaan sebagai buruh cuci. Dalam hal pendidikan ibu, diperoleh semua anak memiliki status gizi normal dengan pendidikan
ibu adalah SMA dan DIII.
4.6.3. Status Gizi BBTB Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu
Latar belakang pendidikan orangtua khususnya ibu merupakan salah satu unsur penting dalam penentuan gizi anak-anak. Dalam suatu keluarga biasanya
seorang ibu yang berperan dalam pemilihan jenis pangan dan penentuan menu keluarga terutama bagi anak-anak.
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.14. Distribusi Status Gizi BBTB Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan
Medan Baru Tahun 2010
Status Gizi Anak BBTB
Normal Kurus
No.
Karakteristik Ibu
n n n
1. Pekerjaan :
− Ibu Rumah Tangga
− Buruh Cuci
− Berdagang
27 1
1 77,1
33,3 50,0
8 2
1 22,9
66,7 50,0
35 3
2 100,0
100,0 100,0
Total 29 72,5 11
27,5 40 100,0
2. Pendidikan :
− SD
− SMP
− SMA
− D-III
3 9
16 1
37,5 69,2
88,9 100,0
5 4
2 62,5
30,8 11,1
0,0 8
13 18
1 100,0
100,0 100,0
100,0
Total 29 72,5
11 27,5
40 100,0
Hasil penelitian diperoleh 35 anak yang memiliki pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga, 77,1 status gizi normal, sementara anak yang memiliki pekerjaan ibu
sebagai buruh cuci 3 orang dan berdagang 2 orang memiliki status gizi sebagai besar kurus. Dari 18 anak yang memiliki pendidikan ibu SMA, hanya 11,1 gizi
kurus, sementara sebagian besar status gizi kurus didapat pada anak yang memiliki pendidikan ibu SD 62,5 dan SMA 30,8.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Konsumsi Pangan Anak
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagian besar 55,0 tingkat konsumsi energi anak pada kategori sedang, dan 17,5 tingkat konsumsi energi anak
baik. Sementara dalam hal konsumsi protein, paling banyak 47,5 tingkat konsumsi protein anak sedang, bahkan ditemukan 15,0 tingkat konsumsi protein
anak baik. Banyaknya tingkat konsumsi energi dan protein sedang didukung oleh tingkat pendidikan ibu sebagian besar 45,0 SMA dan ada sebagian kecil 2,5
lulusan D-III, sehingga diharapkan pengetahuan gizi khususnya yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak juga akan baik.
Anak yang memiliki tingkat konsumsi energi dan protein kurang yaitu masing-masing 27,5 dan 32,5, dan ada anak dengan tingkat konsumsi protein
defisit 5,0. Hal ini dikarenakan masih ada ibu yang memiliki tingkat pendidikan SD 20,0 dan SMP 32,5. Begitu juga dengan jenis pekerjaan ayah yang
kemungkinan besar memperoleh pendapatan rendah seperti buruh bangunan, buruh pabrik, supir angkot, narik becak, dan berdagang.
Pekerjaan ayah sebagian besar buruh bangunan 25,0 dan narik becak 22,5, sedangkan ibu sebagian besar 87,5 berperan sebagai ibu rumah tangga,
namun sebagian kecil ibu bekerja sebagai buruh cuci 7,5 dan berdagang atau jualan 5,0. Pekerjaan ayah sebagai buruh bangunan biasanya berupa buruh harian
yang bekerja pada proyek pembangunan rumah yang bersifat musiman. Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara